RDBG 15.

1.1K 60 0
                                    

Grisham menyelam ke dalam air, akan tetapi gelapnya malam membutakan penglihatannya. Ia tidak melihat apa pun dalam air, apalagi sosok Esteva. Ia muncul ke permukaan untuk menarik napas dan menyelam lagi beberapa kali, tetapi gadis itu tidak ada di mana pun. Grisham terengah karena cemas. Ia melihat sekeliling, permukaan air bergelombang bekas ia menyelam. Esteva menjelajah laut, tidak mungkin ia tidak bisa berenang, tetapi gadis itu tenggelam dan tidak muncul-muncul lagi membuatnya cemas.

Suara tawa geli terdengar di belakangnya. Grisham lekas berbalik dan berujar gusar. "Eva, kau mengerjaiku!"

Gadis itu tertawa semakin gelak, sehingga Grisham semakin geregetan. Ia mendekap pinggang Esteva dalam air dan berujar dengan rahang dirapatkan. "Kau senang membuat pria tua ini kelabakan, ha?" Grisham menggigit lekukan leher gadis itu, malah menimbulkan geli dan Esteva tertawa lepas.

"Iya, senang. Biar Tuan terus memikirkan saya dan memperhatikan saya." Sorot mata Esteva menjadi sayu dan wajahnya bersemu. Dingin air berlawanan dengan tubuhnya yang memanas dalam dekapan Grisham. Ia mengusap kening pria itu dan memperhatikan kerutan di sudut matanya tampak jelas meskipun dalam keremangan. Ia berujar lembut. "Saya suka pria yang lebih tua. Tuan matang dan mapan serta sangat pengertian."

Kedua kaki Esteva bertaut di pinggang Grisham dan ia melahap bibir pria itu. Grisham memeganginya dan membawa ke tepi danau. Menggendongnya keluar air sambil bercum.bu tanpa putus, lalu merebahkan Esteva di hamparan selimut.

Grisham membuka tautan kaki Esteva dan menahan pahanya sehingga gadis itu membuka kaki lebar- lebar untuknya. Kejantanannya mengeras, berdiri tegak sejak cumbuan dalam air. Ia mendesah parau. "Sayang, aku memasukimu lagi."

Esteva mengangguk kecil. Suaranya tercekat menyahut. "Iya, Tuan Grisham, silakan. Sshhh, aahhh ...." Ia terdongak nanar merasakan batang besar dan panjang memadati rongganya.

Grisham meracau merasakan rapatnya lapisan dara Esteva. Ia nyaris tidak melihat apa-apa lagi di kegelapan malam itu. Hanya tubuh dan wajah Esteva yang bersemu tampak di matanya. Grisham mengusap pipi gadis itu sambil menggoyang tubuh mereka. "Sayang ...," sebutnya mesra. Lalu kedua tangannya menangkup gundukan dara Esteva agar tidak berayun oleh dorongannya. "Sayang ...," ucapnya lagi. Ia meremas-remas sehingga kedua buah kembar itu menghangat.

Jemari Esteva menaut jemari Grisham yang sibuk di dadanya. "Hah, iya, Tuan ...," sahutnya. "Peras, Tuan, lebih kuat."

"Uhh," lenguh Grisham menuruti keinginan gadis itu. Seketika punggung Esteva melengkung dan buah kismis mungil mengacung keras, tidak disia-siakan Grisham, diisapnya kuat silih berganti sampai bersuara menyeruput nyaring.

"Tuannh ...," engah Esteva seakan tidak berdaya padahal otot- otot mulut rahimnya meremas kuat milik Grisham.

Grisham terdongak bagai predator jantan melolong pada langit. Ia berusaha sekuat tenaga agar tidak keluar lebih dulu. Grisham rasa menggila. Meningkatkan tempo hunjaman sambil menahan peluru meletus adalah pekerjaan yang sangat berat.

"Eva sayang, kau sudah keluar sayang?" tanya Grisham memburu, meskipun ia tahu jawabannya.

"Belum, Tuan ...."

"Ah, sayang, cepatlah! Aku tidak tahan lagi."

Esteva mengigit bibir. Rasanya sangat enak dihunjam seperti itu, tetapi dia benar- benar belum sampai puncak. Grisham sudah putus asa sekali, ia tidak sampai hati melihatnya. Ia membelai pelipis Grisham dan berujar lembut. "Keluarkan saja, Tuan, tidak apa- apa, saya tidak marah."

Grisham menunduk mengecup bibir Esteva. "Sayang, kau manis sekali," ucap Grisham lalu menggigit bibir Esteva seraya menggeram melepaskan muatannya.

Rich Daddy's Bad Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang