Albiru Harris Adiprama sudah hampir sampai pada tikungan terakhir menuju basement parkir apartemennya ketika bunyi ponsel yang bergetar di atas dashboard membuatnya melirik sepintas pada benda canggih tersebut. Lelaki itu mengabaikannya, baru kemudian ketika mobilnya sudah terparkir rapi dan mesinnya di matikan, Harris meraih ponselnya hanya untuk menemukan satu panggilan tak terjawab dari Joana.
Aneh, meski dirinya dan si bungsu Jatiadi itu bisa di kategorikan dekat, namun tidak biasanya Joana akan meneleponnya sore-sore begini. Perempuan muda itu pernah beberapa kali menghubungi ketika Harris masih berada di kantor, biasanya untuk memastikan apakah Pramono tidak mengulur jadwal makan siangnya. Tapi kali ini berbeda. Sekarang sudah jam pulang, dan Joana pasti punya alasan yang bagus atas tindakannya, jadi tanpa menunggu lagi pemuda itu segera menghubungi balik.
"Mas Harris."
Belum juga dering ketiga selesai, suara manis anak remaja perempuan itu terdengar dari seberang sambungan.
Harris seketika menarik senyumnya walau Joana tidak bisa melihatnya, "Halo, Jo."
"Hehe, aku ganggu nggak, Mas?"
"Nggak. Mas Harris juga baru pulang kerja." Katanya sembari beringsut turun dari mobil. Setelah memastikan pintunya sudah terkunci, Harris mulai merajut langkahnya menuju lift, "Kenapa?"
"Baru banget pulang kerja apa udah daritadi?"
"Baru banget sampai rumah, sih."
"Yah, yaudah deh nggak usah."
"Loh, kenapa?"
Bertepatan dengan bunyi denting yang nyaring, pintu lift di hadapan Harris menguak terbuka. Menandakan bahwa lelaki itu sudah sampai pada lantai yang di tujunya.
"Tadinya mau minta tolong Mas Harris buat datang ke rumah. Mbak Gia lagi sakit, tadi pulang cepat diantar sama temennya."
Harris yang kebetulan baru sampai di hadapan pintu unitnya segera berhenti memasukkan nomor sandi begitu mendengar penuturan Joana. Pasalnya hari ini Giandra tidak mengiriminya pesan apapun, jadi dia juga tidak punya petunjuk untuk tahu jika hari ini si sulung Jatiadi tersebut minta izin pulang lebih cepat karena sakit.
"Kalau Mas Harris capek nggak usah nggak apa-apa. Aku cuma ngabarin doang."
Pemuda itu menghela nafasnya sesaat sebelum kembali menekan angka rahasia dan masuk ke dalam unit apartemennya. Di liriknya kemeja kerja yang masih menempel lekat ke badan.
"Mas Harris nggak capek kok, Jo. Nanti Mas kesana habis mandi sama ganti baju."
"Oke."
Harris baru berniat mengakhiri panggilan pada ponselnya ketika teriakan Joana dari ujung sambungan terdengar nyaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Violet ㅡBBH
Fanfic"Many fall for you. I fall for you. But you fall for another who doesn't look you in the same way" ". . .: "But it's okay. After all, I will make sure that in the end, only I will become your violet." Kisah tentang skema hubungan percintaan dan hat...