Bab 22

5.7K 528 45
                                    

Beberapa suara terdengar dari sebuah ruangan yang menjadi tempat pertemuan antara desa Konoha dan perwakilan desa Taki, terlihat orang yang telah di tunggu baru saja memasuki ruangan yang telah disediakan oleh desa Konoha.

Di tengah ruangan terdapat sebuah meja panjang yang melingkar, nampak di ruangan itu telah duduk Haktake Kakashi, Hyuga Hiashi, Hyuga Hinata, Shikamaru dan Beberapa daimyo dan ketua dari klan Hyuga.

Sedangkan dari desa Taki diwakili oleh beberapa petinggi desa tersebut dan juga Mizuki sendiri.

Hinata hanya sedikit tersenyum saat Mizuki melihatnya yang tersenyum menyapanya, sebelum duduk di tempat yang telah di sediakan.

Sejak awal pembicaraan yang dipandu oleh Hokage ke-enam selaku tuan rumah, Hinata hanya diam dan mendengarkan seluruh isi pembicaraan antara kedua desa yang membahas tentang berbagai bentuk kerjasama yang akan di jalin.

Hingga pepmbicaraan tentang perjanjian kerjasama berakhir Hinata tidak sekalipun mengeluarkan suara, karena memang Hinata berada di sana bukan untuk membahas hal tersebut, namun bertujuan untuk membahas masalah pernikahannya.

"Mungkin sekarang adalah saatnya untuk membahas masalah lain antara desa Konoha dan desa Taki, namun saya di sini hanya akan menjadi wadah untuk kedua pihak. Semua hal tersebut saya serahkan kepada ketua klan Hyuga yaitu Hyuga Hiashi selaku orang tua dari Hyuga Hinata." Jelas Kakashi.

Jantung Hinata mulai berdetak mendengar kalimat panjang Hokage ke-enam itu, saat memasuki arah pembicaraan alasan keberadaannya di ruangan tersebut.

"Hinata..." Ucap Hiashi yang duduk di sampingnya.

Hinata menonggak dan melihat ke arah Tousannya yang duduk dengan tegap dan melihat lurus kedepan, nampak wajah itu terlihat sudah semakin tua namun tidak melunturkan wajah tegasnya.

"Jangan menunduk..." Peringat Hiashi kepada Hinata pelan.

Hinata tersentak mendengar ucapan tousannya lalu mengangkat kepalanya dengan tenang dan anggun.

"Hai...tousan." Jawab Hinata mengerti.

Hinata menarik nafas panjang dan menatap lurus ke depan, khas seorang putri bangsawan yang telah terlatih bersikap anggun dan sopan kepada tamu-tamu mereka.

Nampak Mizuki yang kembali melihat ke arah Hinata dan tersenyum lembut, yang di balas Hinata dengan senyum sopan senagai tuan rumah.

"Suatu kehormatan bagi kami bisa bertemu dengan ketua klan Hyuga." Ucap perwakilan desa Taki beramah tamah.

Sedangkan Hiashi yang mendengar itu hanya mengangguk sopan atas ucapan dari perwakilan desa yang hendak meminang putrinya itu.

"Mungkin tuan Hiashi sudah mengetahui alasan lain keberadaan kami di desa ini, namun karena hal itu hanya melalui surat dan merasa kurang pantas, oleh sebab itu kami datang secara langsung dan ingin membicarakannya secara langsung." Ujar perwakilan itu lagi.

"Terimaksih atas kunjungan anda dan rombongan ke desa kami." Balas Hiashi sopan.

"Ah...tidak tuan Hiashi, kamilah yang seharusnya berterimakasih karena desa Konoha dan klan Hyuga mau menerima kehadiran kami." Balas lelaki itu lagi.

Nampak semua orang yang berada di ruangan itu tersenyum mendengar kalimat ramah dari perwakilan desa Taki, kecuali Hiashi yang hanya mengangguk sopan dan Hinata yang hanya diam mendengar kalimat basa-basi itu.

"Baiklah...karena kami telah di sini cukup lama, kami akan langsung ke inti pembicaraan selanjutnya." Ujar lelaki dari desa Taki itu.

Suasana yang tadi sedikit cair berubah menjadi begitu sunyi, tidak ada satupun yang mengeluarkan suara saat perwakilan desa Taki itu ingin memasuki inti pembicaraan.

KowaretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang