7

2.7K 291 2
                                    

Mata Suho berapi-api menatap mobil di hadapannya. Kedua mobil itu sudah mulai memasuki jalan raya. Ini kesempatan, pikir Suho mulai meninggikan kecepatan mobilnya membuat para penumpang langsung berpegangan pada apapun yang bisa membantu menahan tubuh mereka.

Akhirnya acara kejar-kejaran mobil terjadi. Untung saja jalan raya tak terlalu ramai jadi mereka tak perlu khawatir akan mencelakakan orang lain. Suho melihat celah. Sebuah ide gila muncul di kepalanya. Ia semakin mempercepat mobilnya. Kini mobilnya bersebalahan dengan mobil target mereka. Dengan segera Suho membanting stir membuat mobilnya menyenggol mobil tua itu hingga mobil itu keluar jalur, menabrak pembatas jalan dan jatuh terbalik. Suho mengerem mobilnya mendadak dan dengan posisi menyilang di tengah jalan.

"OPPA GILA!" Pekik keempat perempuan itu histeris.

"Bagaimana jika dia mati? Kita bahkan belum mengorek satu pun informasi darinya. Bagaimana jika misi ini gagal? Kita akan terkena amarah dari Hermes dan Irene eonnie! Bagaimana ini?!"

Ctak Ctak Ctak

Kata-kata Rose terhenti saat Jisoo, Jennie dan Wendy menjitaknya bersama-sama. Mulai kumat deh pikiran-pikiran konyol Rose ketika panik.

"Dia masih hidup" kata Jennie lalu membuka pintu dan turun mendekati mobil yang sudah terbalik itu bersama Jisoo.

Dengan kasar Jisoo membuka pintu pengemudi dan mendapati pemuda itu sedang meringis kesakitan dengan posisi terbalik. Jennie melepaskan sabuk pengaman pemuda itu dan langsung saja mencengkeram kerah depan kaos pemuda itu dan menyeretnya keluar dari mobil. Suho langsung saja mengikat pemuda itu dengan tali dibantu oleh Wendy. Sedangkan Rose mengambil laptop milik pemuda itu yang untungnya tidak rusak.

"Sakit sakit" ringis pemuda itu ketika ikatannya ditarik kasar membuatnya mau tak mau harus bangun. Oh ayolah dia baru saja mengalami kecelakaan tapi kenapa orang-orang ini tidak memperlakukannya dengan lebih lembut.

"Jangan manja!" Bentak Jennie membuat pemuda itu menundukkan kepalanya takut-takut.

Rose tanpa sadar terkekeh. Wajahnya saja yang garang tapi ternyata pemuda ini polos juga. Jennie, Jisoo dan Wendy menatap Rose tajam membuat perempuan bule itu menutup mulutnya rapat-rapat. Mereka segera menyeret pemuda itu ke dalam mobil. Jennie dan Jisoo senantiasa menjaganya. Mereka memutuskan kembali ke markas mereka untuk mulai menginterogasi pemuda ini.

.

.

.

.

"Bertemu lagi manis"

Nafas Yerim tercekat. Jantungnya berdegup kencang. Jungkook terkekeh merasakan detak jantung gadis di atasnya ini. Tubuh mereka masih menempel. Tangan Jungkook yang semula di punggung Yerim kini turun mencengkeram kedua paha Yerim dan mengubah posisi mereka. Kini Yerim duduk di pangkuan Jungkook dengan perut pria itu di antara kedua kakinya yang terbuka.

Yerim akhirnya tersadar saat merasakan tangan pria itu menyentuh bibirnya. "Apa maumu berengsek?!" Bentak Yerim keras. Untungnya suara sorak-sorai di sekitar mereka bisa meredam suara bentakan Yerim sehingga mereka tidak jadi pusat perhatian. "Lepaskan aku!"

Jungkook tak membiarkan Yerim berontak. Ia langsung saja memeluk tubuh Yerim dengan sangat erat. Menyembunyikan wajahnya pada perpotongan leher Yerim dan menghirup wangi tubuh gadis itu yang kini menjadi favoritnya. Matanya menatap leher Yerim yang memiliki tanda keunguan. Ia tersenyum bangga melihatnya. Itu adalah tanda buatannya yang membuktikan bahwa gadis ini adalah miliknya. Milik Jeon Jungkook.

"Mau ku beri tanda lagi?" Tanya Jungkook membuat Yerim makin panik.

"Jangan gila! Aku bukan perempuan murahan yang bisa seenaknya kau sentuh"

Blackvelvet Agen'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang