🌌Payback

137 26 52
                                    

"Kemarin kenapa nggak masuk, Gi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kemarin kenapa nggak masuk, Gi?"

Adalah pertanyaan pertama yang dia terima dari Mandala Rahadi ketika pagi ini keduanya tanpa sengaja berpapasan di lorong yang menghubungkan ruang kerjanya dengan pantry. Lelaki berkemeja cokelat itu terlihat tampan dengan sebuah senyum yang terulas manis serta segelas kopi di tangan kirinya. Membuat Gia hampir saja menjatuhkan rahang karena takjub andai saja dia tidak ingat bila itu akan terlihat memalukan.

"Ah, iya, gue sakit, Man."

"Sakit apa?"

"Biasa, maag gue kambuh."

Selama hampir dua tahun mengenal, Giandra jelas tahu bahwa ini bukanlah percakapan pertamanya dengan Mandala. Bukan juga yang terpanjang, sebab keduanya sering terlibat proyek yang sama sehingga sering bertukar obrolan meski hanya sekedar tentang pekerjaan. Namun semenjak Gia sadar bahwa dia mulai melihat Mandala lebih dari sekedar teman maupun rekan kerja, gadis itu jadi lebih sering menghindari si pemuda -hal yang lantas kerap membuatnya menyesal sebab Yarisha akan dengan cepat bergerak mencuri kesempatan- karena merasa canggung dan sedikit tidak nyaman. Bagaimanapun, Giandra Ivory cukup tahu diri untuk sadar bila ketika dia sedang jatuh cinta, matanya tidak akan bisa berbohong.

"Telat makan apa malah salah makan?" Mandala kembali bertanya ketika keduanya tengah berjalan beriringan menuju meja masing-masing. Kebetulan letak meja gadis itu dengan mejanya berdekatan.

"Nggak makan." Gia terkekeh pelan.

"Loh, kok bisa?"

"Kemarin gue sama Mas Sadam lagi diskusi ulang soal rubrik khusus yang di minta klien. Agak ribet dan lama, jadi gue terpaksa skip makan siang."

Mandala mengangguk paham.

"Lo kok tumben datangnya pagi banget?"

Pagi ini, ruang kerja mereka masih kosong. Baru ada Gia juga Mandala yang sudah stand by di meja masing-masing. Gia sendiri memang sengaja datang setengah jam lebih awal sebab selama sakit kemarin, ada beberapa pekerjaan tertunda yang harus cepat dia selesaikan pagi ini. Sedangkan untuk Mandala, meskipun pemuda itu memang selalu masuk golongan karyawan rajin, namun kehadirannya di waktu sepagi ini cukup membingungkan.

"Mau re-check materi yang bakal di bahas sama Tama."

Gia mengerut bingung, "Tama siapa?"

"Pratama Setraruri." Jelas Mandala, "Model yang bakal kita pake buat ngisi sampul edisi bulan depan."

"Kok cepat banget? Emangnya dia udah setuju? Kan proposal baru diajuin dua hari lalu."

"Hehe," Mandala malah terkekeh, "Manajernya dia teman kuliah gue. Jadi gue udah sengaja request supaya dia bisa bujuk Tama supaya mau nerima tawaran kita."

"Oh, jalur orang dalam ternyata." Gia tertawa kecil. Begitu juga dengan Mandala.

"Ya gitu deh."

Be Your Violet ㅡBBHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang