بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
***
"Assalamu'alaikum abi... Idan berangkat sekolah dulu." Ujar Zidan.
"Iya Idan... hati-hati." Ujar abinya, Zakaria.
"Ogheyy."
Saat ini Zidan sudah tumbuh menjadi remaja dengan wajah yg sangat tampan. Kulitnya putih mulus, rambut hitam pekat yg sangat indah, bibir pink yg selalu terlihat segar dan juga mata hijau yg tampak bersinar.
"Yoo! Dann!" Panggil seseorang.
"Wuiihhh... satu sekolah lagi kita San!" Ujar Zidan pada seorang remaja laki-laki yg selalu menjadi sahabatnya sejak masuk smp. Hasan namanya.
"Yoii! Kitakan prenddd!" Ujar Hasan.
"Iye lahh."
Zidan tumbuh menjadi orang yg ceria. Ia selalu bersikap ramah pada siapapun, namun ketika berhadapan dengan seorang gadis yg bukan mahramnya ia akan selalu ingat batasan.
Ia selalu membatasi berinteraksi dengan lawan jenis. Tapi ga separah bapaknya! Ia juga selalu mengingat pesan almarhumah bundanya 'kamu jaga diri kamu ya! Jangan sampek kegoda sama godaan duniawi. Itu cuma fana!'
"Wuihhh dah pemes aja luu." Ujar Hasan.
Pemes= famous. Diplesetin dikit yee.
"Paan sih lo? Ga mungkin lahh." Ujar Zidan.
"Lihat itu ma men." Ujar Hasan sembari menunjuk deretan siswi yg berdesak-desakan untuk melihatnya.
"Astagfirullah..." gumam Zidan.
"Hahahaa..." sementara itu Hasan tampak sangat puas tertawa.
"ASTAGFIRULLAH UKHTI! ISTIGHFAR... ZINA UKHTI ZINA!" teriak Hasan.
"Hust... diem San. Lo malu-malu in tau nggak." Ujar Zidan sembari tersemelihat tingkah Hasan.
"Ihh nggak papa Dan... biar pada nyadar! Sekarang nyari cewek yg selalu jaga batasan sama cowok itu susah. Haru diseleksi secara ketat." Ujar Hasan.
"Paan sihhh San... dah lahh kekelas aja yokk." Ajak Zidan.
"Kuyy guass nguengg." Ujar Hasan sembari berlari kecil mendahului Zidan.
Sementara itu Zidan hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Tunggu Sann!" Ujar Zidan sembari berlari mengejar Hasan.
"Kejar oii! Aelahh lelet amat lu." Ujar Hasan.
***
Saat ini Zidan dan juga Hasan tengah berada dikantin. Zidan dan juga Hasan tengah melahap makanan mereka.
"Dan? Yg masakin lo siapa sih? Enak banget perasaan." Tanya Hasan.
"Gue masak sendiri. Abi gue sebenernya sih bisa masak. Tapi gua kasian, abi gue kan udah kerja dari pagi sampen malem, jadinya gue yg masak." Jawab Zidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Allah [Na Jaemin]
Teen FictionMemang bukan ketaqwaan mu atau pun kecantikanmu yg membuatku jatuh hati padamu. sampai sekarang pun aku tidak tau alasan aku mencintaimu. Tapi, ketaqwaan mu yg sekaranglah yg semakin meyakinkan aku bahwa aku menjatuhkan hati pada orang yg tepat. Sta...