Paginya para anggota Blackvelvet sudah bersiap. Kecuali Yerim yang ada jam kuliah. Ia tidak bisa meninggalkan kewajibannya yang satu itu dan memilih mengundurkan misinya sampai nanti malam. Delapan anggota siap dengan penyamaran mereka. Terutama Lisa, Jisoo, Joy dan Seulgi yang akan mengikuti Sowon dan Eunha. Rose, Jennie dan June sedang bersama di ruang tamu. Mereka membahas beberapa hal untuk memudahkan penyelidikan.
"Waktu itu kita sudah mendapatkan informasi tentang perusahaan mana saja yang memiliki masalah dengan GF's Technology. Perusahaan yang bermasalah adalah G Company, Choi's Company dan Kim's Group" kata Jennie sambil membuka berkas yang mereka buat beberapa hari lalu.
"Jadi menurut eonnie kita mulai penyelidikan dari tiga perusahaan besar itu?" Tanya Rose yang di angguki oleh Jennie.
"Karena tiga perusahaan besar itu memiliki kemungkinan paling tinggi"
"Bagaimana kalau kita menghubungi Kai oppa saja. Dia adalah CEO dari Kim's Group. Sepertinya dia bisa membantu kita"
"Kenapa selalu melibatkannya?" Tanya Jennie merasa jengah.
Rose hanya terkekeh. "Hanya dia yang kita punya sekarang eonnie"
Jennie mendecih. Lalu ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Kai. Sedangkan Rose sibuk dengan laptopnya untuk mencari informasi tentang tiga perusahaan besar itu. June juga ikut membantu Rose. Bagaimanapun juga ia ikut andil dalam masalah pencurian ini. Ia merasa bertanggung jawab untuk mengambil kembali teknologi penting itu.
"Kai oppa tidak menjawab" kata Jennie sudah menyerah untuk menghubungi kakak dari Yerim itu. Sepertinya pria itu sedang sibuk.
"Ada acara pertemuan rekan bisnis yang diadakan oleh Kim's Group" kata June membuat atensi Jennie dan Rose teralihkan pada pria dengan wajah sangar itu. "Acara itu diadakan sore ini tepat pukul lima nanti. Pimpinan G Company dan Choi's Company mendapatkan undangan untuk datang"
"Baguslah. Target kita semuanya ada disana" kata Jennie merasa puas.
"Tapi bagaimana caranya agar kita bisa masuk kesana?" Tanya Rose membuat Jennie berfikir. Sepertinya dia harus meminta bantuan dari Kai.
"Aku akan mencoba membujuk Kai oppa. Semoga saja dia sudah bisa dihubungi nanti"
"Aku yakin dia akan dengan senang hati mengundang mu"
.
.
.
.
Joy dan Seulgi menggunakan penyamaran yang tidak terlalu mencolok. Mereka kini layaknya seperti seorang wartawan yang sedang mencari berita. Dengan pakaian kasual dan kamera selalu sedia di tangan.
"Menurut informasi. Rumah nomor 56 itu adalah rumah milik Sowon" kata Seulgi yang kini ia dan Joy sedang bersembunyi di dalam mobil sambil pandangan mata mereka terus berfokus pada rumah bergaya minimalis yang terlihat mirip dengan rumah lainnya.
Seulgi dan Joy refleks menunduk saat Sowon dengan seorang pria berjalan keluar rumah menuju mobil hitam yang terparkir di depan rumah. "Itu adalah Seunghon, suami dari Sowon yang bekerja di perusahaan Kim's Group" kata Joy yang kembali melihat informasi tentang Sowon dari ponselnya.
Sowon dan suaminya segera berangkat dengan mobil mereka. Seulgi juga mulai menjalankan mobilnya. Ia sengaja memberi jarak yang cukup jauh agar tidak ketahuan kalau mereka sedang mengikuti mereka. Mobil yang dikendarai Sowon dan suaminya berhenti di sebuah toko bunga. Seunghon turun dan masuk ke dalam toko bunga. Tak lama pria itu membawa sebuket bunga tulip dan kembali masuk ke dalam mobil. Seulgi terus mengikuti dari belakang dan mobil itu kembali berhenti di depan toko kue. Seunghon kembali turun dan masuk ke dalam toko kue dan keluar dengan membawa plastik yang membungkus sekotak kue. Mobil Sowon dan suaminya kini berjalan menuju jalan tol. Seulgi masih setia mengikutinya. Joy melihat maps dan menyadari tujuan mereka.
"Daegu. Sepertinya mereka ingin ke Daegu" kata Joy memecah keheningan. "Sowon mengambil cuti untuk beberapa hari, jadi mungkin mereka ingin berlibur ke luar kota berdua. Romantisnya~"
"Sadarlah Joy. Kita sedang bertugas" peringat Seulgi yang membuat Joy kembali fokus pada ponselnya. Ia masih membaca-baca informasi tentang Sowon.
Tanpa mereka ketahui ada dua mobil yang mengikuti mereka dari belakang.
.
.
.
.
Hampir sama dengan Joy dan Seulgi. Lisa dan Jisoo mulai mengikuti Eunha. Bedanya tampilan mereka sedikit mencolok. Mereka menggunakan pakaian khas musim panas, dengan wig berwarna pirang dan kacamata gelap. Sepertinya mereka menyamar sebagai turis asing. Mereka mengikuti kemanapun Eunha pergi. Karena hari ini wanita itu mendapatkan hari libur makanya ia pergi ke mall untuk membelanjakan uangnya. Berkali-kali Jisoo tergoda untuk membeli beberapa barang tapi Lisa langsung saja memukul kepalanya dan menyadarkannya bahwa mereka kini sedang bertugas.
Eunha berkeliling mall sangat lama membuat Lisa dan Jisoo mulai merasa lapar. Wanita mungil itu benar-benar maniak belanja, lihatlah barang bawaannya yang sudah memenuhi kedua tangannya itu. Tak lama Eunha memilih masuk ke restoran yang ada di dalam mall. Jisoo dan Lisa juga mengikuti. Mereka juga sekalian mengisi perut mereka yang lapar. Mulut mereka tak berhenti mengunyah makanan tapi mata mereka terus saja fokus dengan Eunha yang makan dengan tenang sambil memainkan ponselnya.
"Menurut ku dia tidak mencurigakan sama sekali" bisik Lisa pada Jisoo.
"Tetap saja kita harus terus mengikutinya sampai selesai. Baru kita bisa menyimpulkan" jawab Jisoo juga dengan berbisik.
Mereka berdua tak menyadari bahwa sedari tadi ada yang memperhatikan mereka dengan sebuah seringaian tipis.
.
.
.
.
Irene dan Wendy menemui Kim Hanbin selaku pemimpin dari GF's Technology. Mereka datang memang sengaja untuk meminta izin menyelidiki perusahaan itu. Dan senang hati Hanbin memberikan izin. Hanbin menggiring Irene dan Wendy ke tempat pengawasan dan meminta karyawannya yang di dalam untuk keluar. Hanbin meninggalkan Irene dan Wendy untuk memeriksa semua cctv yang ada di perusahaan.
Wendy duduk di salah satu kursi dan memulai aksinya dengan gerakan jari yang gesit di atas keyboard. Matanya begitu fokus menatap layar yang ada di hadapannya. Begitupun Irene yang juga melihat satu persatu layar yang menampilkan video lama yang terekam oleh cctv.
"Tanggal 16 Sowon pergi ke tempat kita. Jadi bisa diperkirakan pencurian itu dilakukan pada hari sebelum tanggal itu" kata Irene mengingatkan. Wendy mengerti.
Wanita berdarah Kanada itu mulai membuka file-file video lama. Ia mulai membuka satu persatu file dimulai dari tanggal 16 lalu ke tanggal 15 sampai akhirnya mereka berhasil menemukan hal yang mencurigakan di file tanggal 13. Di dalam salah satu layar menampilkan seorang wanita datang ke tempat penyimpanan ruang database dengan tenang dan tidak ada yang mencurigai. Wendy terus mengikuti wanita itu dari video yang sudah terekam.
"Jadi sudah jelas bahwa dia pelakunya" kata Irene yang di angguki Wendy. Dengan segera Wendy menyimpan video itu sebagai bukti.
"Kita harus segera memberitahukan ini kepada yang lain" kata Wendy setelah selesai dengan kegiatannya. Mereka segera keluar dari tempat itu. Tanpa menyadari jika sedari tadi ada yang memperhatikan mereka.
.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Blackvelvet Agen's
ActionNote : Terinspirasi dari film Charlie's Angels Sembilan orang perempuan yang memiliki kepribadian berbeda dikumpulkan oleh seseorang yang mengenalkan dirinya sebagai Hermes. Mereka dikumpulkan untuk memenuhi permintaan banyak orang untuk menjalankan...