🌌The Call

107 25 64
                                    

Sebetulnya, jika ingin membahas mengenai detil hubungan Giandra dengan Yarisha, keduanya tidak dapat di kategorikan sebagai musuh, namun juga tidak cukup dekat untuk di sebut sebagai teman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebetulnya, jika ingin membahas mengenai detil hubungan Giandra dengan Yarisha, keduanya tidak dapat di kategorikan sebagai musuh, namun juga tidak cukup dekat untuk di sebut sebagai teman. Yarisha itu setahun lebih muda dari Gia, yang mana membuat Gia kadang harus lebih bersabar karena kelakuan Yara yang mirip anak-anak. Tapi sebagai anak sulung, Giandra bisa memakluminya walau kadang kalau sudah terlampau kesal, dia rasanya ingin sekali menjambak rambut Yara hingga rontok.

"Aku tau kalau Mbak Gia suka sama Mas Mandala."

Adalah ucapan pertama yang keluar dari mulut Yara ketika mereka berdua tidak sengaja berpapasan di pantry kantor pagi ini.

Giandra sedang sibuk mengaduk kopi dalam cangkirnya ketika dia mendapati Yara sudah berada di sebelahnya dan berniat membuat secangkir teh. Perempuan itu bahkan sempat melemparkan senyum sebelum suasana kembali hening. Well, Gia dan Yara memang jarang sekali mengobrol, jadi tidak heran jika suasananya tiba-tiba berubah menjadi canggung ketika Yarisha tiba-tiba berucap demikian.

Untung saja hanya ada mereka berdua di pantry.

Giandra berhenti dari kegiatannya, lalu menatap perempuan yang lebih muda darinya itu dengan mata menyipit.

"Kamu nggak punya topik lain buat di omongin ya, Ra?" Tanyanya sedikit sinis.

Bukannya merasa takut, Yarisha justru terkekeh pelan, "Ini bukan topik sensitif, Mbak Gia."

"Tapi bukan topik yang menyenangkan untuk di bahas dua orang perempuan yang kebetulan suka sama laki-laki yang sama." Balasnya, "Aku tau kalau kamu juga suka sama Mandala."

"Kayaknya kalau yang itu udah jadi rahasia umum deh." Yara turut menatap pada Gia, "Semua orang di sini juga sadar kalau aku punya perasaan lebih sama Mas Mandala. Tapi mereka terlalu fokus sama aku sampai nggak sadar kalau Mbak Gia juga begitu."

"Nggak ada yang perlu di pamerin dari hubungan cinta sepihak."

"Bukan cinta sepihak kalau Mbak Gia mau berusaha nyari tau perasaan Mas Mandala."

"Aku bukan cenayang, Ra."

"Tapi Mbak Gia suka menebak-nebak tentang hubunganku sama Mas Mandala." Ujar Yara telak. Perempuan itu tersenyum menang, "Mbak Gia cemburu kan?"

Gia kontan terdiam. Manik perempuan itu tiba-tiba kosong dengan raut tak terbaca menghiasi air wajahnya. Membuat Yarisha sekali lagi berani memamerkan senyumnya yang pongah.

"Benar cemburu ternyata."

"Kamu mau ngomong apa sebenarnya?" Gia jadi sedikit skeptis. Kalau tidak ingat jika dia masih berada di lingkungan kerja, mungkin dia sudah meneriaki Yara untuk tidak bertele-tele dalam bicara.

Yarisha menyeringai, "Kalau aku minta Mbak Gia berhenti suka sama Mas Mandala, apa Mbak Gia bersedia melakukannya?"

". . ."

Be Your Violet ㅡBBHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang