Bab 26

7.6K 540 49
                                    

Hinata membersihkan peralatan makan yang mereka gunakan tadi, sedangkan Naruto memilih untuk naik ke lantai dua setelah Hinata mengatakan ia yang akan membersihkan perlatan makan mereka.

Dan jujur Hinata menyesal karena ia tampa sengaja mengeluarkan nada yang dingin atas ucapan Naruto yang hendak membantunya tadi.

Hinata duduk di kursi meja makan menghela nafasnya panjang melihat ke arah tangga berharap Naruto segera turun dari lantai dua.

"Naruto maafkan aku..." Gumam Hinata merasa penyesal karena ia yang bersikap dingin kepada lelaki itu yang teadi bermaksud membantunya.

Setelah duduk cukup lama di meja makan menunggu Naruto untuk turun dari lantai dua yang tidak juga kunjung menghampirinya, Hinata memutuskan untuk naik untuk menemui lelaki itu.

Hinata ingin minta maaf atas sikap dinginnya kepada lelaki itu.

Hinata berjalan kearah sebuah pintu yang tidak tertutup di lantai dua dan menemukan Naruto yang berdiri melihat foto di dinding ruangan itu, di lihat dari semua peralatan di ruangan itu sepertinya itu merupakan ruangan untuk bersantai.

"Naruto-kun..." Panggil Hinata.

"Hinata..." Jawab Naruto menoleh melihat wanita yang sekarang berdiri di dekat pintu.

Hinata masih belum melangkahkan kakinya untuk mendekat ke arah Naruto, wanita itu masih menunggu ijin dari Naruto apakah lelaki itu memberikannya ijin untuk masuk ke dalam ruangan pribadinya lebih jauh.

"Masuklah..." Ujar Naruto mengerti dengan wanita itu yang belum juga melangkah mendekat kepadanya.

Setelah mendapatkan ijin dari Naruto Hinata melangkahkan kakinya mendekat ke arah Naruto, Hinata mengambil posisi berdiri di samping Naruto dan juga mengikuti pandangan Naruto yang melihat ke arah dinding dimana di sana terdapat gambar yang sejak tadi Naruto pandangi.

"Mereka...." Gumam Hinata melihat gambar itu.

"Hm...Kedua orang tuaku..." Sambung Naruto meneruskan kalimat Hinata tidak berlanjut.

Hinata melirik wajah Naruto dari ekor matanya, nampak dari wajah lelaki itu yang sedikit mengeraskan setelah mengucapkan kalimat itu.

"Mereka pasti sangat bangga kepadamu..." Ucap Hinata tulus.

"Ya...mereka mengatakannya...mereka bilang mereka sangat bangga padaku dan sangat menyayangiku." Ucap Naruto pelan.

Hinata mendengar suara Naruto yang bergetar atas ucapannya sendiri, sepeertinya Naruto sangat merindukan kedua orang tuanya sekarang.

"Hinata..." Panggil Naruto pelan.

"Ya,..." Jawab Hinata pelan.

"Maaf atas tindakan ku tadi..." Ucap Naruto masih memandang foto kedua orang tuannya.

Deg!!! Jantung Hinata berdetak ia mempunyai perasaan buruk dengan apa yang di katakan lelaki itu.

"Aku sudah berjanji tidak akan mengusik dan menyentuhmu....namun tadi aku mengingkari janjiku..."Ujar Naruto terdengar menyes al.

"Naruto....aku- aku...." Ujar Hinata berusaha mengatakan bahwa ia tidak merasa apa yang di lakukan Naruto adalah sebuah kesalahan, itu murni karena kesalahannya sendiri yang tidak bisa mengontrol emosi saat melihat mata lelaki itu.

"Hinata...." Potong Naruto cepat tampa membiarkan Hinata melanjutkan kalimatnya.

Jantung Hinata berdetak saat Naruto menyebut namanya, lelaki itu tidak membiarkannya berbicara sekarang.

"Aku sangat mencintaimu....sangat mencintaimu,... Namun sekarang di depan kedua orang tuaku aku berjanji akan melepaskanmu...aku berjanji...."

"Naruto berhenti!!!" Teriak Hinata.

KowaretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang