Naruto membawah Hinata dengan gaya bridal style ke tanah lapang yang berada di atas patung hokage dengan menggunakan kekuatan mode sannin yang membuatnya dapat bergerak dengan cepat.
Naruto masih melihat Hinata yang menutup matanya, wanita itu nampak memejamkan matanya dengan erat dan belum menyadari keadaannya sekarang.
Naruto diam, mengamati setiap inci wajah wanita di tangannya. Wanita itu nampak sempurna dengan semua yang ia miliki, hidung, mata, bibir semua tercipta dengan sangat sempurna. Bodohnya Naruto baru menyadarinya sekarang.
Naruto tersenyum melihat Hinata yang masih menutup matanya, sebenarnya ia ingin terus menatap Hinata seperti itu, namun ia sadar jika melakukan hal itu akan membuat Hinata kesal dengannya.
Maka itu dengan berat hati, Naruto membuka mulutnya untuk memberitahu Hinata bahwa mereka telah sampai.
"Kau bisa membuka matamu, sekarang Hinata..." Ucap Naruto tersenyum.
Mendengar suara yang ia kenal memintanya untuk membuka mata, Hinata dengan perlahan membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah mata biru Naruto yang melihatnya dengan pandangan teduh.
Seolah tersihir dengan tatapan mata itu, Hinata tertegun dengan pancaran lembut mata biru yang di berikan Naruto kepadanya.
"Indah..." Pikir Hinata.
Namun keterpanaan Hinata hanya bertahan sebentar dan hilang saat ia menyadari posisinya yang berada di pelukan Naruto, Hinata dengan cepat bergerak untuk melepaskan tubuhnya dari kedua tangan Naruto yang masih mengangkat tubuhnya.
Hinata berdiri mengamati keadaan sekitar, menolehkan kepalanya ke samping dan melihat hutan yang sering ia kunjungi untuk mencari tanaman obat dulu. Hinata menyadari bahwa mereka sekarang berada di tanah lapang di atas bukit patung Hokage.
"Kenapa kau membawahku kesini?!" Tanya Hinata melihat Naruto yang berada di depannya.
Naruto mengulurkan tangannya ke arah Hinata," Bukahkah ini harus di obati..." Lirik Naruto secara bergantian dari wajah Hinata ke telapak tangannya.
Hinata melihat telapak tangan lelaki di depannya yang tadi menahan bola api untuknya, ada beberapa luka bakar di telapak tangan itu.
"Tapi, kenapa kau membawahku ke sini?!" Tanya Hinata kesal.
"Karena Hinata bisa mngobatinya." Jawab Naruto polos.
"Aku tidak bisa." Bantah Hinata cepat.
"Benarkah? Bukankah Hinata selalu membawah obat herbal khas klan Hyuga?" Tanya Naruto.
Hinata menarik nafasnya, ia merasa tidak punya alasan lagi untuk menolak permintaan orang yang terluka karena menolongnya tadi. Hinata lalu mengeluarkan sebuah tempat obat kecil dari tas kecil yang ia bawah, obat itu berbentuk cream yang dapat dioleskan langsung kepada luka.
Hinata sudah membuka tutup obat itu dan bersiap untuk mengoleskannya di telapak tangannya.
"Tunggu...!" Ujar Naruto menarik tangannya.
"Apalagi?" tanya Hinata melihat datar Naruto.
"Hm...aku ingin duduk di sana." Ujar Naruto menunjuk dua batu besar yang ada di dekat sebuah pohon.
Hinata melihat arah yang di tunjuk Naruto dan melihat sebatang pohon yang di dekatnya ada dua batu besar berdekatan, Hinata tidak tahu sejak kapan dua hal iu ada di sana, karena seingat Hinata dulu tidak ada batu dan pohon yang hidup di sana.
Tampa menunggu respon Hinata, Naruto melangkah ke arah yang di tunjuknya dan duduk di batu Itu.
"Hinata!!!" Panggil Naruto semangat melambaikan tangan ke arah wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kowareta
FanfictionHinata berusaha keras untuk melupakan Naruto setelah mereka berdua menjalankan misi bersama. Hinata yang tidak ingin menyerah lepas dari bayang-bayang Naruto memutuskan untuk keluar desa. Lalu bagaimana Keadaan Naruto setelah kepergian Hinata? Rate...