RDBG 22

1K 45 0
                                    

Grisham tahu gadisnya sangat nakal dan tidak akan patuh begitu saja. Seharusnya ia tidak terkejut atau marah lagi pada kelakuan Esteva. Namun menemukannya sedang dinikmati Jonathan, melukai harga dirinya. Mungkin karena ia sedang gusar masalah pekerjaan, hal itu membuat kemarahannya langsung memuncak.

"Tuan?" lirih Jonathan. Melihat wajah Grisham tampak bengis, Jonathan langsung gemetaran sekujur tubuh. Ia berdiri dan gelagapan menjauhi Esteva. Grisham tidak tega melihat wajah pucat pasi pemuda itu. Ia tahu hal itu bukan salah Jonathan. Pemuda itu diperalat oleh gadis bengal yang tidak punya batasan moral ataupun aturan, yang sedang duduk menampakkan liang surganya tanpa rasa takut atau bersalah.

"Keluar!" Grisham membentak Jonathan dan pemuda itu lari terbirit- birit keluar ruangannya.

Grisham bergerak cepat mengunci pintu lalu mendatangi Esteva. Gadis itu berdiri dan menatapnya dengan dagu terangkat. "Perempuan ja.lang!" maki Grisham dan mendaratkan tamparan keras di pipi Esteva.

Plak!

Brakk! Esteva jatuh bersama tumpukan buku yang disenggolnya. Gadis itu mengesot di lantai dan menoleh pada Grisham disertai sorot tajam dan senyum getir serupa mencemooh.

Jika ia membawa cambuknya, sumpah, Grisham akan mencambuk gadis itu dan membuatnya berteriak minta ampun. Esteva memilih tempat yang tepat berbuat kenakalan. Mereka berada di gedung parlemen dan Grisham punya muka yang harus diselamatkan. Ia tidak bisa membiarkan semua orang tahu skandalnya dengan gadis liar itu. Ucapan Esteva membuat Grisham kelu.

"Pukul saja saya lagi jika itu bisa memuaskan Anda, Tuan, saya tidak keberatan, sejak Tuan sudah tahu apa yang saya dambakan."

"Tapi ini di tempat kerjaku!" bentak Grisham berdiri tegap di depan gadis itu selayaknya seorang penguasa. "Banyak orang di sini dan jika mereka menemukanmu dalam keadaan seperti tadi, mau ditaruh ke mana mukaku?"

"Bukankah jadinya sangat menegangkan? Kesenangannya berkali-kali lipat. Tuan tidak tahu berapa kali saya keluar hanya dengan memikirkan Tuan berada di sini," balas Esteva.

Grisham tercenung seketika. Ia memijat pelipis, berusaha menata akal sehatnya. Esteva sudah membuatnya gila. Kesenangan? Keseruan? Ketegangan? Itukah yang dicarinya sehingga nekat berbuat di tempat yang tidak semestinya untuk bersanggama?

"Tapi kau menggunakan asistenku ... dan kursiku? Esteva, apa kau sudah gila?"

Esteva menyibak roknya. Maksudnya untuk merapikan celana dalamnya, akan tetapi pikiran Grisham adalah dia menyentuh dirinya sendiri, tetap lanjut meskipun sedang dimarahi.

"Saya akan menggunakan apa pun yang Tuan miliki untuk memuaskan saya."

"Dan kau tidak bisa menunggu barang sebentar?"

Esteva menyahut dengan suara tinggi. "Saya sudah ketagihan dan butuh penawar secepatnya. Lalu haruskah saya berteriak di tengah rapat agar Tuan tahu saya membutuhkan Tuan? Itukah yang Tuan inginkan?"

Mata Grisham mengerjap- ngerjap. Bayangan Esteva muncul di tengah ruang rapat memamerkan diri di atas meja minta disetubuhi akan menjadi tamparan keras untuk Tuan McPherson, tetapi tentu saja tidak mungkin ia melakukan itu. Esteva adalah piaraannya, sudah jadi hak miliknya. Bukan untuk dilelang kepada tuan-tuan yang lain. Jika Esteva melalukan itu, ia bersumpah akan menyeret Esteva ke kandang dan menghukumnya dengan cambukan.

Pikiran demikian membuat Grisham membayangkan hal ca.bul. Penanda kelelakiannya mengeras menonjol di balik celana. "Issh, sialan!" desis Grisham memaki dirinya sendiri, tidak bisa menutupi terangsangnya. Sorot mata Esteva tepat mengawasi gundukan di bawah kepala sabuknya.

Rich Daddy's Bad Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang