"Rasengan!!!" Teriak Naruto.
Nampak Naruto baru saja memberikan serangan kepada beberapa bandit yang menyerang mereka, serangan itu melumpuhkan tiga orang yang tersisa dari serangan Naruto sebelumnya. Terlihat sepuluh tubuh yang sudah tidak sadarkan diri terbaring di tanah setelah menerima serangan Naruto.
Saat ini Naruto, Sakura dan Sai sedang menjalankan misi untuk mengawal seorang pangeran dari utara yang sedang melakukan kunjugan kerja untuk memperluas kerjasama antara kerajaan dan desa-desa ninja di negara api.
Namun karena kedudukan politik dan kekuasaan yang ia miliki cukup besar, banyak dari musuh-musuhnya menyewa pembunuh untuk melenyapkannya, karena mereka takut jika kekuasaan pangeran itu akan semakin luas dan menjadi bumerang untuk mereka suatu saat nanti.
Karena seringnya ancaman pembunuhan yang mereka terima saat di negara api, akhirnya mereka meminta di sediakan jasa pengawalan dari salah satu desa ninja terbaik Konoha, dan juga meminta seorang tabib terbaik untuk menemani kunjugan kerjanya.
Karena bukan hanya melalui serangan secara langsung, namun juga melalui racun atau semua yang ia komsumsi selama berada di negara api. Untuk itu mereka sangat membutuhkan tabib di dalam rombongan mereka itu.
Merasa sedikit bertanggung jawab atas keadaan sang pangeran yang selalu dalam keadaan bahaya di negara api, Kakashi memutuskan memberikan tugas pengawalan kepada anak didik terbaiknya, tim 7.
"Naruto apa kau baik-baik saja?" Tanya Sakura nampak khawatir.
"Aku baik-baik saja Sakura-chan, sebaiknya kita melanjutkan perjalanan sekarang." Ujar Naruto mengalihkan pandangannya melihat Sai.
Melihat Naruto yang telah menyelesaikan gangguan misi mereka, Sai mengangguk dan mengerti.
"Kita lanjutkan perjalanan!" teriak Sai memberitahu rombongan itu.
Nampak sepuluh orang yang bertugas penjaga dan lima pelayan pangeran itu mengangguk dan kembali melanjutkan perjalanan mereka, awalnya rombongan itu hampir berjumlah lima puluh orang, namun sekarang hanya menyisahkan belasan orang saja.
"Apa semua sudah selesai?" Tanya pangeran itu melihat Sai dengan wajah datarnya.
"Sudah tuan, anda tidak perlu khawatir kami akan melakukan penjagaan lebih ketat." Beritahu Sai tersenyum palsu.
"Terimakasih..." Jawab pangeran itu.
Sai mengangguk dan kembali membalik badannya untuk melihat Sakura dan Naruto, nampak di sana Sakura yang masih banyak bertanya tentang keadaan teman mereka itu, dan nampak Naruto yang hanya mengatakan dia baik-baik saja sejak tadi.
Naruto mengikuti perjalanan dengan berada di bagian paling belakang rombongan, sedangkan Sai berada paling depan dan Sakura yang berada di tengah. Mereka sengaja melakukan itu untuk lebih berhati-hati jika mereka kembali di serang secara mendadak sehingga dapat bertindak cepat untuk melindungi pangeran.
Jalanan yang sepi dengan pohon-pohon tinggi di sepanjang jalan membuat suasana yang cukup tenang diperjalanan itu, terlihat semua orang dalam rombongan itu memilih diam dan sibuk dengan pikiran sendiri-sendiri.
Begitupun pikiran Naruto yang melayang ke hari setelah Hinata meninggalkannya di hutan, dihari setelah Hinata meninggalkannya, keesokan harinya Naruto menemui gurunya Kakashi Hatake untuk meminta bantuan agar menolak lamaran tersebut.
Naruto yakin bahwa senseinya itu akan membantunya untuk kali ini, karena sangat tidak masuk akal melakukan pernikahan untuk menjalin hubungan kerja sama antar desa, begitulah yang ada di pikiran Naruto saat itu.
Namun jawaban yang di terimanya bukanlah sebuah dukungan, namun sebuah nasehat yang menyadarkan Naruto bahwa sekarang ia mulai egois untuk dirinya sendiri. Naruto tidak berindak sebagai seorang shinoni, namun hanya seperti seorang pengecut dan tidak menghargai keputusan Hinata sebagai seorang shinobi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kowareta
FanfictionHinata berusaha keras untuk melupakan Naruto setelah mereka berdua menjalankan misi bersama. Hinata yang tidak ingin menyerah lepas dari bayang-bayang Naruto memutuskan untuk keluar desa. Lalu bagaimana Keadaan Naruto setelah kepergian Hinata? Rate...