13

2K 250 1
                                    

Yerim diam mencerna semua informasi yang diberikan oleh Jungkook. Sehun bekerja sebagai penjahat bayaran. Dan dia sedang mencari uang untuk menebus adiknya yang ada di tangan Choi Siwon yang merupakan CEO Choi's Company. Sekarang semuanya masuk akal. Sepertinya Sehun melakukan apapun untuk mendapatkan adiknya kembali. Dan salah satunya adalah dengan melakukan apapun yang Choi Siwon minta, yaitu membantu Choi Siwon untuk mencuri teknologi dari GF's Technology. Semuanya terhubung sekarang.

Tapi yang jadi tanda tanya adalah.... Kenapa Choi Siwon mencuri teknologi itu? Sebenarnya apa yang direncanakan oleh salah satu pengusaha terkaya di Korea Selatan itu?

"Sekarang bayaran ku" kata Jungkook memecahkan konsentrasi Yerim.

"Bayaran apa?" Tanya Yerim bingung. Sepertinya dia lupa perjanjiannya dengan Jungkook di awal.

"Bayaran karena aku sudah menjawab pertanyaan mu"

Yerim menutup mulutnya rapat-rapat. Ia lupa satu hal itu. Bagaimana ini. Ia panik. Bagaimana jika Jungkook meminta hal yang macam-macam. Kenapa ia tadi langsung menerima saja tanpa memikirkannya matang-matang.

Yerim babo! Pekik Yerim kesal dalam hati.

Jungkook mencium bibir Yerim sekilas. "Kau kekasihku sekarang"

Yerim melotot karena terkejut. "A-apa? Kekasih? Kau gila!"

"Perjanjian tetaplah perjanjian. Kau kekasihku sekarang"

"Kenapa aku?" Tanya Yerim akhirnya. Ia benar-benar tak mengerti kenapa mesti dirinya.

"Karena aku mencintaimu" jawab Jungkook tenang.

Yerim menghembuskan nafas panjang. "Kita tidak saling kenal-"

"Aku mengenal mu. Sangat mengenal mu"

"Kau mengenal ku. Tapi aku tak mengenal mu"

"Kau mengenal ku. Hanya saja kau lupa" Yerim diam. Jungkook tersenyum. "Aku adalah remaja laki-laki yang mengantarkan mu ke rumah kakek nenek mu saat kau kabur dari rumah orang tuamu"

Yerim tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Yerim memutar memori otaknya. Ia ingat. Waktu itu ia kabur dari rumah orangtuanya saat umur 14 tahun. Alasannya karena ia tidak mau dijodohkan. Ia berjalan menyusuri jalan karena ia sama sekali tak membawa uang padahal rumah kakek neneknya begitu jauh di Busan sana. Tapi waktu itu ada sebuah mobil yang memberikan tumpangan padanya. Sebuah keluarga kecil dengan ayah, ibu dan seorang remaja laki-laki. Remaja laki-laki yang berusia empat tahun lebih tua darinya dan ternyata keluarga itu adalah tetangga kakek dan neneknya.

Yerim menepuk jidatnya. Bagaimana bisa dia lupa. Sepertinya kapasitas otaknya memang kecil. Hal seperti itu saja bisa ia lupakan dengan sangat mudah.

"Sudah ingat?" Tanya Jungkook membuat Yerim menunduk.

"Maaf. Aku melupakan mu" kata Yerim jelas merasa bersalah.

Jungkook tersenyum. Ia mencium bibir Yerim dengan lembut dan Yerim menerimanya. Toh sekarang mereka sepasang kekasih.

.

.

.

.

Mobil Irene, Wendy dan Suho masuk bersamaan bersama dengan mobil Jennie, Rose dan June. Mereka berenam turun dan saling bertatap muka.

"Aku sudah tahu pelakunya eonnie" kata Rose membuka percakapan. Ia benar-benar yakin bahwa orang itu adalah pelaku yang sebenarnya.

"Apa kalian sudah bisa menghubungi Lisa dan Jisoo. Aku sama sekali tak bisa menghubungi mereka" kata Wendy membuat Rose dan Jennie menggeleng. Sejak kemarin mereka memang sulit menghubungi dua orang itu.

"Seulgi dan Joy akan kembali besok. Mereka sedang berada di Daegu" kata Irene menjelaskan. "Sebaiknya kita masuk dan membahas rencana selanjutnya"

Mereka berjalan menuju markas mereka dengan perasaan tak tenang. Apalagi Jisoo dan Lisa yang tidak bisa mereka hubungi. Posisi mereka juga sudah tidak aman karena target mereka sepertinya sudah mengetahui rencana mereka dan mulai melakukan perlawanan.

DUAR!!!

Mereka berenam terpental seketika. Markas mereka hancur berkeping-keping karena sebuah ledakan besar. Enam orang itu syok berat. Tapi untung saja mereka belum masuk dan tidak ada siapapun di dalam markas.

"Sepertinya maksud mengulur waktu adalah ini. Mereka menyiapkan bom di markas kita" kata Wendy setelah berhasil bangkit. Ia kembali mengingat kata-kata orang yang berhasil ia dan Irene tangkap siang tadi.

Irene menelepon Seulgi. Meminta mereka ke markas Daegu. "Aku sudah menghubungi Seulgi dan mengirim pesan pada yang lainnya. Sekarang kita lebih baik ke markas Daegu. Karena disini sepertinya tidak aman"

"Benar. Sepertinya target kita mulai melakukan perlawanan" tambah Wendy. Mereka berenam menuju mobil dan melaju menuju ke Daegu yang memerlukan waktu cukup lama. Mereka perlu menyusun rencana.

.

.

.

.

Di tempat lain di sebuah bangunan tua Lisa dan Jisoo pingsan dengan tubuh terikat duduk di kursi yang saling bersebelahan. Lisa mengerjapkan matanya perlahan-lahan. Kepalanya terasa sangat pusing. Ia menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam penglihatannya. Ruangan itu gelap hanya ada cahaya bulan dari lubang ventilasi. Lisa menoleh dan mendapati Jisoo yang masih pingsan.

"Jisoo eonnie! Bangun!" Bentak Lisa.

Perlahan-lahan Jisoo mengangkat kepalanya. Rasanya kepalanya begitu sakit. Ia sama terkejutnya dengan Lisa saat matanya sudah terbuka sempurna. "Dimana kita?!" Pekik Jisoo panik.

"Entahlah. Aku tidak tahu" kata Lisa yang masih mengedarkan pandangannya. Dia juga berkali-kali mencoba melepaskan ikatannya tapi sia-sia. Ikatan itu benar-benar kuat bahkan membuat tangannya sakit. Ia yakin ikatan itu akan meninggalkan bekas di kulitnya.

Mata Lisa menatap seorang pria yang sangat familiar berada di luar pintu jeruji yang menahan Lisa dan Jisoo.

"Oh Sehun" gumam Lisa sesaat setelah Sehun pergi begitu saja.

Lisa berusaha keras untuk bisa lepas dari ikatan itu begitupun Jisoo. Mereka harus segera bebas dari tempat ini dan memberitahu kepada yang lainnya bahwa Eunha adalah orang jahat.

.

.

.

.

Tbc

Blackvelvet Agen'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang