1

5K 414 0
                                    

"Good job girls. Sekarang kalian istirahatlah dan tunggu misi selanjutnya"

Kesembilan gadis itu mengangguk mendengarkan suara dari radio berwarna silver itu. Mereka kini mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing. Yerim juga langsung pamit untuk pergi ke kampus karena ada jam pagi. Irene dan Jisoo juga pamit untuk ke tempat kerja mereka. Irene seorang CEO perusahaan BI Cosmetics yang sudah ia rintis sejak lima tahun lalu. Sedangkan Jisoo pergi ke butiknya yang sedang banyak pesanan.

"Kenapa ya Hermes tidak pernah menunjukkan dirinya kepada kita? Wajahnya saja belum pernah kita lihat" kata Joy sambil menuangkan bir di gelasnya. Hari ini ia sedang libur syuting film. Dia merupakan aktris yang sudah banyak membintangi berbagai judul film.

"Itu privasinya. Lagipula dia pasti melakukan hal itu juga untuk melindungi dirinya. Dia yang membuat Blackvelvet dan jika musuh-musuh Blackvelvet mengetahui identitas dan rumahnya. Bukan tidak mungkin jika ia akan dalam bahaya" kata Rose yang lagi-lagi sudah langsung membuka laptop. Entah apa yang ia kerjakan.

"Ada kerjaan Wendy eonnie?" Tanya Jennie pada Wendy yang kini rusuh mencari sepatunya di rak sepatu samping pintu.

"Iya hari ini aku ada panggilan untuk menemani para trainee internasional salah satu agensi musik untuk berkeliling Seoul" kata Wendy yang kini sibuk membenahi penampilannya di kaca full length yang disediakan di samping jendela.

"Hati-hati Wendy-ya" kata Seulgi yang hanya dibalas lambaian tangan Wendy yang langsung keluar.

Tak berselang lama suara rusuh terdengar dari tangga. Lisa berjalan terburu-buru menuruni tangga. Setelah di ujung tangga ia segera berlari menuju pintu keluar.

"Kenapa sih semua orang pada rusuh?" Tanya Joy sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Sepertinya mereka lupa jika hari ini ada pekerjaan. Beberapa hari lalu kan kita sibuk dengan misi-misi dari Suho oppa" kata Rose yang matanya terus fokus pada layar laptopnya. "Sekarang buka channel hiburan. Lisa kan akan tampil sebagai juri tamu di ajang pencarian bakat menari" heboh Rose yang ingat jika tadi Lisa buru-buru adalah untuk menjadi juri tamu di ajang pencarian bakat menari.

Seulgi langsung menyalakan televisi dan menuju channel yang dimaksud. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya acara itu dimulai. Acara itu dibuka dengan penampilan tari Lisa yang sangat energik. Rose bahkan sudah menutup laptopnya dan sibuk menonton. Akhirnya hari itu dihabiskan empat perempuan itu untuk bersantai di dalam mansion.

.

.

.

.

"Wah~ Tugasnya banyak sekali" keluh Saeron sambil meregangkan tangannya. Tubuhnya terasa sangat kaku karena duduk tegang selama dua jam mendengarkan ocehan dosen killer.

"Memang ya Choi-ssaem itu tidak akan tentram jika tidak melihat anak didiknya menderita" tambah Naeun sambil menggelengkan kepalanya.

Yerim hanya diam mendengarkan keluhan dari dua sahabatnya itu. Mereka kini berjalan menuju gerbang keluar sambil menunggu jemputan. Saeron dijemput ayahnya, Naeun dijemput kekasihnya, dan Yerim yang akan dijemput oleh Seulgi. Selama perjalanan menuju gerbang mereka mengobrol ringan.

"Ada apa itu?" Tanya Saeron yang melihat keributan di wilayah tempat parkir kampus.

"Mendekat yuk" ajak Naeun yang diikuti Yerim dan Saeron.

"Kai oppa?" Gumam Yerim saat mendapati penyebab keributan itu.

Kim Jongin atau yang biasa dipanggil Kai sedang bersandar di mobil BMW mewah berwarna hitam mengkilap miliknya dengan setelan jas tanpa dasi dengan kemeja yang dua kancing atasnya sengaja dibuka. Kai memang terkenal sebagai seorang CEO muda yang tampan dan seksi. Banyak wanita mencoba mendekatinya, dari kalangan konglomerat, artis bahkan anak-anak kuliahan. Tapi sayangnya Kai kini lebih fokus dengan perusahaannya dan tak mau terjerat dalam urusan percintaan.

Blackvelvet Agen'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang