Berbeda dengan Giandra yang masih memilih untuk menyembunyikan perihal perjodohannya, Harris cenderung lebih santai. Lelaki itu tidak keberatan jika sesekali kawan dekatnya membahas mengenai hal tersebut, atau bahkan meledeknya sekalipun. Tapi bukan berarti dia lantas bertindak tidak hati-hati, pasalnya sampai sekarang belum ada karyawan di biro selain Kaffa dan Chrisya yang mengetahui tentang hubungannya dengan anak sulung Pramono Jatiadi selaku pemilik biro. Bagaimanapun juga, Albiru Harris Adiprama masih punya cukup wibawa dan martabat untuk tidak terlibat dalam kasus nepotisme.
"Gue liat mobil lo ada di biro dari semalam." Tanya Kaffa.
"Iya. Sengaja gue tinggal."
Jawaban Harris langsung memicu keheranan Kaffa juga Charles yang kebetulan sedang punya banyak waktu luang untuk bertemu dengan kedua temannya ini.
Hari ini dengan inisiatif Charles, ketiganya memutuskan untuk bertemu di warteg dekat biro. Alasannya sih ingin nostalgia mengingat perjuangan zaman kuliah sambil menghisap rokok, namun Kaffa yang instingnya lebih tajam dari ibu-ibu hamil jelas tidak langsung percaya. Akhirnya setelah di cecar beberapa pertanyaan, Charles Kawiswara mengaku juga kalau alasannya mengajak nongkrong hari ini adalah karena dia sedang pusing memikirkan Wendy yang belakangan kerap mengomel padanya tanpa sebab. Katanya, lebih baik dia nongkrong di warteg bertemankan para lelaki bujang daripada harus bertandang ke kelab hanya untuk menjemput dosa.
Harris sampai mendengus geli mendengar Charles yang dulunya di kenal sebagai womanizer ulung tiba-tiba bicara demikian. Tapi memang perlu dia akui, semenjak menikah dengan Wendyana, Charles jadi lebih bertanggung jawab dan tidak ganjen lagi.
"Lo tinggal ngapain?" Kaffa kembali bertanya sambil sesekali menghembuskan asap dari mulutnya.
"Ketemu Giandra."
"Oh, calon istri." Sahut Charles enteng.
Harris hanya mengangguk sembari menghisap batang rokoknya. Sesuatu yang hanya dia lakukan ketika dia suntuk atau sedang stress. Dan kebetulan berkat kejadian beberapa hari lalu, keinginannya untuk merokok jadi sedikit menuntut.
Perkara ciumannya dengan Gia waktu itu, jangan di pikir Harris tidak memikirkannya. Bahkan setelah dia meminta maaf dan menemui perempuan itu kembali untuk di ajak bicara, Harris masih merasa janggal. Dia tidak cukup bodoh untuk menyadari bahwa tindakannya saat itu salah. Andai Harris dan Giandra mau berpikir sedikit rasional, maka ciuman tempo hari itu dapat di golongkan sebagai bentuk pelecehan.
Harris sadar jika dia sedikit impulsif ketika memutuskan untuk mencium Gia. Tapi dia memiliki alasannya sendiri.
Albiru Harris Adiprama bukan tipikal orang yang ekpresif dan pandai mengungkapkan perasaannya. Khalayak lebih mengenalnya sebagai sosok pendiam yang tenang dan sabar, dan rupanya Gia turut memandangnya demikian. Tapi Harris juga manusia, dan dia bisa merasa marah ataupun kecewa. Tanpa perlu membedakan gender, semua orang pasti akan merasa kesal jika mengetahui bahwa seseorang berusaha memanfaatkannya, bahkan sampai membuatnya menjadi bahan pelarian semata. Terlepas dari apapun alasan Giandra, Harris tetaplah seorang laki-laki yang punya martabat, membiarkan perempuan itu ingin memperalatnya hanya membuat harga dirinya runtuh sampai ke dasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Violet ㅡBBH
Hayran Kurgu"Many fall for you. I fall for you. But you fall for another who doesn't look you in the same way" ". . .: "But it's okay. After all, I will make sure that in the end, only I will become your violet." Kisah tentang skema hubungan percintaan dan hat...