5. Looking for pain for pleasure

2.9K 143 0
                                    

(◍•ᴗ•◍)❤ Hai, all. Visual Grisham Rutherford bisa di cek di IG Sisilianovel atau kalian cek di you.tube channel Kristin Dean video Alain Delon - Dernièr Danse dan ada video- video Alain Delon lainnya yang sangat aestetik. Selamat menikmati.

Ini episode lanjutan Rich Daddy's.

***

Saat patah hati, mengusir sepi dengan bersenang- senang, kemudian ketika membuka mata di hari esok, menemukan ada seseorang di sisimu, rasanya sedikit melegakan. Grisham menarik napas dalam, mengembuskannya sambil tersenyum melihat Esteva tertidur lelap, meringkuk ke pundaknya, sementara selimut tergulung tidak karuan, tak seberapa menutupi tubuh bugilnya. Gadis itu seperti bidadari yang kehilangan sayap dan sedang mencari perlindungan padanya.

Grisham bergerak perlahan turun dari ranjang. Ia menggunakan kamar mandi di kamar itu, membersihkan diri dengan saksama karena harus bersiap menghadiri pertemuan. Mandinya agak lama, ketika ia keluar, Esteva sudah tidak ada di ranjang. Grisham berdiri membungkus bagian bawah perutnya dengan sehelai handuk. Ia tercenung melihat gadis itu mengenakan kemejanya. Rambut panjang ikalnya berantakan, dibiarkan tergerai. Gadis itu duduk di tepi jendela, memandang keluar sambil mengisap sebatang rokok yang tidak dinyalakan.

Esteva mendapatkan rokok itu di pakaian Grisham. Ia menyesap rasa campuran tembakau dan rempahnya, rasa yang dicecapnya dari bibir Tuannya dan aroma tubuhnya. Dari jendela itu ia memandang ke arah Kastel Bournemouth berada, walaupun tidak kelihatan. Tidak bisa ditampiknya, dalam hati ia masih mengenang Andreas. Ia sudah sangat dekat mewujudkan impiannya berbahagia bersama Andreas, tetapi kenyataan menghancurkan impian itu dalam sekejap.

Grisham menarik rokoknya dari mulut Esteva. Gadis itu terkejut, mata tajam mendeliknya, yang segera berubah merajuk. "Tuan, jangan rusak kesenangan pagi saya," rengek Esteva.

"Kesenangan pagi?" Grisham menyesap rokok itu lalu menyulutnya. Asap mengembus dari sela mulutnya. Ia melirik gadis itu. Esteva mendekapnya, mendempetkan tubuh dengan manja, berserta sorot memelas padanya.

"Saya suka mengecap sesuatu yang berasa di pagi hari saat saya belum makan apa- apa," kata Esteva. Ia biasa menyemil kismis, buah- buahan kering, atau memeras air jeruk lemon dan meminumnya setelah bangun pagi. "Itu menyegarkan pikiran saya."

"Oh, ya? Kalau begitu, jangan rokokku, sayang. Ini tidak cocok untuk perempuan, rasanya terlalu keras." Grisham beranjak menjauh dari sisi Esteva dan memunguti pakaiannya. Ia kembali mendekati Esteva sambil menadahkan sebelah tangan pada gadis itu. "Kemejaku, Eva. Gadis-gadis seharusnya mengenakan gaun mereka, bukan pakaian pria."

Esteva merengut, menegapkan tubuh, membuka kemeja Grisham dan tampillah tubuh polos, berlekuk kencang dan padat, dua munjung kembar bulat sempurna, pinggang halus, perut rata dan area segitiga mungil pertemuan tungkai kakinya.

Grisham sudah menikmati tubuh itu, meninggalkan jejak- jejak kepemilikannya di sana, bahkan menjadi yang pertama menumpahkan serbuk percintaan mereka. Namun pesona gadis itu tetap membuat tubuhnya menggila bagai pemuda di musim perjodohan. Tonggaknya mengokohkan diri di balik handuk. Grisham segera menarik kemejanya dari tangan Esteva seraya memutar tubuh sehingga memunggungi gadis itu. Ada kegiatan lain membuat Grisham ingin bergegas pergi. Grisham mematikan sisa rokoknya di asbak di nakas.

Esteva sangat tidak suka perasaan ditinggalkan dan diabaikan yang ditimbulkan Grisham. Pria itu membenahi kemeja hendak memasangnya. Esteva menarik handuk Grisham sehingga terlepas dan memperlihatkan tubuh bagian bawahnya yang mengoarkan bukti keperkasaan seorang laki- laki.

Grisham terdiam, memelototi handuknya tidak di tempat. Ia melirik ke belakangnya dan di sana, gadis itu berdiri anggun meng handuknya lalu menjatuhkannya ke lantai. Grisham berbalik bersamaan Esteva mendekatinya. "Eva, aku ...." Grisham ternganga. Gadis itu sigap berlutut dan langsung melahap keperkasaannya. Mata Grisham membesar, lalu meredup gelap. Napasnya tersengal berat, suaranya menjadi parau menyebut gadisnya. "Eva ... kau ... sshh ... ahh!" Ia mendorong kepala Esteva agar mengeluarkan miliknya, tetapi gadis itu bersikeras. Ujung miliknya melengkung di lekukan tenggorokan Esteva. "Ohhhh ... Esteva ... hentikan, sayanghh ...."

Rich Daddy's Bad Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang