"Mati kau!"
Sret
Dor
Jantung Lisa seakan mau melompat dari tempatnya. Pria yang hampir saja menusuknya itu sudah jatuh terlentang dengan kepala mengeluarkan banyak darah akibat sebuah peluru yang menembus kepalanya. Lisa mendekati jendela dan melihat di menara yang satunya yang lebih tinggi ada seseorang yang sangat dia kenal dengan senapan jarak jauh andalan orang itu tentu saja.
"Yerim?"
Orang yang ternyata Yerim itu menembakkan tembakan tali yang menancap kuat pada tembok. Dengan sebuah besi yang biasa digunakan untuk flying fox ia meluncur menuju menara tempat Lisa berada. Lisa otomatis menyingkir saat Yerim mendarat tepat di depannya.
"Yah! Headshot" kata Yerim mengibaskan poninya. Ia mengambil pisau yang hampir saja melukai Lisa.
"Mau apa?!" Kesal Lisa dengan posisi siaga saat Yerim menodongkan pisau ke arahnya.
"Mau lepas ga?" Balas Yerim yang malah kesal sendiri. Niatnya kan ia ingin memotong tali yang mengikat tangan Lisa.
"Oh~ ngomong dong!"
Lisa menyodorkan tangannya. Yerim langsung saja memotong tali itu hingga akhirnya ikatan itu terlepas. Lisa mengambil alih pisau itu dan memotong tali yang masih ada di pergelangan kakinya.
"Bagaimana bisa kau ada disini?" Tanya Lisa setelah memakai jaket yang diberikan oleh Yerim.
"Meluncur. Kau tadi tidak lihat"
Ctak
Lisa menjitak kepala Yerim. "Maksudnya kenapa bisa kau dengan mudahnya menyusup ke tempat ini, babo! Penjagaannya kan pasti ketat"
Yerim mengelus keningnya. "Ada lah~" jawab Yerim songong.
Jika bukan anggotanya, Lisa pasti sudah mematahkan seluruh tulang Yerim. Perempuan itu benar-benar menyebalkan dengan segala tingkah randomnya.
"Sekarang lebih baik kita cari yang lain" kata Yerim berjalan mendahului.
Lisa hanya mengikuti langkah Yerim dari belakang. Mereka menyusuri lorong yang sepi dan sedikit gelap.
"Kenapa sepi sekali?" Tanya Lisa yang sedang sibuk melapisi tangannya dengan kain yang tadi ia robek dari kaos salah satu pria.
"Kau tidak dengar tembakan memang?" Tanya Yerim melirik Lisa yang menggeleng.
"Sepertinya telinga mu itu harus diperiksa"
"Ya! Apa kau bilang?!"
"Sepertinya memang harus diperiksa" kata Yerim sambil menggelengkan kepalanya prihatin. Lisa sudah sangat kesal. Ia menyiapkan tinjunya sampai-
"Wah wah wah"
Gerakan Lisa terhenti karena mendengar suara yang sangat menyebalkan mengalun memasuki pendengarannya. Ia menoleh dan mendapati Eunha sedang bertepuk tangan seakan mengejeknya. Raut wajah Lisa langsung berubah ke mode malaikat maut. Yerim bahkan sampai merinding merasakan aura Lisa yang pekat dan berbahaya.
"Kalian sedang bersenang-senang ternyata. Bolehkah aku bergabung?" Kata Eunha dengan senyum yang begitu menyebalkan menurut Lisa. Sedangkan Yerim menatap Eunha dari atas sampai bawah dengan bingung. Ia memang belum tahu semua tentang Eunha. Ia hanya tahu Eunha merupakan pengkhianat dan kekasih gelap dari Choi Siwon.
Tapi kenapa Eunha terlihat sangat berbeda. Tampilannya berbeda jauh dari yang pernah ia lihat dari foto dan video. Jika di foto dan video, Eunha layaknya wanita penggoda pada umumnya. Tapi sekarang Eunha nampak seperti seorang petarung. Bahkan auranya sama kuatnya dengan Lisa.
Sebenarnya siapa perempuan itu?
"Kau akan membayar semua yang telah kau lakukan!" Kata Lisa sambil memijat jari-jarinya hingga menimbulkan bunyi khas. Jika sudah seperti ini, artinya Lisa sedang sangat serius. Dan seriusnya Lisa itu sangat mengerikan.
"Aku menantikannya" balas Eunha bersiap dengan kuda-kuda khas miliknya.
Lisa sedikit terkejut. Ia tahu kuda-kuda itu. Kuda-kuda itu merupakan kuda-kuda yang sering digunakan dalam ilmu beladiri Aikido yang merupakan ilmu beladiri dari Jepang. Sedangkan Lisa sendiri adalah pengguna ilmu bela diri Muay Thai yang merupakan ilmu beladiri dari tanah kelahirannya. Sepertinya ini akan menarik.
Lisa juga menyiapkan kuda-kuda andalannya yang selalu ia gunakan sebelum menghajar orang-orang yang mengganggunya. "Kau pergi duluan Yerim. Serahkan jalang ini padaku"
Yerim mengelus belakang lehernya. "Baiklah. Terserah kau" Yerim berjalan menjauh. "Kalahkan dia eonnie" setelah mengatakan itu Yerim langsung saja berlari pergi.
"Pasti" gumam Lisa tersenyum lalu ia kembali dengan raut wajah gelap saat melihat Eunha. "Ayo mulai jalang"
.
.
.
.
Wendy, Jisoo dan Rose sampai di puncak tertinggi di salah satu menara. Rose membuka laptopnya dan mempersiapkan segalanya untuk merebut kembali teknologi itu walaupun akan membutuhkan waktu yang lama.
Wendy menyiapkan pistolnya dan memberikan dua pistol lainnya pada Jisoo. Bagaimanapun mereka harus tetap bersiap. Mereka tak tahu bahaya apa yang akan muncul di hadapan mereka. Mencegah lebih baik daripada mengobati bukan.
"Aku akan mulai mengacaukan sinyalnya"
Wendy mengangguk. Jari-jari Rose dengan sangat lihai menari-nari di atas tuts laptop. Pandangannya begitu fokus dan tak teralihkan sama sekali.
"Suara langkah kaki" kata Jisoo lalu menempelkan telinganya pada lantai kayu di bawahnya untuk memperjelas pendengarannya. "Sekitar delapan sampai sepuluh orang"
"Bersiap Jisoo. Kita harus melindungi Rose. Atau rencana kita akan gagal" kata Wendy mengambil posisi bersembunyi di salah satu tiang. Rose juga berpindah posisi ke tempat yang lebih aman.
Brak
Dor
Dor
Baku tembak tak terelakkan. Beberapa pria yang berada di barisan depan sudah tertembak tepat pada bagian vital oleh Wendy dan Jisoo. Mereka berlatih menembak setiap waktu, jadi jangan kaget dengan keterampilan menembak mereka.
Rose menunduk merasakan suasana di sekitarnya sangat tegang dan berantakan. Untung tempat bersembunyinya lumayan jauh dari lokasi baku tembak. Tapi meskipun begitu ia mencoba untuk tetap fokus. Tinggal sedikit lagi rencana mereka akan berhasil.
"Semoga saja kau bisa June. Semuanya berharap padamu"
.
.
.
.
Tbc
Baju yang dipakai Eunha
KAMU SEDANG MEMBACA
Blackvelvet Agen's
ActionNote : Terinspirasi dari film Charlie's Angels Sembilan orang perempuan yang memiliki kepribadian berbeda dikumpulkan oleh seseorang yang mengenalkan dirinya sebagai Hermes. Mereka dikumpulkan untuk memenuhi permintaan banyak orang untuk menjalankan...