NEW VERSION
🖤
Menghirup oksigen pun rasanya seperti menghirup karbondioksida di saat masalah besar bersarang dalam diri. Tak peduli seberapa kuat tubuh terlihat, mereka tidak akan pernah tahu bagaimana pikiran mengalir begitu rumit. Bahkan berbicara pada diri sendiri demi menguatkan pun rasanya sulit.
Itu yang dirasakan Brahms saat ini.
Adrian terus menenangkan Rissa sementara Brahms memilih merokok sebab cewek itu tidak ingin menatapnya sama sekali. Brahms sakit melihat kenyataan ini, tapi akan sakit juga baginya jika Jessica melahirkan keturunan Carter dan merawatnya sendirian. Oh man, melihat Lily geram pada kelakuannya sudah menyiratkan kalau mengurus keturunan Carter sendirian akan sangat merepotkan.
Itulah kenapa di mana ada Lily Valeria Rayan Carter, harus ada Jayden Cateyano. Begitu pula sebaliknya. Karena Brahms Rayan Carter selalu membuat onar seperti mereka dulu. Jadi bisa dibayangkan anak yang mengalirkan darahnya nanti seperti apa, bukan?
"Apa yang mau lo lakuin sekarang?" tanya Rissa disertai jelasnya nada lelah.
"Aku akan tetap bertanggung jawab. Anaknya adalah anakku juga."
Rasanya Rissa ingin mencekik Bosnya sendiri.
"Aku akan merawat keduanya tanpa ada pernikahan. Kau juga tahu aku hanya mencintai Claretta."
Demi Tuhan, Rissa tak tahan ingin membunuhnya.
"Gue baru nemu mafia punya pikiran sempit kayak lo." Rissa melepas tangan Adrian yang merangkul pinggangnya. Ia mengacak rambutnya frustrasi, "Lo berpikir bayi yang ada di perutnya itu bayi lo juga?"
"Meski aku tidak sepenuhnya yakin, aku tau dia belum pernah melakukan seks." ucap Brahms santai.
Mengerti yang dimaksud Brahms, Rissa menghela napas kasar. "Gak ada yang bisa tebak tebal-tipisnya selaput dara, bego. Bisa aja dia hamil sama orang lain sebelum sama lo. Lo aja yang gak tau dia selicik apa."
Adrian dan Rissa selalu menyebut seberapa licik, gila, dan nekatnya Jessica. Tapi ia tidak menemukannya satu pun dari tiga hal itu saat mereka bertemu di bar. Mungkin karena waktu itu Jessica tengah terluka melihat Leo menikah dengan gadisnya.
"Ini keputusanku." jawab Brahms kemudian.
"Gue ngerti dia hidup sendiri di sini, tapi apa lo gak mau pikirin baik-baik gitu? Gimana coba kalo Clare tau?"
"Tanggung jawab tetaplah tanggung jawab." Brahms menarik dasi yang mencekik lehernya. "Gadisku tidak akan tahu jika aku dan kalian menyelesaikan masalah dengan baik."
"Kerjaan lo kali ini emang bentuk tanggung jawab dari pandangan gue sama Rissa—tapi yang namanya ngehamilin cewek tanpa ada komitmen gak bisa kita benarkan." Adrian ikut berkomentar.
"Aku tau. Maka aku minta kalian berdua tutup seluruh media dan tidak perlu memberitahu Jessica siapa aku dalam hidup Claretta, termasuk kehadiran Jessica pada Claretta. Biarkan gadisku bahagia." Brahms melangkah ke pintu keluar ruangannya, "Dan biarkan Jessica hidup, setidaknya sampai dia melahirkan." Lalu ia pergi meninggalkan Adrian dan Rissa yang mencerna perkataannya.
***
Mata Brahms tak berhenti mengawasi iPad-nya yang menampilkan rekaman CCTV apartemen di lantai delapan. Selagi Adrian membereskan koleksi senjata Brahms yang berserakan di dalam penthouse, ia terus menunggu Jessica keluar dari apartemen untuk mengajaknya bicara lebih serius dari sebelumnya.
"Lo bisa lumutan nunggu dia." Rissa meletakkan dua gelas jus jeruk untuknya dan Brahms, "Mending lo ketuk aja pintunya."
"Seorang lelaki juga harus mempertahankan harga diri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Trapped
Romance"Aku tidak percaya pernikahan. Aku hanya ingin hidup bersama membangun keluarga dengan ikatan yang kubuat sendiri." Brahms Rayan Carter adalah mafia berdarah dingin yang sangat mencintai sepupunya sejak kecil. Setelah memberi tempat tinggal sementar...