RDBG 27

980 45 0
                                    

"Surat apa, Eva? Punya siapa?" selidik Grisham yang mendempet Esteva sehingga duduk mengangkang dan ia leluasa membelai muara wadah sirop mapel gadis itu.

Mata Esteva tertutup dan menggigit bibir. "Uungh! Milik salah satu Marquis itu," sahutnya cepat lalu sibuk mendesah dan menggoyang pinggul. "Enggghh, ahh, mulai lagiiih ...."

Grisham menambahinya dengan kecupan di sekeliling gunung dara Esteva. Ia berujar serak. "Kenapa kau mencurinya, sayang? Hmmh?" Seruput- seruput menyesap buah kismis gadisnya.

"Karena ... enggh, saya tidak suka mereka. Mereka tidak suka dengan Tuan."

"Lalu di mana suratnya, sayang. Biar aku melihatnya sebentar."

Esteva merogoh di lipatan lapisan gaunnya yang sangkut tidak karuan di pinggulnya. "Ini dia, Tuan," katanya berusaha waras, menyerahkan surat itu ke tangan Grisham.

Sambil menyesap sari kismis gadis piaraannya, Grisham melihat amplop surat itu bersegel Bank Royal Inggris. Isinya kemungkinan selembar cek atau sertifikat surat berharga (saham). Amplop itu polos bersih. Tidak ada nama penerima ataupun pengirim tertera.

Esteva menceritakan lagi kenapa ia mencuri surat itu. "Mereka masing-masing punya satu dan membicarakannya sangat serius. Saya pikir surat itu pasti penting bagi mereka, jadi saya curi."

Grisham mencoba menelaah maksud Esteva. Akhirnya ia memutuskan berhenti menyusu pada piaraannya dan berbicara sungguh- sungguh pada Esteva. "Kau sering melakukan ini, Eva?" tanyanya.

Esteva tidak ingin menjawab pertanyaan itu. Ia mendesah nyaring. "Aahhh, saya mau keluar lagiiih! Engghh!"

Grisham menjatuhkan amplop itu dan segera memburu menindih Esteva, menyegel mulutnya dengan ciuman agar teriakan kepuasannya tidak terdengar keluar ruangan. Setelah gadis itu lebih tenang barulah Grisham melepaskan ciumannya dan menghela napas dalam- dalam. "Gila! Kita semakin liar dan tidak tahu tempat. Benar-benar kita tidak boleh melakukan ini di gedung parlemen lagi, Eva," tegur Grisham.

Esteva meninju gemas da.da Grisham lalu mencubitnya sambil mencebik. "Ini 'kan salah Tuan sendiri kenapa menguji gioknya di sini? Aahh!"

Grisham tidak terima disalahkan. Ia balas dengan mencubit kedua kismis mungil Esteva dan merutuknya. "Bukannya kamu yang mulai? Kau seharusnya jangan dekat-dekat dua orang tadi. Aku 'kan jadi curiga." Kemudian Grisham mengusap muara rahim Esteva dan memperlihatkan lelehan nafsu gadis itu membasahi telapak tangannya. "Aku tidak mau membagi sirop ini dengan mereka," ungkap Grisham. Kemudian ia menyesap kismis gadis itu dan di selanya ia meracau lagi. "Dan aku juga tidak mau membagi buah ini dengan mereka. Nyup!" Lalu ia mengisap kuat sambil terpejam keenakan.

Esteva tertawa dan menjitak jidat Grisham. Pria itu membuka mata mendelik tajam. Esteva geregetan, menjulurkan lidah mengejek Grisham. Pria itu melepaskan kismisnya dari mulut, berpindah ke bibir Esteva.

Grisham melahap bibir dan seisi mulut gadis itu sambil menggerundel merajuk. "Dan aku juga tidak mau ... mulut ini dijejali milik mereka. Kau tahu, mulutmu menjerumuskan para pria dan lidahmu adalah iblisnya." Grisham menggigit lidah Esteva hingga gadis itu terpekik dan terengah.

"Aaah, sshhh, aaah ...."

Gigitan di lidahnya menyalurkan nyeri hukuman kenakalan. Membooster berahinya. Esteva menautkan kakinya di pinggul Grisham dan memimik pria itu mengguncang pinggulnya.

Grisham senang- senang saja. Ia menampar- nampar pantat Esteva sambil berujar menyemangati gadis itu. "Ayo, sayang! Terus berkendara, sayang! Gapai kepuasanmu."

Ketika Esteva mencapai tujuannya, Grisham meredam teriakan Esteva dengan ciuman kuat dan kasar.

Selanjutnya Esteva terkapar kehabisan tenaga. Tangannya lunglai dan kelopak matanya pun terasa sangat berat. Berbicara pun ia tidak sanggup lagi, tetapi Grisham memahaminya. Pria itu tersenyum tipis menatap piaraannya tak berdaya oleh mainan baru mereka. Grisham membuka kunci rantai dan mengeluarkan telur giok merah muda perlahan-lahan dari kegadisan Esteva. Gadis itu menjadi jauh lebih tenang. Esteva terlelap sementara Grisham menyimpan telur giok dalam bungkusnybsham merapikan baju Esteva sambil bergumam sendiri. "Kau dan baju seperti musuh bebuyutan saja, sayang. Tunggulah di rumah kita nanti. Kita telanjang sepanjang waktu. Tidak akan ada yang mengkritik atau mengganggu kesenangan kita, sayang." Ia membenahi posisi korset dan bra, serta merta menangkup kedua buah dara gadis itu. Grisham menyempatkan meremasnya.

Rich Daddy's Bad Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang