"Dia akan kabur menggunakan helikopter!" Pekik Jisoo.
"Bagaimana ini eonnie?" Tanya Joy pada Irene.
"Kita harus mendapatkan dokumen itu eonnie. Dokumen itu adalah dokumen pertahanan negara yang hilang lima belas tahun lalu. Aku sangat tahu karena ayahku lah yang waktu itu menyelidiki kasusnya" kata Wendy sambil memberikan alat komunikasi kepada para anggota Blackvelvet.
Irene diam berfikir. "Baiklah. Joy, Jisoo, Jennie dan Yerim kalian kejar helikopter itu. Sisanya tetap disini"
Mereka semua mengangguk.
Para anak buah Jungkook memberikan senjata mereka untuk para perempuan itu. Setelah persiapan singkat mereka selesai. Mereka segera bergerak sesuai tugas masing-masing.
Sehun menahan lengan Yerim. "Ingat perjanjian kita" bisik Sehun.
"Aku tidak akan lupa" balas Yerim.
"Sudah" ketus Jungkook melepaskan genggaman tangan Sehun dan balik menggenggam tangan Yerim. "Hati-hati"
Yerim hanya mengangguk dan segera pergi. Ia menyiapkan senjata peluncur panah miliknya. Ia ada ide gila yang sangat sayang jika tidak dicoba.
Joy, Jisoo, Jennie dan Yerim berlari sekuat tenaga keluar dari menara itu. Saat mereka sudah keluar helikopter itu sudah mulai terbang. Jisoo melihat sebuah mobil. Ia langsung saja menuju mobil itu dan beruntung mobil itu bisa berfungsi. Mereka berempat menaiki mobil itu dan mengejar helikopter yang semakin terbang menjauh.
.
.
.
.
"Rose coba kau cari jika ada berkas-berkas penting yang sekiranya masih tertinggal di dalam komputer. Aku dan Wendy akan mencari di sekitar tempat ini. Sehun dan Jungkook tolong kalian jaga Lisa dan Seulgi, serta amankan para bawahan Choi Siwon. Di pantai Suho oppa sudah menunggu" perintah Irene dan semuanya mengangguk menyetujui.
"Sial. Sayangnya si jalang itu berhasil kabur" gumam Lisa yang dipapah oleh salah satu anak buah Jungkook.
"Dia beruntung Lis" kata Seulgi berjalan lebih dulu keluar dari dalam ruangan.
Rose langsung saja duduk di kursi depan komputer dan mulai meng-hack komputer itu. Ia masih agak kesal karena laptopnya hancur. Tapi ya sudahlah. Hermes pasti akan membelikannya laptop baru lagi yang lebih bagus. Ya walaupun sebenarnya ia masih sayang dengan laptop lamanya itu yang sudah menemaninya sejak pertama masuk Blackvelvet. Tapi apa yang bisa ia perbuat sekarang. Laptopnya sudah hancur. Dan ia hanya bisa ikhlas akan hal itu.
Wendy dan Irene berkeliling seluruh tempat di menara dan juga bangunan lainnya. Mereka tidak boleh melewatkan hal sekecil apapun. Bukti sekecil apapun tetaplah bukti yang bisa memperkuat tuduhan bahwa Choi Siwon adalah pelaku yang selama ini mereka cari.
Mereka tiba di sebuah ruangan yang cukup terpelosok. Wendy menatap beberapa dokumen yang ada di dalam ruangan itu. Dan Irene memeriksa kertas-kertas yang disusun di tembok.
"Dia sudah mempersiapkan pencurian ini sejak lama. Hebat sekali dia" gumam Irene mengambil satu kertas yang merupakan gambar dari salah satu ruangan di kantor GF's Technology.
"Sepertinya dugaan ku memang benar. Orang tua Choi Siwon memang bertanggung jawab atas hilangnya dokumen rahasia negara lima belas tahun lalu" kata Wendy menunjukkan beberapa dokumen pada Irene.
"Kumpulkan semuanya Wendy. Ini semua bisa menjadi bukti kuat untuk menghukum Choi Siwon seberat-beratnya"
Wendy mengangguk. Ia memasukkan semua dokumen itu ke dalam kardus. Termasuk beberapa foto dan kertas yang tertempel di tembok yang sebelumnya sudah difoto terlebih dahulu oleh Irene sebagai bukti. Mereka harus tetap profesional dalam bertugas.
"Drrt drrt --eonnie-"
"Ada apa Rose?" Tanya Irene saat mendengar suara Rose dari alat komunikasi mereka.
"Bersih. Di dalam komputer sudah tidak ada berkas-berkas lain lagi"
"Baik Rose. Segera ke pantai. Ke tempat Suho oppa"
"Siap eonnie. Aku segera kesana"
"Hati-hati"
Wendy menatap Irene. Irene yang paham arti tatapan Wendy langsung saja mengangguk. Mereka segera keluar dari ruangan itu menuju ke pantai.
.
.
.
.
Jisoo masih fokus mengendarai mobilnya mencoba mengejar helikopter Choi Siwon. Yerim berdiri dan ditahan oleh Jennie dan Joy. Ia dengan fokus membidik helikopter itu.
"Cepatlah!" Pekik Jisoo pasalnya jalan di depannya sudah hampir habis. Dan tak jauh ada jurang yang siap membawa mereka terjun ke dalam laut.
Yerim sangat fokus membidik.
Syut
"PEGANGAN!" Seru Yerim.
Yerim, Joy dan Jennie tertarik oleh tali yang terhubung dengan panah yang menancap kuat di body helikopter. Jisoo langsung saja menginjak rem hingga mobilnya berhenti tepat di pinggir tebing. Ia menghembuskan nafas panjang. Untung saja ia sempat mengerem. Jika tidak sudah dipastikan ia akan jatuh menabrak karang dan tenggelam di laut. Membayangkannya saja sudah membuatnya merinding.
"Merepotkan!" Kesal Yerim mulai memanjat tali besi itu sekuat tenaga. Dia benar-benar malas dengan segala hal yang harus mengandalkan fisik dan kekuatan.
"Jangan mengeluh babo! Cepat! Aku hampir saja jatuh ke bawah!" Kesal Joy.
"YA! Menurut mu aku tidak sedang berusaha!"
"Kau kelamaan squirtle! Aku sudah mau jatuh ini!"
"Kau saja yang berat"
"APA?!"
"Diam kalian!" Bentak Jennie yang berada di tengah-tengah dua perempuan berisik itu.
Akhirnya mereka bertiga kembali fokus memanjat. Yerim sampai lebih dulu. Dan untung saja Choi Siwon tak menyadari keberadaannya. Yerim memilih bergelantungan pada kaki helikopter. Ia membuka tempat mesin helikopter. Ia melepaskan beberapa kabel yang terhubung. Ia harus bisa mengacaukan helikopternya.
Jennie dan Joy berhasil naik dan masuk ke dalam helikopter.
Joy langsung saja menarik bahu Choi Siwon dan memukul wajah pria itu dengan keras. Jennie dengan sigap mengambil tas berisi dokumen penting yang dibawa Choi Siwon dan memakainya.
Joy masih bertarung dengan Choi Siwon. Mereka saling adu tinju sampai-sampai lupa pada kendali pesawat. Mereka juga sama sekali tak memikirkan Yerim yang bergelayut di kaki helikopter.
"Dasar! Tidak ada gunanya punya eonnie!" Kesal Yerim memeluk erat kaki helikopter yang sekarang semakin turun. Dia tadi hampir saja terlempar dari helikopter tapi untung ia punya refleks yang bagus. Sehingga ia masih bisa selamat.
.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Blackvelvet Agen's
ActionNote : Terinspirasi dari film Charlie's Angels Sembilan orang perempuan yang memiliki kepribadian berbeda dikumpulkan oleh seseorang yang mengenalkan dirinya sebagai Hermes. Mereka dikumpulkan untuk memenuhi permintaan banyak orang untuk menjalankan...