8.

2.1K 108 0
                                    

Britanny duduk sendirian di ruang makan. Sarapan sudah tersaji dan siap disantap, akan tetapi sang Tuan rumah tidak jua muncul. Hingga hari semakin siang, Grisham tidak juga menampakkan batang hidungnya, padahal menjanjikannya pertemuan pagi itu.

Britanny bisa menebak penyebabnya. Apalagi kalau bukan gadis pencuri itu yang pastinya menahan Grisham di kamar. Britanny sangat dongkol hingga dia tidak bisa makan pagi itu. Ia beranjak dari ruang makan. "Ini tidak bisa dibiarkan. Aku akan menemuinya sekarang juga!" geram Britanny.

Ia menuju ke kamar Esteva, akan tetapi Alfred memperingatkannya. "Nona Britanny sepertinya itu bukan ide yang bagus."

Gadis itu mendengkus tak senang. "Bukan ide yang bagus? Ini sudah siang. Grisham tidak pernah sekali pun terlambat makan pagi dan sekarang ia tidak muncul. Apa kau tidak curiga sesuatu mungkin terjadi padanya?"

"Tuan sedang tidur," jawab Alfred tegas. "Jam istirahat Tuan terganggu malam tadi, jadi saya rasa Tuan perlu tidur lebih banyak. Kesehatannya juga sangat penting." Ia menyindir Britanny.

Britanny terdiam di tempat sesaat. Semua orang tahu bukan itu masalahnya, tetapi Grisham dan piaraan barunya benar-benar menunjukkan gelagat perubahan yang tidak bagus.

Di saat Britanny gamang, seorang pelayan berseru memanggilnya sambil berlari kecil. "Nona Britanny! Nona Britanny!"

Britanny dan Alfred menoleh pada wanita itu. "Ada apa?" tanya Britanny.

"Mortimer menemukan kalung Anda, Nona! Tersembunyi di semak- semak di taman."

Alfred dan Britanny tersentak. Terutama Britanny, ia segera berlari ke taman yang dimaksud, yaitu area selasar bangunan kamar tamu di mana salah satunya adalah kamar Esteva.

Mortimer, pria paruh baya tukang kebun Winterwall, berdiri dekat tanaman pagar glossy abelia. Ia menyerahkan kalung liontin berbentuk hati itu ke tangan Britanny lalu menunjuk tempat di mana kalung itu awalnya tergeletak. "Di situ, Nona. Saya menemukannya di sana. Sepertinya, ada yang melemparnya dari selasar."

Mata Britanny berbinar melihat kalung kesayangannya lagi. Tubuhnya menegang setelah mendengar perkataan Mortimer. Ia segera menoleh ke arah kamar Esteva. Alfred berusaha menenangkannya. "Nona, sebaiknya Nona bersihkan dulu kalung Nona dan setelah Tuan bangun, baru Nona kabari soal penemuan ini."

"Tidak! Aku yakin pelakunya adalah Esteva. Aku akan menemuinya sekarang juga." Britanny melangkah cepat ke arah kamar gadis imigran itu.

Di kamar tidur mewah itu, yang biasanya udaranya dingin lembap, sekarang menjadi pengap oleh hawa berahi. Grisham bukannya masih tidur, akan tetapi sesuatu yang nikmat memakunya tetap di ranjang. Ia berbaring telentang di tempat tidur, membuka mata karena Esteva mengulum kejantanannya.

"Oouuhh, sayang, Eva ... Nikmat sekali, sayang ...," erang tersiksa Grisham, merasakan remasan rongga mulut Esteva, kehangatannya dan buaian lidahnya.

Ia mencengkeram rambut hitam gadis itu dan menyentaknya seperti tali kekang kuda. Grisham menggoyang pinggulnya cepat- cepat karena akan segera menembak. "Eva. Aku akan segera keluarrrhhhh, Eva ...."

Pop! Eva menarik kepalanya dari area pubis Grisham, melepaskan kejantanan itu dari mulutnya.

Grisham terperangah. Tidak enak rasanya dilepeh begitu saja di saat ia akan menumpahkan muatannya. "Eva, kenapa? Apa yang kau lakukan?" cecar Grisham.

Gadis bugil itu berlutut dengan kedua kaki terbuka lebar. Kedua tangan berada di muara bibir kegadisannya, membeliak area itu agar Grisham bisa melihat celah kemerahan yang berlendir kelaparan. "Keluarkan di dalam sini saja, Tuan. Saya suka rasanya diisi milik Tuan. Sangat luar biasa."

Rich Daddy's Bad Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang