4. Enemy and Ally

3.1K 154 2
                                    

Tidak semua orang berdarah bangsawan menjadi bangsawan dan hidup mewah. Bahkan Esteva yang memiliki ayah biologis seorang bangsawan Inggris, pada kenyataannya lahir sebagai anak haram dan besar di jalanan sudut kumuh Spanyol. Ia tidak akan pernah memiliki kehidupan mewah keturunan seperti dambaan banyak orang itu. Ia akan selalu tersisih dan hidup dari caci maki masyarakat. Jadi, apa gunanya hidup menjadi orang baik-baik jika dunia sendiri begitu kejam padamu? Menjadi pemuas nafsu pria yang bisa memberinya kemewahan akan menjadi jalan hidupnya. Berlakulah bagai gadis bodoh dan mengiba yang haus kasih sayang.

Grisham mengulum jarinya yang basah setelah menyentuh mukosa gadis itu. Matanya menyeret tajam Esteva, memikirkan apa saja yang bisa dilakukannya pada Esteva. Gadis itu telanjang, tanpa ada yang menghalanginya menyentuh setiap jengkal tubuh menggiurkan itu. Namun, disuguhi kepolosan dan penyerahan diri Esteva, justru menimbulkan tanya dalam benak Grisham. Ia mengenal beragam orang dan ia bisa mengatakan gadis itu berbohong, tetapi nafsu yang digiring gadis itu sedikit banyak mengaburkan penilaiannya. Ia sudah dikuasai keberahian yang merusak akal sehatnya.

"Hmmph ... Ah, sakit," ringis Esteva saat meletakkan pantat duduk di pinggir ranjang seperti suruhan Grisham. Bekas pecutan Tuan- nya menimbulkan nyeri- nyeri mengerubuti saraf di sekitar celah kegadisannya, yang ternyata membuat area itu semakin menetes basah.

Grisham tidak menggubris ringisan Esteva. Rasa sakit itu adalah pembuka nikmat yang akan membuat Esteva melupakan semua kesedihannya. "Belajarlah dari rasa sakit ini, manis. Kelak kau akan merasakan kenikmatan darinya," seringai Grisham. Ia membungkuk meraih pergelangan kaki Esteva, mengangkatnya agar berpijak ke tepian ranjang, membuat kaki gadis itu mengangkang, terbuka selebar mungkin agar ia mendapatkan penampakan leluasa celah rahasia Esteva.

"Kyaaah!" Punggung Esteva terdoyong ke belakang sehingga bertumpu dengan kedua sikunya agar tidak terbaring. Ia berdebar- debar mengamati apa yang Grisham lakukan pada dirinya.

Grisham melepas sarung tangan yang sebelah, melemparnya ke belakang, lalu tanpa segan berlutut agar wajahnya berhadapan dengan rongga sakral gadis itu. Ia menghirup aroma kegadisan Esteva dan terpejam terlena wangi lembutnya. Ketika ia membuka mata lagi, sorot mata Grisham menggelap, menatap liar kegadisan Esteva. Ia menggunakan jemari kedua tangan, membuka celah itu bagai membelah buah berduri dari pulau tropis. Pemandangan yang sangat indah tampak di dalam sana. Lubang sangat halus dan sempit, tetapi menjanjikan kenikmatan bagaikan di surga. Telunjuknya mengusap- usap melingkar lekukan berwarna kemerahan pucat di area itu.

Wajah Esteva sontak memanas bagai demam tinggi dan ia terengah. "Ah... Señor ...," lirihnya.

Mata Grisham semakin tajam melihat kilauan basah gadisnya. Ia mendesis parau. "Sshhh! Eva manis .... Panggil aku Tuan ...." Satu ruas jarinya masuk membelai dan menekan tonjolan mungil milik Esteva di dalam sana dan Grisham mendapatkan apa yang ingin didengarnya.

"Ah ... Tuan ...." Esteva ingin menutup kakinya, tetapi tidak bisa karena ditahan tangan pria itu.

Grisham mencabut jarinya keluar dari celah dan bersamaan dengan itu, lebih banyak lendir keluar. Grisham mengubit sejumput, memeriksa cairan itu di ujung jarinya dan melihat bercak merah muda dari setetes darah. Jemarinya mencengkam sekitaran lekukan kegadisan Esteva dan membuka lebih lebar lagi celah itu.

"Kyaaah ...." Esteva kembali terpekik lemah. Panas di dalam tubuhnya semakin memuncak, ditambah Grisham menilik ke dalam sana dan bergumam parau. "Ah, kau masih terlalu mungil, Eva. Aku percaya sekarang Andreas tidak pernah menyentuhmu, bahkan tidak ada seorang pun sebelum aku."

Esteva merasa tersindir, ketahuan Grisham dirinya belum berpengalaman. "Saya mengira akan berharga menjaga keperawanan untuk pria yang saya cintai kelak," gumamnya penuh sesal.

Rich Daddy's Bad Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang