[17] Fall in Love

757 68 7
                                    

WARNING YA UNTUK YANG DIBAWAH UMUR BOLEH BACA PART SELANJUTNYA HIHI !

🖤

"Now, can I touch you?"

Pertanyaan panas Brahms membuat Jessica mematung sulit mengubah posisi. Ia tak bisa menatap mata abu tajam yang begitu menghipnotisnya.

"K-Kau sudah bilang kau tidak akan macam-macam." ucap Jessica gugup.

Brahms terkekeh pelan, "Hanya dua macam."

"Kalau aku menolak?"

"Kau tau aku tidak menerima penolakan."

"Lalu kenapa kau bertanya?"

"Itu formalitas."

Jessica tertawa geli mendengar jawaban konyol dan jujur dari Brahms. Mafia itu mengecup bibirnya beberapa kali sambil mengangkat tubuh Jessica memposisikannya berbaring. Jantung Jessica terasa menggila ketika Brahms membuka kaos hitamnya, memperlihatkan tubuh yang selalu menggoda bagi Jessica.

Brahms menggigit bibir bawah Jessica membuatnya terbuka sehingga lidahnya bisa masuk menjelajah. Ia tersenyum simpul lidah Jessica ikut bergerak membalasnya. Wajah cantik yang memerah dan terengah-engah itu tampak seksi di mata Brahms. Ia melepas satu per satu kancing piyama Jessica hingga tersisa bra berwarna biru tua. Kini bibirnya mengecup dan menjilat leher mulus Jessica dengan begitu panas sampai-sampai cewek itu menggigit bibir menahan desahan.

"Kamarku kedap suara. Kau bisa menjerit seperti yang kau lakukan di hotel."

Pipi Jessica sukses merona. Benarkah ia menjerit? Ia tidak ingat.

Mafia itu bergerak melepas kaitan bra milik Jessica. Ia meneguk salivanya melihat payudara sintal yang pernah ia lihat. Ukurannya sedikit membesar dari sebelumnya.

Jessica segera menarik selimut menutupi dadanya, "Bisa tidak kau berhenti menatap seperti itu?"

Lagi-lagi Brahms terkekeh seraya menyingkapkan selimut mereka jauh-jauh, "Memang mataku kenapa?"

"Matamu gila."

"Lalu? Apa lagi selain mataku?"

Jessica semakin merapatkan bibirnya kala lidah Brahms menjilat salah satu putingnya, "Ngh— Lidahmu."

"Lalu?" Brahms sengaja menghisapnya dengan mata menatap Jessica.

"Mulutmu— Aah!"

Bibir Brahms tersenyum puas oleh lolosnya desahan Jessica. Ia menanggalkan seluruh pakaian mereka benar-benar telanjang. Brahms kembali melakukannya di dada satunya. Kali ini ia memasukkan satu jari ke lubang inti Jessica yang pernah ia masuki— bergerak keluar-masuk perlahan membiarkan Jessica meremas rambut belakangnya menikmati.

"Aah, Brahms..."

Sial, sebutan namanya yang setengah mendesah itu melebarkan senyuman Brahms. Ia menambah satu jari lagi ke dalamnya.

"Kau menikmatinya, hm?" Brahms berbisik sambil menggigit rahangnya sensual. Dan Jessica mengangguk lemah sebagai jawaban.

"Brahms..."

"Apa?"

"Bisa kau— lebih cepat?" tanya Jessica malu-malu.

"Okay." Ia bergerak mengikuti kemauan Jessica sampai perempuan itu mendapatkan pelepasannya.

Jessica melotot saat mafia itu mencicipi jarinya tanpa jijik. "Kau jorok."

Brahms membungkam bibir Jessica kemudian ia mengarahkan kejantanannya masuk ke liang senggama Jessica tanpa aba-aba.

Suddenly TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang