8

2.6K 302 11
                                    

Ruangan itu terasa begitu mencekam bagi seorang pemuda yang duduk terkunci di sebuah kursi. Ruangan itu hanya terdapat satu meja, dua kursi dan satu lampu. Persis seperti tempat interogasi pada umumnya. Pemuda itu menelan ludahnya susah payah karena terlalu gugup. Luka-lukanya sudah diobati oleh perempuan cantik berambut ungu.

Brak!

Pemuda itu memekik kaget karena pintu dibuka dengan kasar menampakkan dua perempuan dengan rambut hitam berjalan mendekatinya dengan wajah dingin.

"Nama?" Tanya Jennie langsung duduk di kursi depan pemuda itu dan menjatuhkan beberapa berkas di atas meja. Jisoo berdiri di sampingnya dengan buku dan bolpoin yang akan dia gunakan untuk mencatat hal-hal penting.

"Koo Junhoe biasa dipanggil June" jawab pemuda itu takut-takut.

"Kau tahu kenapa kami menangkap mu?"

June menggelengkan kepalanya. Tapi setelah itu ia mengangguk. Rose yang melihat itu terkekeh. Pemuda itu benar-benar tidak sinkron antara wajah dan perilaku.

"Kenapa kau disini?" Tanya Jisoo yang melihat Rose bersandar di pintu sambil membawa sebungkus keripik.

"Aku juga ingin ikut interogasi tahu"

Bruk

"Au! Eonnie! Jika ingin membuka pintu kira-kira dong" kesal Rose yang punggungnya terbentur pintu yang dibuka oleh Wendy.

"Mian mian. Aku tidak tahu" balas Wendy tertawa tak enak.

"Apa kau tertawa!" Bentak Jennie pada June yang terkekeh kecil melihat kelakuan Rose dan Wendy. June balas menggeleng dan menundukkan kepalanya.

"Oh ya namanya siapa?" Tanya Rose pada June.

June mengangkat kepalanya dan menatap Rose. "June"

"Aku Rose salam kenal"

Ctak

Jisoo langsung memberi jitakan maut ke kepala Rose. "Kenapa kau harus berkenalan babo!"

"Aku ingin berteman dengannya eonnie. Dia seorang hacker yang hebat. Aku ingin banyak belajar darinya supaya aku menjadi lebih hebat" kata Rose sambil menyentuh keningnya yang terasa perih akibat jitakan Jisoo.

"Diam bisa?" Tanya Jennie penuh penekanan dengan tatapan mata membunuh yang ditujukan untuk Rose.

"Mian mian. Lanjutkan aku akan menonton" kata Rose takut dan mundur mendekati Wendy.

Jennie kembali menatap June dingin. "Aku tanya sekali lagi. Kau tahu kenapa kami menangkap mu?"

"Sebenarnya aku tak yakin. Tapi kalian pasti sedang mencari sesuatu kan? Dan aku yang telah mengambilnya" kata June takut-takut.

"Benar! Kau telah mencuri teknologi dari GF's Technology dengan kemampuan hacker mu itu"

"Oh" June mengangguk. Lalu ia menatap Jennie bingung. "Mencuri? Aku tidak mencuri. Aku hanya diminta untuk mengambil sesuatu dari sim card yang di berikan padaku"

"Sim card?" June mengangguk. "Ceritakan semuanya"

"Aku adalah seorang gamers yang kebetulan memiliki kemampuan dalam hacking. Suatu hari ada sekumpulan pria berbaju formal datang ke rumah ku. Dia menawarkan sebuah pekerjaan pada ku dan jika aku berhasil dia akan membayar ku dengan mahal. Aku menerimanya. Lalu dia memberikan sebuah sim card padaku dan meminta ku untuk mengambil file yang bernama God Eyes dan memasukkannya ke dalam flashdisk milik pria itu. Aku melakukannya dan berhasil. Dia membayar ku. Lalu dia juga bilang kalau mungkin akan ada orang yang akan menangkap ku setelah aku berhasil. Tapi aku sama sekali tak mengerti apa yang dia maksud"

Blackvelvet Agen'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang