🌌Afternoon Question

149 32 60
                                    

"Minggu depan mau rekomen siapa nih buat di gaet jadi model cover?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Minggu depan mau rekomen siapa nih buat di gaet jadi model cover?"

Evan dari ujung meja meeting bersuara. Membuka rapat kecil yang kebetulan hanya di hadiri oleh beberapa orang editor, termasuk Giandra. Selagi lelaki jangkung di sana mulai mengabsen nama-nama model yang kemungkinan wajahnya akan menghiasi sampul utama majalah mereka untuk edisi bulan depan, perempuan itu malah sibuk memutar-mutar pulpen dalam genggamannya secara acak. Merasa bosan karena begitu masuk ruang meeting, mood-nya langsung di buat berantakan.

"Gia, lo nggak ada ide?"

Gia menoleh tak minat, "Belum kepikiran. Tema buat edisi bulan depan kan konsepnya agak fancy, jadi kalau mau pakai model cowok, jujur aja nyarinya agak sulit."

"Emang tema buat bulan depan apaan?" Hara bertanya dengan lebih spesifik.

"Semacam carnival gitu." Evan menjelaskan, "Bulan depan kita ada partnership sama produknya Versace buat men's collection edisi spring-summer tahun ini."

"Ada contoh gambar pakaiannya nggak?" Clarrisa selaku penanggung jawab utama untuk bagian pakaian dan tetek bengek-nya segera bereaksi.

"Ada." Evan menyodorkan selembar map padanya, "Warnanya cerah dan dominan pink."

"Kayaknya gue ada rekomendasi model yang cocok buat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kayaknya gue ada rekomendasi model yang cocok buat ini." Mandala, si pemuda yang duduk diseberang meja Giandra menyahut sambil memamerkan senyum tipisnya, "Nanti biar gue coba langsung kontak." Lelaki itu tampak sumringah begitu Evan mengangguk-angguk menyetujui idenya.

Giandra Ivory baru saja ingin bertanya tentang siapa model yang Mandala Rahadi maksud ketika tanya itu justru sudah di suarakan lebih dulu oleh karyawan wanita lain yang duduk tepat di sebelah kanan si pemuda.

Gia mengenalinya sebagai Yarisha Naristi.

Perempuan yang bekerja satu divisi dengannya itu adalah alasan utama mengapa mood Giandra jadi turun drastis siang ini. Bukan apa-apa, namun sebagai pengagum diam-diam Mandala, Gia selalu merasa kehadiran Yara adalah sesuatu yang mengganggu batinnya. Gia menyimpan hati untuk Mandala, namun sepertinya Yara juga demikian. Cara perempuan itu bicara pada Mandala selalu membuat Gia mearasa sebal sebab terkesan berlebihan dan mencari perhatian. Belum lagi dengan gesturnya yang suka mepet-mepet, rasanya Giandra Ivory ingin berteriak sekencang mungkin pada gadis muda itu untuk menjauhi pujaan hatinya. Namun apa daya, Gia bukan siapa-siapa, dan Mandala bukan miliknya.

Be Your Violet ㅡBBHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang