🌌Grocery Convo

114 26 74
                                    

Dalam kehidupan ini, Giandra sering mendengar tentang betapa kebetulannya mempertemukan dua orang yang lama tak bersua dengan istilah 'Dunia ternyata hanya sekecil daun kelor'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam kehidupan ini, Giandra sering mendengar tentang betapa kebetulannya mempertemukan dua orang yang lama tak bersua dengan istilah 'Dunia ternyata hanya sekecil daun kelor'. Tentu, Gia sendiri pernah mengalaminya. Tidak sering, namun hanya beberapa kali. Dan rupanya siang ini dia harus mendengar istilah tersebut dari seseorang yang tidak pernah dia duga hadirnya.

"Gimana, Gi?"

Giandra Ivory terkesiap ketika di depan sana, Evan sudah menatapnya penuh pertimbangan. Dan karena dia tidak ingin di anggap tidak sopan karena tidak menyimak jalannya pertemuan, perempuan itu hanya memamerkan senyum sumbangnya.

"Well, ya, sure." Katanya tak yakin. Tapi di luar dugaan, Evan malah bertepuk tangan beberapa kali sambil magut-magut.

"Good. Kalau gitu uda fix ya sesi interview-nya Tama di handle sama Giandra." Katanya tentu membuat Gia segera mengerjapkan matanya beberapa kali. "Yang lain ada masukan?"

Wajah Giandra yang bingung kini berubah jadi pias seketika begitu tatapannya tak sengaja bersirobok dengan milik Pratama yang berada di ujung meja dekat Evan duduk. Lelaki itu melirik kearahnya dengan sebuah senyuman usil yang ketara sebelum akhirnya memilih memalingkan wajah karena takut ketahuan tidak fokus pada jalannya briefing sebelum pemotretan.

Pada akhirnya, Gia sadar, Pratama Setraruri baru saja menyusun ide untuk mengerjainya.

Pada akhirnya, Gia sadar, Pratama Setraruri baru saja menyusun ide untuk mengerjainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Interview-nya kepisah sama pemotretan aja bisa nggak?"

Adalah tanya Tama begitu berhasil menyusul ke meja Gia setelah briefing usai. Tidak memperdulikan beberapa pasang mata yang diam-diam mengamati tingkah lakunya yang terkesan sedang tebar pesona, lelaki itu seenak jidatnya bersandar pada ujung meja kerja Gia dengan tatapan yang tak lepas dari sang gadis.

Gia menghela nafas pendek.

Setelah menutup tab yang tengah dia geluti pada layar komputer, akhirnya gadis itu bersedia menatap pada Tama.

Pratama Setraruri adalah nama yang asing namun familiar bagi Giandra. Mengapa demikian? Karena meski belum pernah bertemu sebelumnya, namun Gia sering mendengar nama laki-laki itu. Di radio, televisi, majalah mode dan bahkan di rumah ketika Joana yang tengah memasuki usia puber itu tengah sibuk scrolling dan fangirling lewat layar ponsel. Tama adalah idola baru kawula muda. Lelaki dengan garis rahang tegas itu merupakan seorang penyanyi, musisi, sekaligus influencer yang tengah naik daun berkat lagu-lagu yang di ciptakannya. Lahir dengan bakat, ditambah tampang yang tampan, kehidupannya terdengar sangat sempurna. Lantas siapa yang tidak akan tertarik padanya?

Be Your Violet ㅡBBHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang