23

1.9K 237 8
                                    

Ruangan serba putih itu menjadi ramai sejak kedatangan beberapa perempuan dengan membawa berbagai macam makanan dan barang.

"Kenapa kau membawa catur?" Tanya Seulgi yang melihat Joy membawa catur yang cukup besar.

"Aku mau bertanding catur melawan Jisoo eonnie. Kan bosan jika hanya duduk-duduk saja" balas Joy yang segera mengambil bagian duduk berhadapan dengan Jisoo. Mereka segera mempersiapkan permainan catur mereka dengan tenang.

Irene meletakkan plastik berisi buah-buahan ke atas nakas, Wendy juga meletakkan plastik berisi kue, Jennie dan Rose meletakkan tas berisi baju milik Seulgi dan Lisa di samping brankar.

"Si bantet kemana?" Tanya Lisa yang tidak menyadari kehadiran anggota termudanya itu.

"Sedang ada urusan" jawab Irene singkat. Sudah tidak ada lagi yang bertanya. Jika Irene sudah menjawab itu artinya adalah jawabannya sudah fix dan tak perlu ada pertanyaan lagi.

Rose mulai mengupaskan buah apel untuk dimakan Seulgi dan Lisa. Yang lainnya sedang berleha-leha sambil mengobrol ringan. Sedangkan Jisoo dan Joy masih saja fokus bermain catur.

"Irene eonnie" panggil Jennie membuat Irene menatap ke arah perempuan bermata tajam itu. "Sebenarnya kemarin itu kau sudah merencanakan semuanya kan? Tapi kau tidak memberitahu kami"

"Benarkah? Eonnie kenapa sengaja tak memberitahu kami?" Tanya Lisa yang kembali penasaran. Kejadian kemarin tidak bisa disebut kebetulan.

"Memang. Kejadian kemarin memang sudah direncanakan. Tapi bukan aku ataupun Wendy yang merencanakannya" jawaban Irene membuat semuanya kaget kecuali Wendy. "Yerim yang merencanakannya"

"Si bantet! Bagaimana bisa?!" Pekik Joy kaget.

Gubrak

Papan catur itu jatuh karena tersenggol tangan Joy. Jisoo yang kesal langsung saja menjewer telinga Joy sampai merah dan membuat perempuan tinggi itu meringis kesakitan. Padahal tadi ia sudah hampir menang.

"Tanya saja orangnya langsung" kata Wendy tenang.

Brak

"Selamat malam wahai para eonnie kesayangan ku. Yeriana Grande sudah datang"

Semua orang menatap datar Yerim yang baru saja masuk dengan hebohnya. Kedua tangannya penuh dengan plastik besar berisi cemilan. Tak memperdulikan tatapan para eonnie-nya, Yeri langsung saja meletakkan barang bawaannya di atas meja dan ia sendiri duduk santai di sofa yang kosong dan asal mencomot ayam goreng yang tadi di pesan oleh Jisoo.

"Darimana?" Tanya Joy agak sinis.

Yerim menatap Joy lalu ia menelan makanan di mulutnya. "Makan"

"Lha katanya habis makan kok masih makan ayam goreng" sindir Jisoo yang kesal ayamnya diambil Yerim.

"Pengen ayam aja. Mumpung ada dan gratis lagi. Ya makan saja"

"Emang ya dasar perut karet" celetuk Lisa.

Suasana tiba-tiba hening. Yeri yang memang dasarnya tak peka masih saja asik makan. Langsung saja dilempar kulit apel oleh Lisa.

"Apa sih?!" Kesal Yerim.

"Kamu tidak mau menjelaskan sesuatu gitu?" Tanya Lisa menatap intens Yerim.

"Jelasin apa? Memang aku ada salah ya? Perasaan aku tidak melakukan sesuatu yang salah dengan eonnie deh"

"Dasar Kim babo Yerim!" Kesal Joy yang melihat wajah bingung Yerim.

"Wae?!" Balas Yerim yang masih saja bingung.

Lisa dan Joy menghembuskan nafas kasar. Memang susah bicara dengan Yerim yang kadang kepolosannya itu sangat menyebalkan. Jennie yang sudah tak kuat akhirnya memutuskan untuk langsung bertanya.

"Soal kemarin. Kau yang merencanakannya?" Tanya Jennie dengan tenang.

Mulut Yerim membentuk huruf 'O' tanda mengerti. Ia lalu dengan menyebalkannya mengibaskan rambutnya. "Memang aku yang merencanakannya. Keren bukan? Pastilah"

Lisa dan Joy rasanya pengen muntah. Mendengar nada bicara Yerim yang dibuat-buat dan apa-apaan gaya centilnya itu. Jika bukan adik mereka sudah dipastikan Yerim akan dilempar dari lantai tujuh itu.

"Bagaimana bisa Rim? Kau juga terlihat dekat dengan Jungkook dan Sehun? Kau juga belum memberitahukan semuanya kecuali kau memberi tahu aku untuk mengulur waktu selagi June mengambil data-data itu. Kenapa kau tidak memberitahu kami? Kenapa hanya Irene eonnie dan Wendy eonnie yang kau beritahu semuanya? Kenapa kau memberitahu ku hanya sedikit saja? Kenapa se-mmmph" mulut Rose langsung saja dibungkam oleh Jisoo yang kesal dengan ocehan Rose yang jika dibiarkan pasti akan terus berlanjut tanpa tahu kapan berhentinya.

"Kalau bertanya satu-satu Rose. Bahkan mesin saja pasti akan langsung error mendengar pertanyaan beruntun tidak jelas mu itu" kata Seulgi sarkas.

"Aku kan hanya penasaran eonnie. Biasanya Yerim orangnya blak-blakan. Tapi sekarang tiba-tiba dia main rahasia-rahasiaan. Aku kan jadi bingung. Apalagi ini adalah kasus besar yang berhubungan dengan keamanan negara. Aku hanya takut rencananya gagal saja jika kita tidak berkoordinasi dengan baik. Ak-mmmph" lagi-lagi mulut Rose dibungkam tapi bukan oleh Jisoo tapi oleh Jennie yang langsung memasukkan roti ke mulut Rose.

"Benar juga ya? Kenapa Rim? Kenapa tidak memberitahu kami?" Tanya Lisa pada Yerim yang kembali asik memakan ayam milik Jisoo.

Yerim menelan makanan yang masih ada di mulutnya. "Aku ga ada pilihan lagi eonnie. Situasinya terlalu mendesak. Dan yang bisa ku percaya dalam waktu sesempit itu ya hanya Irene eonnie dan Wendy eonnie. Kalian pasti paham kan?"

Yang lainnya mengangguk. Tentu mereka bisa paham. Irene adalah leader mereka yang berperan besar pada kepemimpinan dan satu-satunya orang yang bisa memberikan mereka perintah. Sedangkan Wendy adalah seorang pemikir cepat yang jenius. Di dalam waktu sesingkat itu pastinya Wendy bisa memikirkan rencana dengan sangat matang dan akurat.

.

.

.

.

Tbc

Blackvelvet Agen'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang