Bab 25

6.3K 518 38
                                    

Hinata sudah mendengar kabar tentang Naruto yang telah sadar di rumah sakit, dan berniat untuk menemui lelaki itu, namun saat Hinata hendak mengunjuginya lelaki jinchuriki itu ternyata sudah keluar dari sana.

Sehingga Hinata akhirnya memilih datang mengunjugi lelaki itu di rumahnya. Shikamaru mengatakan bahwa Naruto telah pindah ke rumah peninggalan orang tuannya yang telah selesai di renovasi.

Hinata mengetuk pintu rumah Naruto dengan jantung berdetak, sekuat tenaga Hinata menahan kakinya untuk tidak berlari meninggalkan rumah itu, Hinata tidak tahu harus bagaiman membuka pembicaraan saat menemui lelaki itu nantinya.

Gengaman tangan Hinata pada bekal berisi berbagai makanan yang ia bawak itu nampak mencengkram dengan kuat, Hinata berdiri di depan pintu berwarna coklat itu dengan perasaan gugup menunggu seseorang dari dalam membukakan pintu.

ckleek!!!

Terdengar suara kunci yang di putar dari dalam.

Hinata semakin mengeratkan pegangannya pada bekal di tangannya, wajahnya sedikit menunduk memandangi gagang pintu yang berputar lambat dimatanya.

"Hinata..."Gumam Naruto terkejut akan kedatang wanita itu.

Deg!!!

Jantung Hinata berdetak semakin kencang saat ia mengangkat wajahnya dan melihat wajah Naruto yang nampak terkejut melihat kebebradaannya.

"Na...ru...to...kun..." Jawab Hinata mencicit karena rasa gugupnya.

Hinata dan Naruto saling bertatapan tidak ada yang bersuara di antara mereka, seolah segala sesuatu saling membeku dan membiarkan mereka menghabiskan waktunya dalam diam.

Tampa sadar mata Hinata yang sejak tadi menatap mata Naruto mengeluarkan air mata tampa bisa ia cegah, mengingat pengorban Naruto menolongnya dan semua yang lelaki itu lakukan untuknya.

"Hinata..." Gumam Naruto dan bergerak cepat memeluk tubuh wanita di depannya.

Naruto dengan cepat menarik tubuh Hinata masuk ke dalam rumahnya dan setelahnya membiarkan wanita itu menanggis di dadanya.

"Arigatoo..." Gumam Hinata di dada Naruto.

Naruto tidak mengatakan apapun, ia hanya semakin erat memeluk tubuh wanita itu seolah mengatakan bahwa ia mendengar ucapan wanita itu.

Perlahan tangisan wanita itu mulai mereda, Hinata sedikit memundurkan tubuhnya dari pelukan erat yang Naruto berikan.

Merasakan gerakan Hinata, Naruto juga mulai melepaskan lilitan tangannya di di tubuh wanita itu dengan berat hati.

"A..aku membawahkanmu makan si...ang." Ujar Hinata gugup dan malu karena menanggis sebelum mengatakan apapun.

"Akh! Ah...baiklah terimaksih." Jawab Naruto terkejut dengan ucapan Hinata.

Suasana kembali menjadi canggung di antara keduanya, melihat Hinata yang kurang nyaman akhirnya Naruto berinisiatif untuk mencairkan suasana kaku di antara keduanya setelah masalah yang mereka hadapi selama ini.

"Hm...Apakah itu untuk ku semua?" Tanya Naruto memandangi bungkusan bekal besar yang masih ada di tangan Hinata.

Naruto mengingat bekal itu sebagai benda yang menjadi penghalang saat ia memeluk tubuh Hinata tadi, dan hal itu cukup membuatnya tidak senang akan keberadaan benda itu di antara mereka.

"I..iya." Jawab Hinata memerah malu.

"Kalau begitu, sangat tepat sekali aku belum makan sama sekali sejak pagi." Ucap Naruto tersenyum ceria.

"Naruto kun...kau harus menjaga makanmu..." Ujar Hinata melihat lelaki yang tersenyum seperti biasa kepadanya.

"Maafkan aku Hinata, aku akan berusaha memperbaikinya." Jawab Naruto senang mendengar ucapan Hinata yang peduli dengannya.

KowaretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang