RDBG 19.

1K 51 0
                                    

Setelah perkelahian di salon itu usai dan Esteva dibawa kabur kusir, para wanita di salon kembali ke dalam untuk merapikan penampilan mereka. Beberapa wanita memang mencari barang mereka seperti wig dan tas tangan, tetapi mereka menemukannya, kecuali Lady Jane McPherson yang kehilangan cincin berliannya. Bahkan setelah ruangan salon rapi seperti semula, cincin itu tetap tidak tampak. Jane kesal bukan main.

"Itu benda kecil, Jane, mungkin sudah hilang entah ke mana," kata temannya.

"Tidak, cincin itu harus ditemukan bagaimana pun caranya," isak kesal Jane. Ia mencerca manajer salon. "Ini semua salahmu, kenapa tidak mengatasi gadis liar itu dengan baik?"

"Maafkan saya, Nyonya. Bagaimana kalau nanti kami cari lagi? Jika ketemu, secepatnya akan kami kabari Anda," pinta manajer salon.

"Ah, aku tidak percaya," tampik Jane. "Jika ada yang menemukannya palingan akan diam saja dan mengambilnya. Itu barang mahal dan satu- satunya di dunia."

Para wanita lainnya bergunjing dan salah satunya berbicara sinis. "Kalau begitu, buat apa lagi berlama-lama di sini jika cincin itu sudah hilang. Lebih baik kita pulang. Jane 'kan kaya raya, kehilangan cincin itu tentunya bukan masalah."

Jane melabrak wanita itu yang bernama Beatrice . "Bukan masalah katamu? Rasakan jika kau kehilangan perhiasanmu juga."

Beatrice balas membentaknya. "Tapi bukan berarti kamu bisa menahan kami di sini. Kami mau pulang dan lanjut kegiatan lainnya. Ada acara minum teh yang harus kuhadiri." Dia lalu melengos hendak pergi, akan tetapi Jane menariknya dengan kasar.

"Kau tidak boleh pergi, kecuali setelah diperiksa. Salah satu dari kalian bisa saja menyembunyikannya untuk membuatku sedih. Kalian selama ini iri padaku. Kalian pikir aku tidak tahu itu!?"

Para wanita aristokrat itu terperangah. "Apa kamu bilang? Kamu menuduh kami mencuri? Aku tidak terima ini. Jane, aku akan mengatakannya pada suamiku."

"Adukan saja kalau kalian berani. Palingan kalian tidak bisa berbuat apa- apa karena suamiku lebih berkuasa daripada suami kalian!"

"Oh, betapa kurang ajarnya," gerutu para wanita itu. "Kami pergi dari sini!" Lalu mereka beranjak berbarengan hendak keluar salon. Akan tetapi Jane menghalangi mereka.

"Tidak ada yang boleh pergi sebelum digeledah!" tudingnya.

"Ini sudah keterlaluan. Kau memperlakukan kami seperti kriminal. Kami tidak bisa menolerir ini. Minggir!"

"Tidak boleh!" teriak Jane dan para wanita itu saling dorong, kemudian sebentar saja menjadi perkelahian lagi.

Salon gaduh oleh suara teriakan. Manajer dan pegawai salon berusaha melerai mereka. Kejadian hari itu berakhir dengan rusaknya pertemanan para sosialita tersebut.

Sementara biangnya, sedang bersantai dengan tuannya di kastel mewah, menikmati sarapan lezat, kemudian berjalan bersama ke teras depan untuk pergi berkuda.

Di halaman depan sudah dipersiapkan sepasang kuda berwarna hitam dan cokelat. Martin, si pengurus kuda, menuntun kedua kuda itu ke teras. Pandangannya lekat pada sosok gadis yang bersama Grisham. Ia merindukan gadis itu. Bersama Esteva benar- benar petualangan liar dambaan pria.

Grisham dan Esteva berjalan bersama dengan tangan bertaut. Mata Esteva berbinar-binar menatap Grisham karena sangat senang mereka akan berkegiatan di luar. Grisham melirik sekilas pada Martin dan senang melihat sorot patah hati pemuda itu.

"Mari, sayang, kubantu kau naik," kata Grisham sambil memegang tangan dan pinggul Esteva. Gadis itu sigap naik ke punggung kuda hitam dan duduk mantap.

"Terima kasih, Tuan," kata Esteva.

Grisham mengambil kuda cokelat dari tangan Martin dan mereka saling melayangkan tatapan penuh arti. Membuat Grisham sedikit tidak senang karena pemuda itu tampaknya cukup agresif. Tidak sungkan menatap balik padanya. Grisham duduk di punggung kuda cokelat. Menyentak menjalankan kuda itu sambil berseru pada gadis piaraannya. "Ayo, Eva, kita pergi!"

Rich Daddy's Bad Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang