🌌Prelude🌌

253 38 28
                                    

Zaman sudah berkembang, menjadi makin maju baik dari segi teknologi maupun sumber daya manusianya. Umumnya, di era globalisasi macam sekarang, setiap orang -entah itu dari ekonomi rendah sampai menengah keatas- memiliki pilihan dan peluang yang sama untuk menyetir kehidupan mereka di masa depan.

Tak terkecuali masalah pasangan.

Untuk Giandra, hidup sebagai perempuan karir yang sukses di ibukota adalah satu-satunya harapan yang ingin terus dia pertahankan entah sampai kapan. Susah payah dia merengek kepada ayahnya untuk tidak berkecimpung dalam biro arsitektur milik keluarga, Giandra pikir dia sudah berhasil lepas dari jerat kekuasaan sang ayah. Namun nyatanya, lelaki paruh baya yang bulan lalu baru saja merayakan pesta ulang tahun ke-50 itu justru memiliki rencana lain yang sangat tidak terduga untuknya.

Lelaki di seberang meja makan panjang itu tampak tenang meski rautnya jelas tidak menunjukkan sedikitpun ketertarikan dalam obrolan makan malam ala bapak-bapak pebisnis yang sekarang tengah berlangsung di salah satu hotel berbintang di bilangan Jakarta Pusat tersebut.

Namanya Albiru Harris Adiprama. 

Putera kedua dari pasangan Soedirja Adiprama dengan Ajeng Rastiwi itu merupakan seorang direktur operasional yang rupanya bekerja di biro arsitektur milik keluarga Giandra. Perawakannya tidak terlalu tinggi namun bentuk tubuhnya bisa dikategorikan bagus, dadanya bidang, wajahnya kecil, dan kulitnya putih bersih. Meski baru melihatnya hari ini, namun Giandra bisa langsung tahu jika Harris ini merupakan jenis tipe laki-laki incaran sejuta umat. Tampan dan mapan, apalagi yang kurang? Mungkin satu-satunya kekurangan yang lelaki itu punya hanya satu, yaitu sulit dimiliki macam oppa Korea.

"Jadi gimana, Gi?" 

Giandra yang semula mematri manik pada Harris lantas terkesiap ketika mendengar ayahnya bicara. 

Perempuan itu hanya mengerjap bingung, "Apanya yang gimana, Yah?"

Yang ditanya hanya satu, namun yang tertawa hampir seisi meja -kecuali Harris dan dirinya tentunya. Pramono Jatiadi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir dengan tingkah puteri sulungnya tersebut.

"Kamu daritadi nggak dengerin ayah sama Om Dirja bicara ya?"

"Dengar kok." Katanya tak enak, "Sedikit."

Pram kembali tertawa sebelum beralih pada pemuda yang duduk tepat di seberang puterinya, "Kalau kamu tadi dengar nggak, Ris, om sama papa kamu ngomong apa aja?"

Giandra kira, pemuda itu sama-sama acuhnya dengan dirinya, namun nyatanya jawaban Haris berbanding terbalik dengan miliknya.

"Dengar, Om."

"Jadi gimana, Ris?" Giliran Dirja yang bertanya, "Setuju apa nggak sama rencana papa dan Om Pram?"

Harris tampak berpikir sebentar, namun kemudian segera menoleh pada Giandra yang balik menatapnya dengan sorot tak paham.

"Kalau Giandra-nya setuju, aku nggak keberatan."

Giandra baru akan bertanya sewaktu ayahnya sudah menyahut lebih dulu, "Gia pasti setuju kok, Ris."

Nadanya terdengar senang, dan Giandra tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres disini.

"Udah pada sepakat nih, Dir, anak-anaknya."

Soedirja tertawa, "Ya gue sih nurut aja. Kalau mereka-nya mau ya gas aja, Pram."

"Berarti tinggal nentuin tanggal aja."

Giandra makin mengerutkan keningnya mendengar obrolan para bapak-bapak ini. jadi sebelum dia makin pusing, dengan pelan, tangan kirinya menjawil lengan sang mama yang berada di samping kanannya.

"Ma, ayah sama temannya lagi ngomongin apaan sih? Tanggal apaan?" Tanyanya setengah berbisik.

Ardhiona Larasati tersenyum tipis, "Tanggal pertunangan."

"Hah?"

"Ayah berencana menjodohkan kamu dengan anaknya Om Dirja."

🌌🌌🌌🌌🌌

•Introducing the main role•

•Introducing the main role•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Giandra Ivory Jatiadi

X

Albiru Harris Adiprama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Albiru Harris Adiprama

Noted;

Baekhyun lagi, Baekhyun mulu, Baekhyun terooooooos.

Ya udah ya gais, namanya juga belum bisa move on.

Belum tau mau diteruskan kapan, tapi kemungkinan setelah Us selesai, ini bakal jadi project utama yang aku kerjain.

It's simply fun yet touchin'. Nggak kayak Us yang beratnya naudzubillah, Be Your Violet bakal jauh (banget) lebih ringan. Sengaja mau ngasih vibe baru ala-ala anak indie tapi yang nggak terlalu puitis gitu lho soalnya niatnya mau diselingi komedi juga.

Kenapa namanya Be Your Violet? Rahasia. Nanti bakal dijelasin seiring publishnya chapter.

I hope you guys can enjoy.

See you, bye-bye!!!

*Ps: Cast lain menyusul belakangan.

Be Your Violet ㅡBBHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang