🌌Little Boy

158 28 57
                                    

Perlu berapa kali Giandra menjelaskan bahwa dia benci jika dipaksa bangun pagi saat akhir pekan datang? Yang pasti dia tidak ingin melakukkannya berulang kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlu berapa kali Giandra menjelaskan bahwa dia benci jika dipaksa bangun pagi saat akhir pekan datang? Yang pasti dia tidak ingin melakukkannya berulang kali. Oleh karena itu ketika malam menjelang akhir pekan seringnya perempuan itu mengunci pintu supaya keesokan paginya dia bisa bangun siang tanpa perlu mendengar lantunan lagu Rhoma Irama si artis kesayangan ayahnya lewat bluetooth speaker ber-volume tinggi.

Seluruh anggota keluarganya sudah paham akan hal itu, tapi sayangnya pagi ini berbeda. Mengalahkan suara merdu si raja dangdut, bunyi gedoran pintu yang tidak beradab secara terus-menerus disertai dengan teriakan melengking Joana nyaris membuat amarah Gia naik ke ubun-ubun. Giandra tidak bisa mengabaikannya karena suara berisik itu membuatnya kesulitan kembali masuk ke alam mimpi, lalu sebagai gantinya, dengan derap langkah tidak santai, Gia langsung menjeblak pintu kamarnya.

"BERISIK BODOH!!!"

Dengan setengah nyawa yang belum kembali, teriakan Gia sudah mengudara menggantikan milik Joana yang sebelumnya masih heboh.

"Giandra?"

"APA?!!!"

Selain dalam keadaan sakit, sepertinya Gia juga perlu belajar bahwa mengumpulkan nyawa dan kewarasan adalah yang utama setelah bangun tidur.

Perempuan yang semula masih memasang wajah galak segera melotot begitu melihat Harris menatapnya dengan ngeri setelah di bentak.

"K-kok kamuㅡ"

"Makanya biasain bangun pagi terus cuci muka dulu biar nggak salah sembur orang." Joana malah meledek, membuat atensi Gia kembali padanya dengan raut siap menerkam.

Yang lebih muda hanya bisa nyengir, "Hehe, gue kayaknya dipanggil mama deh, bye!"

Bohong! Itu hanya siasat Joana saja biar tidak ikut kena sembur sang kakak macam yang baru saja Harris dapatkan.

Gia masih melotot, sedangkan Harris hanya menahan tawa. Jelas-jelas tidak mendengar suara Ardhiona yang Joana maksudkan.

Perempuan itu menghela nafas pelan lalu membenahi rambutnya yang sudah pasti kusut dan ngembang. Dia baru saja mau bicara sesuatu pada Harris, tapi Jo yang sampai di ujung anak tangga kembali bersuara.

"Oh, ngomong-ngomong," Sambil menunjuk dagunya sendiri, remaja itu mengerling jahil, "Ada iler di dagu lo. Disini nih." Katanya lalu berlari sambil tertawa jenaka.

Gia melongo sebentar lalu menatap Harris yang ternyata juga menatapnya. Kesadarannya seperti di tarik kekang kuda, lantas perempuan itu segera menyeka dagunya dengan panik hanya untuk kemudian sadar jika Joana hanya mempermainkannya.

Harris sudah tidak mampu menahan tawa, pemuda itu terpingkal.

"JOANAAAAAAAA!!!"

Ada gema tawa yang kembali menguar dari lantai bawah, dan Gia bersumpah bahwa dia juga bisa mendengar suara Pramono disana.

Be Your Violet ㅡBBHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang