Naruto tampak sibuk membantu pembuatan jembatan yang rusak, ia dan penduduk desa setempat sibuk mencari kayu untuk tiang jembatan, sedangkan Shikamaru dengan otak jeniusnya mampu membantu perhitungan bahan dan alat yang dibutuhkan dengan cermat,
Selain itu Shikamaru mampu memperkirakan perhitungan deras air dan kedalaman yang di miliki sungai sehingga pembangunan jembatan bisa bertahan lama dari kucuran dan arus air saat hujan menerpa tiang-tiang penyangga jembatan.
Dengan bantuan Naruto dan Shikamaru, mereka dapat menyelesaikan perkerjaan tepat sebelum matahari terbenam, yang tadinya di perkirakan akan memakan waktu hingga beberapa hari, penduduk desa sangat berterimakasih kepada Naruto dan Shikamaru atas bantuan yang mereka berikan.
Selain itu mereka juga sangat senang dengan masakan yang di sediakan, mereka semua memuji dan mengakui bahwa masakan yang di buat Hinata dan wanita desa yang lain sangat enak, sehingga membuat mereka berkerja dengan penuh semngat.
Awalnya mereka tidak ada keperluan untuk membantu pembangunan jembatan tersebut, namun setelah melihat situasi dan kondisi sulit yang di hadapi penduduk akhirnya Shikamaru turun tangan untuk menghitung formula terbaik dalam pembangunan jembatan, dan tentu saja Shikamru yang menberikan perintah sedangkan Naruto yang berkerja akhirnya.
"Shikamaru kau membuatku berkerja keras, ttbayoo " Ujar Naruto menatap Shikamru meminta pertanggung jawaban.
"Mendokusai Naruto, jangan mengeluh apa kau ingin Mizuki itu yang mendapatkan perhatian Hinata." Ujar Shikamaru menguap malas dan matanya menunjuk malas dua orang yang sedang bicara di depan mereka.
Mendengar itu Naruto mengeleng cepat, tentu saja ia tidak ingin lelaki lain yang mendapatkan perhatian Hinata, ia tidak rela Hinata memberikan perhatiannya kepada yang lain.
"Kalau begitu diamlah, jangan mengeluh." Jawab Shikamaru, dan Naruto hanya bisa mengangguk patuh ke arah Shikamaru seperti anak kecil.
Shikamaru dan Naruto berjalan mendekat ke arah Hinata dan Mizuki, semua orang sudah bersiap-siap untuk pulang begitu juga Hinata dan Mizuki.
"Takabe-san, bisakah kita bicara." Ujar Shikamaru.
"Tentu, Nara-san." Jawab Mizuki.
***
Naruto dan Shikamaru duduk di ruang tamu kediaman Mizuki, mereka datang untuk melakukan pembicaraan tentang penjagaan harta warisan yang ada di desa tersebut, yang sering mendapat serangan dari bandit-bandit dan ninja bayaran yang datang untuk mengambil pusaka peninggalan desa tersebut.
Pihak desa Taki melalui keluarga Mizuki ingin meminta bantuan kepada desa Konoha agar menjaga pusaka tersebut, menurut informasi yang baru di ketahui oleh Shikamaru, pusaka itu adalah sebuah peta yang menunjukan tambang emas bumi yang melimpah, dan peta itu sendiri akan bisa menunjukan tempatnya dengan pasti.
Namun karena keserakahaan beberapa pihak yang menginginkan agar harta itu hanya menjadi milik mereka, banyak yang telah mengirimkan ninja-ninja hebat untuk mencuri peta itu dari desa, sehingga tidak sedikit penjaga yang telah meregang nyawa karena peta itu.
Untuk itu para tetua yang ada bersepakat untuk sementara waktu peta itu akan di sembunyikan di tempat yang aman, sampai kodisi kembali kondusif dan bisa melakukan pengelolaan dengan bijak.
"Desa Konoha terkenal karena kejujuran dan kebijaksanaan pemimpinnya, untuk itu kami berharap kerjasama ini bisa saling menjaga hubungan antar kedua desa. Ujar tuan Moru Takabe, selaku ayah dari Mizuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kowareta
FanfictionHinata berusaha keras untuk melupakan Naruto setelah mereka berdua menjalankan misi bersama. Hinata yang tidak ingin menyerah lepas dari bayang-bayang Naruto memutuskan untuk keluar desa. Lalu bagaimana Keadaan Naruto setelah kepergian Hinata? Rate...