13

1.8K 75 0
                                    

(◍•ᴗ•◍)❤ Hai, all. Kalian mungkin perlu clear cache untuk baca bab sebelumnya. terima kasih.

***

Tidak pernah sebelumnya Grisham merasa ingin cepat- cepat pulang. Hari ini tadi, ia menyelesaikan semua urusannya tanpa bertele- tele dan mempersingkat waktu berbincang- bincang. Ia bahkan makan di perjalanan supaya tidak membuang- buang waktu karena kalau makan di restoran dia akan bertemu kolega lalu mereka harus mengobrol panjang lebar. Untuk hari ini, ia ingin segera pulang ke rumahnya karena memikirkan piaraannya sedang putus asa butuh orgasme dan ternyata dugaannya tidak meleset. Gadis itu menikmati diri seorang diri. Kegiatan ekstrakurikuler tidak berhasil untuk Esteva. Gadis itu memang harus diajar keras dan menohok.

Ctar! Ctar!

Letusan cambuk Grisham menghajar bibir bawah Esteva.

"Unggh ... Kyaaah!" pekiknya ketika nyerinya tak tertahankan karena terlalu nikmat.

Sepuluh kali hukuman membuat area kegadisannya merah padam berdenyut panas. Kening Grisham terangkat sebelah menyelidik area itu, melihat reaksi Esteva yang terdongak dan pinggul bergerak memutar poros, gadis itu berada di berahi tingkat tinggi.

"Kau rindu miliku, Eva?" tanya Grisham sambil membuka sabuk celananya.

"Ungh, iya, Tuan ...," jawabnya memelas. Melihat lagi kepunyaan Grisham membuat sorot matanya berbinar-binar. Ingin pria yang dibenci Andreas menodai dirinya lagi dan lagi.

"Aku akan memenuhi keinginanmu, Eva, tetapi sebelum itu, jawab dulu pertanyaanku. Apa yang kau lakukan bersama Martin?"

"Berkuda, Tuan."

"Jangan bohong, Eva. Kau tahu hukumannya kalau kau berbohong padaku," ancam Grisham.

"Saya tidak berbohong, Tuan, kami memang pergi berkuda."

"Selain itu?"

Esteva menyeringai tipis yang Grisham tahu ada yang disembunyikan gadis itu darinya. "Tidak ada," jawab Esteva datar dan lugas.

"Bohong!" desis Grisham. Ia melepas seluruh pakaiannya dan secepatnya mendatangi Esteva, meraih wajah gadis itu lalu menekan kepala Esteva ke bawah perutnya sehingga menelan tonggak keperkasaannya.

"Unggghhh!” Gadis itu tersumpal mulutnya sehingga hanya bisa bersuara engahan.

Grisham menggojlok miliknya di dalam sana hingga air mata berlinang di pipi Esteva. Ia membenahi rambut Esteva agar melihat jelas wajah rakus gadis itu mengulum sepanjang miliknya. Ya, dia memang sangat cantik. Grisham merasa hilang kewarasan. "Kau menyukainya, Eva? Hmm? Kau suka aku memenuhi mulutmu, mencari- cari alasan agar dihukum. Hmm? Kau ingin aku melemparmu ke jalanan? Hmm, tidak, sayang, tidak. Kau terlalu berharga untuk itu."

Alih- alih tidak berdaya dijejali seperti itu, tangan Esteva bergerak menggerayangi paha Grisham dan menggiling bola bergelayutnya yang memadat karena suhu dingin. Benda serupa telur itu menghangat di tangannya.

"Aaah," desah gusar Grisham karena Esteva tahu betul titik- titik perangsangnya. Menyiksa gadis itu menjadi pesta kenikmatan tiada tara. Grisham menumpahkan muatannya dalam mulut gadis itu lalu gojlokannya menjadi perlahan dan keluar dari mulut Esteva beserta isakan halus.

"Tidak, Tuan, jangan diambil, saya belum selesai," katanya lalu kembali melekap di bawah pusar Grisham dan mengemut kejantanan yang melunak itu.

Grisham menghela napas melihat Esteva mengisap sisa- sisa nektarnya padahal sudah banyak yang ditelannya. Grisham duduk di ranjang dan membiarkan gadis itu bersujud padanya. Dewi perang itu kali ini memuja kuda tunggangannya. Ia menikmati lilitan lidah gadis itu pada organ kenyalnya. "Oh, Eva ... kau manis sekali, sayang. Lihat, kau begitu perhatian. Bagaimana aku bisa lepas darimu, sayang. Oh, Eva- ku ...."

Rich Daddy's Bad Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang