Hingar bingar di dalam club malam yang merangkap dengan bar itu semakin bising disaat jam menunjukkan tengah malam. Puluhan orang sibuk berjoget dan ada yang hanya duduk-duduk sambil meminum alkohol dengan harga yang tentunya tak murah.
"Buat lebih meriah lagi. Bisa?" Tanya Irene dengan suara pelan agar tidak ada yang mendengar dan menganggapnya gila karena berbicara sendiri. Ia berkomunikasi dengan alat komunikasi berbentuk anting-anting.
"As you wish" jawab Jennie yang jari-jari tangannya menari-nari di atas alat DJ. Suasana semakin meriah saja di tempat itu.
Club malam itu tentu menyediakan seorang DJ yang tentunya akan memberikan hiburan yang meriah bagi para tamunya yang rata-rata anak muda tapi memiliki dompet yang tebal.
"Sudah menemukan targetnya?" Tanya Jisoo yang sibuk meracik minuman yang akan ia berikan pada Seulgi. Ia hari ini berperan menjadi seorang bartender.
"Sudah. Aku sedang beraksi" kata Joy yang kini memakai pakaian seksinya dan mendekati seorang pria paruh baya yang sedang duduk di salah satu sofa sambil meminum alkohol dengan harga selangit.
"Good night" sapa Joy duduk di samping pria itu yang langsung menatap Joy dengan tatapan bergairah.
"Kau sangat seksi, sweetie" kata pria itu sambil merangkul pundak mulus Joy yang sedang bergelayut manja di dadanya.
"Om bisa saja" balas Joy dengan nada centil.
"Menjijikkan" komentar Rose yang setia di depan layar komputernya. Ia mengawasi setiap cctv di tempat itu dari dalam mobil van mewah yang terparkir di basement.
"Ingat sesuai rencana" kata Seulgi setelah menerima minuman yang dibuatkan oleh Jisoo. Ia menjadi pelayan bar itu yang bertugas memberikan minuman kepada pelanggan.
"Bagaimana Yerim?" Tanya Irene setelah itu meminum minumannya.
"Merepotkan" kesal gadis bernama Yerim itu yang sedang merangkak melewati lorong ventilasi yang berada di atap ruang club itu.
"Jangan mengeluh dan segeralah sampai. Aku kedinginan" kesal Lisa yang sudah sedia di sebuah pintu besi yang terkunci dari dalam.
"Tenanglah Yerim" ingat Wendy yang ikut mengawasi teman-temannya di samping Rose.
"Apa kalian lihat pemuda di arah jam dua belas" kata Joy pelan agar tak terdengar. Mumpung pria tua itu sedang merayu pelacur yang datang untuk merayunya.
Semua orang melihat ke arah yang dimaksud Joy. Di sana di pojok ruangan duduk seorang pria tampan dengan pakaian formal tanpa dasi dan tiga kancing atas kemejanya terbuka memperlihatkan otot dada pria itu. Di sekeliling pria tampan itu berdiri pria lain dengan pakaian serba hitam.
"He is so hot" bisik Joy yang menatap pria itu.
"Damn it. Aku jadi penasaran. Cepatlah Yerim!" Kesal Lisa yang memang berada di luar ruangan. Yerim hanya mendengus kesal. Menurutnya mudah merangkak di tempat yang sempit seperti ini.
"Ya ya silahkan penasaran nona Lisa. Tapi dia benar-benar tampan" timpal Joy.
"Shut up Joy" balas Lisa yang begitu kesal. Apalagi dia sudah sangat kedinginan.
"Tapi siapa dia? Dia terlihat seperti bukan orang biasa" kata Seulgi.
"Pria yang tadi dimaksud Joy bernama Jeon Jungkook. Pengusaha muda dan pewaris satu-satunya Jeon's Group. Dia juga yang mendirikan dan memimpin organisasi mafia Bangtan Raven sejak dua tahun lalu. Dan organisasi mafia itu menjadi salah satu yang terbesar sekarang ini" kata Rose yang sengaja mencari informasi tentang pria itu lewat laptopnya yang lain.
"Aku jadi makin penasaran. Cepatlah Yerim. Dasar lamban!" Pekik Lisa yang sudah benar-benar kesal karena menunggu di luar dengan cuaca yang sangat dingin.
"Berisik" ketus Yerim melanjutkan perjalanan panjangnya. Matanya sengaja melirik pria bernama Jeon Jungkook itu lewat lubang ventilasi yang tertutup saringan besi.
Deg
"Ada apa Yerim-ah? Kenapa detak jantung mu meningkat" pekik Wendy yang memang mengawasi detak jantung teman-temannya.
Pria itu menatap ku? Tapi bagaimana bisa dia tahu aku disini? Batin Yerim yang shock karena matanya tiba-tiba bersitatap dengan mata hitam pria itu.
"Ada apa Yerim?" Tanya Irene yang khawatir.
"Ani. Aku hampir sampai" jawab Yerim mengabaikan hal yang barusan terjadi walaupun detak jantungnya masih tak beraturan.
Seulgi meletakkan minuman di depan pria tua yang bersama Joy sambil memberikan Joy kode dengan matanya. Joy mengambil gelas itu dan menyerahkannya kepada sang pria. Dan pria itu tentu tidak menolak dan meminum minuman bening itu sampai tandas.
Disisi lain Yerim membuka jeruji penutup lubang ventilasi. Ia melemparkan beberapa jarum yang langsung mengenai leher tiga pria yang berjaga. Tiga pria itu langsung pingsan dan Yerim langsung saja melompat turun. Ia menuju pintu besi dan membukanya dengan tenaga super ekstra karena pintu itu benar-benar berat dan memang hanya bisa dibuka lewat dalam.
"Lama sekali" kata Lisa langsung saja masuk ke dalam dan membantu Yerim menutup pintunya kembali.
"Berisik" balas Yerim langsung saja pergi. Lisa hanya bisa mendecih kesal mendengar jawaban gadis yang lebih muda dua tahun darinya itu.
Joy kini sendirian karena obat yang dimasukkan Jisoo ke dalam minuman pria tua itu bereaksi membuat pria tua itu pergi ke toilet. Joy langsung saja mengambil ponsel pria tua itu. Ia sudah tahu sandi ponsel itu karena tadi ia mengintip. Ia membuka-buka ponsel itu dan akhirnya menemukan sebuah kode.
"Lisa, Yerim. Kodenya 56389" bisik Joy segera mengembalikan ponsel itu seperti semula seakan tak terjadi apa-apa.
Setelah menghabisi beberapa pria bersenjata api, Lisa dan Yerim memasukkan kode itu ke sebuah pintu yang harus dibuka menggunakan kode. Pintu itu terbuka otomatis dan kedua wanita itu memasuki ruangan serba putih itu dengan laser merah yang menyala.
Dengan gerakan jari cepat Rose berhasil memanipulasi cctv di dalam ruangan itu dan mematikan sinar laser itu hanya dari komputernya. Dengan segera Lisa dan Yerim mengambil koper itu. Mereka memeriksa isi koper itu setelah dirasa benar mereka segera keluar lewat jalan yang sama yang dilalui Lisa tadi.
"Mission clear" kata Lisa ber-tos ria dengan Yerim setelah mereka masuk ke dalam mobil Ferrari merah milik Lisa.
.
.
.
.
Tbc
Jeon Jungkook (The Mafia)
KAMU SEDANG MEMBACA
Blackvelvet Agen's
ActionNote : Terinspirasi dari film Charlie's Angels Sembilan orang perempuan yang memiliki kepribadian berbeda dikumpulkan oleh seseorang yang mengenalkan dirinya sebagai Hermes. Mereka dikumpulkan untuk memenuhi permintaan banyak orang untuk menjalankan...