[15] That Kiss

836 64 0
                                    

NEW VERSION

🖤

Pasangan suami-istri dari keluarga mafia berlarian di halaman mansion besar layaknya masih berumur belasan tahun. Semua dilakukan demi bayi dua tahun bernama Sea yang mengejar mereka sembari tertawa riang di pagi hari. Di sisi lain, kedua orangtua Sea duduk di rerumputan hijau yang beralas kain mengawasi Sea.

"Kau dibesarkan di sini?"

"Tidak, aku dibesarkan di Rouen."

"Rouen? Prancis?" Brahms mengangguk mengiyakan, "Dan kau tinggal di LA?"

"Memang kenapa?"

"Apa kau benar-benar buronan, Brahms?"

Lelaki itu terkekeh, "Of course I'm not. Aku selalu terbebas dari kejahatan."

"Kenapa?"

"Karena aku tidak jahat. Aku hanya membantu Tuhan menghukum makhluknya yang berdosa dan Dia menyukaiku."

Jessica tak percaya kata-kata itu keluar dengan sangat percaya diri dari mulut setan itu.

"Aku bercanda." kekehnya lagi.

"Kau tau Tuhan bukan menyukaimu. Dia hanya bingung di mana tempat yang cocok untukmu karena neraka saja tidak mau menampungmu."

Brahms tertawa, tapi dengan tawa geram. Bagaimana bisa mulut perempuan hamil ini seperti ular berbisa kian hari?

"Oh iya, aku ingin membahas pekerjaan yang mau kau berikan padaku."

"Kau mau menerima pekerjaan sebagai sekretarisku?"

"Tidak semudah itu. Menjadi kasir, waiter, dan content writer sudah kutolak. Gajiku di sana cukup besar jika aku menerima tiga pekerjaan itu." Jessica menyodorkan dua telapak tangannya, "Jadi, berapa gajiku sebagai sekretaris?"

Brahms tidak mengira Jessica akan menanyakan perihal gaji. Apa dia tidak tau berapa gaji menjadi sekretaris seorang mafia seperti dirinya? Tanpa pikir panjang ia meletakkan sebuah black card ke telapak tangan Jessica.

"Itu gajimu." Jessica menganga lebar, "Jadi tinggalkan semua pekerjaan sialan itu." Lalu Brahms masuk ke mansion.

"Apa itu?" Lily menyenggol-nyenggol bahunya penasaran.

"Apa anakmu satu-satunya itu sudah gila, mommy?"

"Dia memang gila. Kau tidak tau?" balas Lily santai.

"Bukan itu maksudku. Dia memberiku black card-nya secara cuma-cuma untuk menggajiku sebagai sekretaris. Itu lebih gila dari kegilaannya!" serunya pusing.

"Lalu? Di mana masalahnya?"

Jessica memijat pelipis, "Aku yakin gaji sekretaris tidak sebesar isi black card yang dia punya."

"Brahms memberikannya karena tau kau mencari kerja untuk dua anak kalian. Terima saja. Dia tidak bercanda untuk itu." tuturnya lembut.

Kadang Jessica heran oleh kebaikan Lily, "Apa kau benar-benar mafia, mommy?"

Lily tertawa renyah seraya duduk di sampingnya, "Apa aku tidak terlihat seperti mafia?"

"Tentu saja! Maksudku kau berbeda dengan daddy dan Brahms— Kau tidak terlihat kejam sama sekali."

"Aku tidak mungkin menunjukkan sifat asliku padamu. Aku sangat nakal dan liar jika kau ingin tau kelakuanku dulu. Tapi sekarang Jayden dan Brahms yang banyak berperan di keluarga ini."

"Aku tidak percaya kau nakal dan liar."

"Aku langganan BK saat SMA."

"Loh? Kalau itu aku juga sama!"

Suddenly TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang