9.

2.1K 102 0
                                    

(◍•ᴗ•◍)❤ Hai, All. Maaf kalau beberapa episode sangat singkat karena butuh waktu kembali ke jalur cerita ini setelah menggodok cerita lain. Sisil minor revisi dari bab awal. Kalian mungkin perlu clear cache biar terbaca editan terbarunya. Silakan, semoga suka cerita Sisil.

***

"Eva, aku tahu kau di dalam. Buka pintunya, ja.lang! Kau harus menemuiku sekarang juga untuk menuntaskan urusan kita," teriak Britanny dari depan pintu. Ia berkacak pinggang menunggu. Beberapa detik tidak juga ada sahutan, Britanny menggedor lagi.

Brak brak brak!

"Eva, cepat buka pintunya atau kudobrak!" ancam Britanny.

Esteva mengalah. Ia beringsut turun dari ranjang sambil menarik sehelai seprai dan membungkus tubuhnya dengan kain itu. Agak enggan ia membuka pintu sedikit dan berdiri bersandar ke tiang pintu. Britanny dan beberapa pelayan serta Albert berdiri di luar kamarnya. "Ada apa?" tanyanya dengan nada ketus.

Britanny semakin meradang melihat sikapnya. Penampilan Esteva bak bergumul di hutan belantara serta suaranya tidak menunjukkan sopan santun sama sekali. Britanny segera membentaknya. "Baru sehari dua di sini kau sudah berani kurang ajar. Kau pikir Grisham akan selalu membelamu? Kita lihat saja. Mana Grisham?"

Britanny ingin mendorong pintu itu, tetapi Esteva menahannya. "Tuan sedang mandi. Apa Anda ingin mengganggunya juga di saat ia sedang membersihkan diri?" tuding Esteva.

Britanny terperangah. "Hah? Jadi, aku pengganggunya sekarang di rumah ini? Sebelum kau ada, semua di rumah ini tertata rapi dan damai. Setelah kau datang, semuanya jadi berubah."

Esteva semringah. "Bukankah itu yang diinginkan Tuan rumah ini? Dia berkata pada saya bahwa dia butuh hiburan. Saya rasa untuk itulah Tuan Grisham membawa saya ke sini."

Britanny melotot. "Hiburan? Apakah mencuri juga hiburan?"

Rahang Esteva mengeras. "Koin emas itu pemberian Tuan Grisham. Saya rasa Anda sudah tahu itu," bantah Esteva.

"Oh ya? Lalu bagaimana dengan ini?" Britanny memperlihatkan kalungnya.

Esteva berseru riang yang dibuat- buat. "Oh, Anda sudah menemukannya. Selamat!"

Britanny memicingkan matanya. "Jangan berpura- pura senang padahal kau senang melihatku kesusahan," geramnya.

Esteva terperangah lalu mengangkat bahu. "Saya tidak tahu harus berucap apa lagi. Saya rasa Anda akan selalu menyalahkan saya."

"Huh, munafik!"

"Ada apa ini ribut- ribut?" tegur Grisham yang keluar dari kamar mandi hanya berbalut handuk. Ia ke sisi Esteva dan membuka pintu lebih lebar agar bisa berhadapan langsung dengan Britanny. Ia mendorong Esteva agar berdiri di belakangnya.

Para gadis pelayan membuka mata lebar-lebar menatap tubuh telanjang da.da tuan tampan mereka.

"Ada apa lagi, Britanny?" tanya Grisham dengan tubuh masih berembun dan air menetes di ujung- ujung rambut pendeknya.

"Ini, kalungku sudah ketemu," jawab Britanny sambil menampilkan kalungnya.

"Selamat untukmu, Britanny. Aku rasa masalahmu selesai. Lalu kenapa kau menghardik Eva?"

"Karena dia yang membuang kalungku."

Kening Grisham terangkat. Ia tahu Esteva melakukannya, tetapi bukankah itu keisengan biasa. Apa yang harus dipermasalahkan?

Britanny meneruskan tudingannya. "Ia pembohong dan juga pandai mencuri. Kau harus mengusirnya dari tempat ini atau dia akan membuat masalah lebih besar!"

Rich Daddy's Bad Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang