بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
---
"Apa lo bilang?!" tanya lelaki tersebut seraya melayangkan pukulan pada Zanna.
Tapi Zanna lebih dulu menendang perut lelaki itu hingga dia pingan.
"Woii. Bangun!" ujar lelaki berbadan bongsor.
"Berani ya lu." gertak lelaki berbaju merah.
"Beranilah... Masa' nggak." ujar Zanna santai.
"Rasain nih." ujar lelaki tersebut seraya melayangkan pukulannya.
Bughhh...
Mata Zanna seketika membola ketika melihat lelaki berbaju merah yg sudah tersungkur.
"Lelaki tidak seharusnya melayangkan tangan pada perempuan." suara seseorang yg sangat Zanna kenal itu terdengar dari belakangnya.
Zanna membalikkan badannya dan mendapati seorang cowok dengan celana dan juga hoodie hitam. Sang raja sekolah itu menatap sinis kearah 3 orang lelaki yg mengganggu Zanna.
"Za... Karia..." gumam Zanna.
"Siapa lo?! Berani lo sama kita-kita?" sinis cowok berbadan bongsor, sementara itu Zakaria hanya diam tanpa menjawab.
Lelaki berbadan bongsor itu melayangkan pukulan pada Zakaria namun mampu ditangkis oleh Zakaria.
Bughh...
Satu pukulan mendarat diwajah lelaki berbadan bongsor tersebut.
"Cabut aja lah kita." ujar lelaki berbaju merah seraya memapah temannya yg pingsan. Mereka bertiga pun segera pergi meninggalkan Zakaria dan Zanna.
"Saya pamit... Assalamu'alaikum." ujar Zakaria seraya melangkahkan kakinya menjauh dari Zanna.
"Tunggu." suara Zanna berhasil membuat Zakaria berhenti.
"Makasih udah nolongin gue." ujar Zanna.
Zakaria mengangguk. "Sama-sama." Zakaria kembali melangkah menjauh dari Zanna.
Sementara itu Zanna langsung pergi dari taman dengan motornya.
Jam menunjukkan pukul 00.00, tapi Zanna tidak ada niatan sedikitpun untuk pulang kerumah.
Dddrrrttt.... Dddrrrttt... Ddddrrrrttt...
Zanna mengangkat panggilan dari papanya.
"Halo?"
"ZANNA! PULANG SEKARANG! ANAK CEWEK KOK JAM SEGINI BELOM PULANG! PULANG ATAU ASET KAMU PAPA SITA!"
"Iya-iya... Zanna otw pulang nih."
"CEPET ATAU..."
Tuuuutttt
Zanna mematikan telepon secara sepihak. Dia langsung melajukan motornya kerumahnya dengan kecepatan diatas rata-rata.
***
Zanna membuka pintu rumahnya. Lalu ia menuju ke tangga untuk kembali kekamarnya.
"Dari mana aja kamu?" suara berat papa nya tersebut menyapa telinga Zanna.
"Tanding." jawab Zanna singkat.
"Kenapa tanding-tanding segala? Uang yg papa kasih nggak cukup?" sinis Indra, papa Zanna.
Sedangkan Zanna hanya berlalu begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Allah [Na Jaemin]
Teen FictionMemang bukan ketaqwaan mu atau pun kecantikanmu yg membuatku jatuh hati padamu. sampai sekarang pun aku tidak tau alasan aku mencintaimu. Tapi, ketaqwaan mu yg sekaranglah yg semakin meyakinkan aku bahwa aku menjatuhkan hati pada orang yg tepat. Sta...