Sesuai dengan kesepakatan antara Jatiadi dan Adiprama beberapa waktu lalu, rencana pernikahan Harris dengan Gia memang akan dipercepat. Niatnya sih ingin dalam waktu dua minggu, namun karena satu dan lain hal, Gia memutuskan untuk menambah seminggu lagi. Selain karena kedua calon mempelainya sama-sama sibuk bekerja, Gia juga masih punya beberapa agenda yang harus di selesaikan mengenai liburan tiga hari dua malam di akhir pekan bersama rekan sekantornya minggu depan.
Harris seperti biasa, hanya menurut saja. Selama urusan kantor Giandra tidak dianggap menghambat, dia tidak akan pernah punya alasan untuk merasa keberatan. Lagipula dengan keadaan mereka sekarang, menurutnya, Gia sudah lebih dulu mengajukan ide yang cukup cemerlang. Perempuan itu menyerahkan semua hal mengenai detil pernikahan termasuk soal seserahan dan wedding hall kepada Ardhiona juga Ajeng, yang otomatis ikut meringankan beban pikiran Harris karena itu berarti baik dirinya maupun Gia hanya akan terima beres.
"Tumben banget pulang on time?"
Albiru Harris Adiprama baru menutup pintu ruangannya ketika menemukan Kaffa dan Chrisya tengah menatapnya dengan rasa ingin tahu. Sepertinya mereka berdua juga baru akan bergegas pulang.
"Mau jemput Gia."
"Oh," Kaffa magut-magut. Lelaki yang baru beberapa hari lalu keluar dari rumah sakit itu keadaannya sudah tampak lebih baik. Wajahnya sudah kembali cerah dan punya rona, tidak pucat seperti hari-hari sebelumnya, "Ya udah yuk turun bareng deh. Gue sama Krissie juga udah mau balik."
Chrisya mengangguk, lalu mulai mengekor langkah kedua laki-laki di depannya. Ketiganya sempat berbagi obrolan singkat sebelum akhirnya berpisah di parkiran untuk kemudian bertolak ke tujuan masing-masing.
Harris sendiri mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tampak santai memutar-mutar roda kemudi sebab hari ini keadaan jalan sedang tidak sepadat biasanya. Sebuah keuntungan karena dia jadi bisa lebih cepat sampai, dan menemukan Giandra sudah berada di depan pintu lobby utama sambil sibuk mengobrol dengan seorang laki-laki yang memiliki perawakan cukup tinggi.
Perempuan itu tampak beberapa kali tertawa geli sambil sesekali memukul pelan lengan si pemuda tinggi, tidak sadar jika sekarang mobil yang dikendarai Harris sudah berhenti tepat di hadapannya.
"Gia,"
Giandra Ivory terkesiap. Perempuan itu kontan menghentikan tawanya ketika menyadari bahwa yang menjemputnya hari ini bukan ayahnya, melainkan Harris Adiprama. Sekedar informasi, hari ini Gia memang tidak bawa kendaaran sendiri sebab mobilnya dipakai Pram, lantas kemana range rover milik kepala keluarga Jatiadi tersebut? Masuk bengkel karena servis rutin.
"Mas Harrisㅡ"
"Siapa, Gi?" Bisikan Evan menginterupsi ucapan Gia. Perempuan itu menoleh sekilas pada Evandi lalu kembali beralih pada Harris.
"Kok Mas Harris yang jemput? Ayah kemana?"
"Masih ada kerjaan yang belum selesai." Harris menjelaskan, matanya melirik pada Evan yang masih terlihat clueless, "Teman kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Violet ㅡBBH
Fanfiction"Many fall for you. I fall for you. But you fall for another who doesn't look you in the same way" ". . .: "But it's okay. After all, I will make sure that in the end, only I will become your violet." Kisah tentang skema hubungan percintaan dan hat...