Bab 5

9.1K 721 32
                                    

Naruto membawa Hinata ke tepi sungai yang berada di utara desa, sungai yang tebingnya dipenuhi oleh bebatuan dipinggirnya serta pohon-pohon tinggi dan besar di sepanjang sungai. Sungai yang memiliki aliran yang tidak begitu deras serta air yang jernih yang dapat memantulkan sinar bulan sehingga memperlihatkan ikan-ikan yang berenang mencari makan di sungai.

Hinata memandang Naruto dengan pandangan yang sulit diartikan, Naruto yang ditatap seperti itu berusaha mendalami pandangan Hinata kepadanya, apakah ada perasaan bahagia atau mungkin rindu yang disampaikan lewat tatapan mata wanita itu.

Namun yang terlihat dimata Naruto hanya tatapan datar milik Hinata, wanita yang ada di depannya terlihat begitu dingin dan tak terjangkau. Tatapan rindu yang Naruto harapkan akan muncul diwajah Hinata tidak terjadi yang ada hanya wajah datar tampa ekspresi.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Hinata datar kepada Naruto.

"Hinata...Aku...." Ujar Naruto ragu ingin mengatakan apa kepada Hinata.

Naruto ingin mengatakan kalau ia sangat merindukan wanita itu dan juga sangat mencintainya. Namun melihat wajah datar milik Hinata saat ini semua ungkapan yang ingin Naruto sampaikan menjadi hilang di tenggorokannya.

Ia takut mendengar jawaban Hinata, yang terlihat membencinya sekarang.

Hinata menaikan satu alisnya seolah-olah bertanya ada apa dengan Naruto sehingga datang menemuinya. Apalagi dengan semua tindakan dan kata-kata konyol yang hampir mempermalukannya tadi.

Hinata melipat tangannya di depan dada dan memandang ke arah sungai yang mengalir, Hinata tidak ingin memandang Naruto yang masih diam tidak mengeluarkan kata-kata sambil menatapnya.

"Hi...Hinata aku...! aku ingin mengatakan sesuatu" ujar Naruto mencoba memberanikan diri setelah membuat Hinata lama menunggunya untuk berbicara.

"Sial!" Maki Naruto kepada dirinya sendiri yang sekarang sangat gugup.

Hinata mengalihkan pandangannya kearah Naruto dan menunggu lelaki itu untuk berbicara, dengan wajah yang masih terlihat datar dimata Naruto.

"Hinata...aku...merindukanmu..." ujar Naruto pelan nyaris tidak terdengar jika Hinata tidak sedang berkonsentrasi, namun karena sekarang Hinata hanya fokus dengan apa yang ingin Naruto sampaikan, suara lelaki itu terdengar cukup jelas ditelinganya.

Deg! Jantung Hinata berdetak mendengar pernyataan Naruto kepadanya. "Naruto..."batin Hinata. menyembunyikan wajah kagetnya.

Naruto menelan dengan pahit air liurnya, begitu malu dengan suaranya yang pelan. Ingin rasanya Naruto melarikan diri karena tidak berbicara dengan lantang di depan wanita yang ia rindukan, namun itu pasti akan lebih memalukan, untuk itu ia memilih berdiam dan melihat wajah Hinata tampa ekspresi milik Hinata.

Jika Naruto sedikit lebih fokus dan berani menatap Hinata maka ia akan melihat wajah wanita itu berubah walaupun hanya sesaat lalu kembali dengan wajahnya yang tampa ekspresi dan terlihat tidak tertarik dengan kehadirannya.

"Naruto...mungkin kau sedikit lelah karena perjalananmu. Mari kita ke penginapanku, aku akan menyiapkan kamar untukmu." Ujar Hinata.

Naruto terbelalak dengan tawaran yang di berikan Hinata. "Hinata menganggapnya lelah karena perjalanan jauh. Itu artinya Hinata tidak menanggapi pernyataannya, artinya Hinata tidak merindukannya. Dengan kata lain Hinata tidak ingin ia di sini. Dia hanya di anggap kelelahan sehingga membual. Terdengar bercanda ditelinga Hinata dan sebuah kebohongan." pikir Naruto.

"Hinata aku tidak lelah! Tidak mungkin aku kelelahan hanya karena dari Konoha ke sini." Bantah Naruto.

"Naruto! Aku tidak tahu apa yang terjadi kepadamu, sehingga kau datang tiba-tiba dan melakukan semua ini kepadaku...!" Jawab Hinata mulai emosi.

KowaretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang