Bab 28 Epilog

7.8K 378 31
                                    

Malam-malam di desa Konoha berlalu seperti malam-malam lainya yang telah berlalu, tidak ada yang berubah kecuali bagi segintir orang yang telah menjemput takdirnya, setelah sekian malam dilalui seorang diri dengan gelap dan sepi setelah ditinggalkan sendiri.

Mahkluk-mahkluk kesepian yang hidup sendiri sepanjang hidupnya. dengan hati yang sepi tertutupi oleh malam gelap, saat malam tiba dengan gelapnya dunia, ia menjadi pribadi yang meringkuk seorang diri menahan sedih dan sepi, ia tak tau lagi bagaimana untuk melepaskannya, sehingga ia menahannya dan memeluknya seorang diri.

Namun tak seperti hari-hari lalu yang dijalani seorang diri, sekarang sosok itu telah memiliki sandaran yang membuat ia tidak perlu memeluk sepi seorang diri lagi. Sekarang ia mempunyai jiwa yang juga akan memeluknya setiap malam dan sepi yang ia miliki menjadi tidak menyakitkan seperti sebelumnya.

Naruto memasuki rumahnya dan melihat Hinata yang sedang menyiapkan malam malam di meja, lelaki itu berjalan mendekat dan tampa menunggu lama, ia memeluk wanita itu dari belakang.

"Tadaima..." Ucap Naruto dibelakang Hinata

"Okaeri ...Naruto-kun..." Ucap Hinata sedikit kaget oleh pelukan suaminya.

Ya, suaminya karena mereka telah menikah sejak sebulan yang lalu.

Naruto semakin erat memeluk Hinata, dan meletakan dagunya di leher Hinata melihat semua masakan yang telah di siapkan oleh istrinya.

"Terlihat enak..." Puji Naruto.

"Karena itu cepatlah mandi, aku akan mengambil nasinya." Beritahu Hinata tersenyum mendengar pujian Naruto.

Naruto tidak bergerak ia masih memeluk wanitanya dan menghirup aroma harum yang menguar dari tubuh istrinya itu.

"Naruto-kun..." Panggil Hinata lagi.

"Hm..." Gumam Naruto, tidak menghentikan aksinya untuk menghirup aroma Hinata.

"Makan malamnya akan siap, apakah kau tidak ingin mandi dahulu?" Tanya Hinata, melihat suaminya yang tidak ada pergerakan itu.

"Baiklah,...Aku akan mandi." Jawab Naruto sedikit tidak semangat, karena ia masih ingin memeluk Hinata.

"Kalau begitu cepatlah..." Ucap Hinata, sambil melepaskan lingkaran tangan Naruto di perutnya.

"Hm,...baiklah..." Ucap Naruto malas, dan sedikit kecewa karena Hinata melepaskan pelukannya.

***

Setelah selesai makan malam Naruto dan Hinata duduk di sofa panjang yang berada diruang santai rumah mereka, ruangan itu merupakan ruangan yang hampir setiap hari mereka gunakan untuk bersantai sebelum memasuki kamar untuk beristirahat.

Sebuah ruangan santai yang khusus Naruto buat dengan dinding jendela yang besar menggunakan kaca, sehingga mereka bisa menikmati pemandangan yang ada diluar rumah mereka.

Naruto menyandarkan punggungnya kepuggung sofa, lalu menarik nafas panjang melihat Hinata.

"Apakah buku itu lebih menarik dariku?" Tanya Naruto terdengar sedikit merajuk.

Hinata menurunkan bukunya dan melihat wajah Naruto yang duduk di sampingnya.

"Aku ingin tahu akhirnya Naruto-kun." Ucap Hinata.

"Tapi kau seperti mengabaikanku." Jawab Naruto dengan wajah yang dibuat-buat cemberut.

"Aku tidak mengabaikanmu, bukankah Naruto-kun tadi juga membaca bukunya." Jawab Hinata lagi.

"Aku tidak membacanya, aku hanya melihat-lihat." Bantah Naruto.

"Hm...jadi sekarang Naruto-kun ingin apa?" Tanya Hinata.

KowaretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang