Naruto memandangi Hinata yang tertidur setelah lelah menangis, terlihat jejak-jejak air mata masih tertinggal di wajahnya.
Naruto mengerakan tangannya pelan untuk menghapus jejak air mata di wajah itu, yang tak bisa ia lakukan saat Hinata membuka matanya.
Naruto memperhatikan wajah yang terlelap itu dalam, terlihat kerutan di dahi Hinata yang menandakan bahwa ia masih memiliki beban, bahkan di saat lelapnya. Tangan Naruto bergerak menyentuh dahi itu lembut, mengalirkan cakranya untuk membuat Hinata tidur dengan lebih lelap.
Naruto tidak pernah pergi dari Hinata, sejak tadi Naruto selalu melihat Hinata dari jauh, melihat wanita yang dikasihinya menanggis tersedu-sedu, melihatnya menutup mulut untuk menahan suaranya dan melihat Hinata menghapus air matanya sendiri.
Walaupun air mata itu seolah tidak mau berkerja sama dan terus mengalir di pipinya, meski sang pemilik mata sudah menghapusnya berulang kali.
Naruto merasakan sakit, saat ia tidak bisa melakukan apapun untuk menghibur Hinata, karena pada kenyataannya Narutolah sumber kesedihan Hinata sejak dulu, di tambah kesalahan yang Naruto lakukan menimbulkan luka mendalam bagi wanita cantik itu.
Naruto hanya bisa diam melihat dari kejauhan seperti yang selama ini selalu ia lakukan, Naruto yang selalu datang mengunjungi Hinata secara diam-diam.
Naruto yang selalu menggunakan cakra yang di dapatnya dari alam untuk menyembunyikan cakranya sendiri serta cakra kyubi di tubuhnya, agar menyamarkan keberadaannya di dekat Hinata.
Naruto menjadi seorang pengintai yang sangat baik, melihat sang pujaan hati yang mulai menata hidup tampa melibatkan dirinya. Naruto melihatnya, bagaiaman dalam perjalanan hidup Hinata yang baru, Naruto bukan lagi seseorang yang berada di dalamnya.
Bagaimana Hinata tidak memasukannya lagi di dalam rencana hidupnya di masa depan?
Dan setelah semua itu, Naruto masih sangat ingin egois untuk membuat Hinata memasukannya kembali ke dalam rencana hidup wanita itu di masa depan, menjadi salah satu orang penting yang menjadi sebab sebuah keputusan dalam kehidupan wanita itu di ambil.
Naruto yang sudah merasakan bagaimana rasanya terbuang dan tak di anggap, menutup mata dan memilih egois untuk berjuang mendapatkan Hinata, dan berharap ia bisa menjadi bagian penting dalam hidup wanita itu seperti dulu.
"Maafkan aku Hinata, aku begitu egois untuk mendapatkanmu." Gumam Naruto, mengecup lama dahi Hinata yang tertidur.
Naruto mengankat wajahnya, mengamati wajah itu sebelum pergi meninggalkan Hinata menuju tempat penginapannya bersama dengan Shikamaru.
***
Naruto memasuki kamar penginapan tampa mengeluarkan suara sedikitpun, terlihat Shikamaru yang berbaring terlentang dan melipat kedua tangannya di atas dada. Naruto tahu bahwa Shikamaru tidak tidur dan hanya menutup matanya saja.
Naruto memilih duduk dan tidak memejamkan matanya walaupun masih beberapa jam lagi sebelum mereka berangkat ke Konoha. Ia lebih memilih untuk menunggu matahari terbit dan mengumpulkan cakra mode sanninnya, agar ia bisa bugar saat esok hari.
Saat matahri perlahan menampakan wajahnya, Naruto memilih masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya, Lima belas menit kemudia Naruto keluar dengan tampilan yang lebih baik.
Terlihat Shikamaru sudah selesai dengan dirinya sendiri, sepertinya Shikamaru tidak perlu repot mencuci wajahnya, karena memang dasarnya Shikamaru tidak tidur seperti Naruto, ia hanya menutup mata dan menunggu Naruto yang mengumpulkan cakra alam di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kowareta
FanfictionHinata berusaha keras untuk melupakan Naruto setelah mereka berdua menjalankan misi bersama. Hinata yang tidak ingin menyerah lepas dari bayang-bayang Naruto memutuskan untuk keluar desa. Lalu bagaimana Keadaan Naruto setelah kepergian Hinata? Rate...