"Aku tidak sedang main-main" kata Yerim penuh penekanan. "Jika kalian tidak mau memberitahu ku. Buka gerbangnya sekarang, biar aku cari sendiri"
"Jangan kurang ajar! Kalian cepat pergi sebelum kami melakukan sesuatu pada kalian"
Dor
Dor
Dua penjaga itu gemetaran saat melihat Yerim menembak ke arah dua orang di balkon atas yang hendak menembak Yerim dan Jungkook.
"Buka gerbangnya sekarang" perintah Yerim sambil menodongkan pistolnya pada salah satu penjaga.
Karena ketakutan akhirnya para penjaga itu membuka gerbang dan membiarkan Yerim dan Jungkook masuk. Yerim meminta salah satu penjaga itu untuk mengantar mereka. Tentu dengan ancaman pistol yang ditodongkan di belakang kepalanya.
Penjaga itu mengantarkan Yerim dan Jungkook kepada seorang maid. Tentu maid itu ketakutan dan hanya bisa menurut. Ia membimbing Yerim dan Jungkook menuju sebuah tempat di bagian terdalam mansion itu. Tepatnya di sebuah tempat yang berada di ruang bawah tanah.
"Di-dia ada di dalam" kata maid itu takut-takut.
"Oke. Kalian boleh pergi. Tapi jangan lapor polisi atau apapun itu" kata Yerim membuat maid dan penjaga itu langsung kabur.
Yerim membuka pintu itu dengan kunci yang diberikan oleh sang maid. Ia dengan tenang dan tetap waspada membuka pintu itu. Yang pertama ia lihat adalah ruangan kumuh nan gelap dengan banyaknya rantai pengikat, senjata tajam dan cambuk.
Saat menoleh ke pojok ruangan berapa terkejutnya Yerim melihat sesosok remaja perempuan sedang terduduk dengan kaki dan tangan terikat rantai yang menempel pada tembok. Baju remaja itu sudah tak berbentuk dan sangat kotor. Tubuh remaja itu penuh dengan luka lebam bahkan ada yang sampai hampir membusuk.
Yerim langsung saja menghampiri remaja itu dan mengangkat perlahan wajah remaja itu. Yerim tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat wajah pucat remaja itu. Ia ingat wajah ini. Remaja ini Oh Somi. Yerim bisa tahu karena sebelumnya Jungkook memberikannya foto Oh Somi.
"Ka-kalian si-siapa uhuk uhuk"
"Sudah jangan bicara" dengan tangan sedikit gemetar Yerim membuka rantai yang mengikat tubuh remaja itu.
"Te-teman-nya Se-sehun op-oppa ya?" Tanya remaja itu menatap Yerim dan Jungkook. "A-apa oppa ba-baik-baik sa-ja?"
Jungkook mengelus rambut Somi dan mengangguk. "Sehun baik-baik saja. Sekarang berhenti bicara ya. Kau sedang terluka"
Somi menggeleng pelan. "A-aku su-sudah ti-tidak ku-kuat"
Yerim menggeleng. "Ti-tidak kau akan baik-baik saja. Aku akan menyelamatkan mu. Kau pasti baik-baik saja"
Somi tersenyum menatap Yerim. Remaja itu menatap sebuah buku yang ada di belakang tubuhnya. Buku dengan cover peri yang sangat indah. Jungkook yang paham mengambil buku itu.
"Peri eonnie"
Yerim menatap Somi yang tersenyum lembut padanya.
"Terima kasih. A-aku se-senang bi-bisa melihat mu se-sedekat ini"
Somi meneteskan air mata tapi ia tetap tersenyum dengan lembut.
"Katakan pa-pada Sehun op-oppa. A-aku menyayangi- uhuk uhuk-" Somi memuntahkan darah segar. Yerim makin panik saja. "A-aku sa-sangat menyayanginya"
Tubuh Yerim membeku saat tubuh Somi jatuh ke dalam pelukannya. Semua rantainya sudah lepas. Tapi itu semua sudah terlambat. Yerim menatap wajah Somi yang pucat. Tubuh remaja itu sudah dingin. Dan Yerim tak bisa merasakan detak jantung remaja di pelukannya ini.
"An-andwe" Yerim mulai menangis sambil memeluk tubuh remaja itu. "Andwe!"
Jungkook hanya bisa mengelus punggung Yerim. "Sudah Rim. Jangan biarkan tubuhnya seperti ini. Dia harus segera kita semayamkan dengan layak"
Yerim hanya mengangguk. Walaupun tak bisa dipungkiri bahwa hatinya sakit. Ia merasa sangat bersalah tidak bisa menolong remaja cantik ini.
.
.
.
.
Oh Somi
Sehun berjongkok di depan makam adiknya yang penuh dengan bunga yang masih segar. Tentu saja. Oh Somi baru saja dimakamkan pagi tadi. Ia tak menyangka bahwa adiknya akan meninggalkanmu secepat ini. Padahal adiknya punya mimpi yang belum bisa ia wujudkan. Adiknya ingin sekali pergi ke Disneyland karena remaja cantik itu sangat menyukai karakter para Princess Disney dan ingin menjadi seorang Princess juga. Adiknya memang masih di usia-usia itu. Tapi sayangnya ia meninggal sebelum mewujudkan impiannya itu.
Jungkook terus saja mengelus lengan Yerim untuk menenangkan kekasihnya itu. Sedangkan Yerim hanya menatap sendu makam itu. Ia masih merasa sangat bersalah. Kenapa ia harus terlambat. Kenapa ia tak bisa datang lebih cepat. Seandainya ia tepat waktu mungkin Oh Somi masih bisa ia selamatkan. Tapi, semuanya sudah terjadi. Dan ia sangat menyesali itu.
"Ini bukan salah mu sayang" bisik Jungkook lembut.
"Tapi- seandainya kita datang lebih cepat. Dia pasti bisa selamat" kata Yerim dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Jungkook mengelus lembut pipi halus Yerim. "Semua sudah terjadi. Ini memang sudah jalannya. Tidak perlu menyalahkan diri sendiri. Kita hanya bisa menerimanya"
Yerim mengangguk.
Sehun bangkit setelah memberikan beberapa doa untuk mendiang adiknya yang sudah bahagia di atas sana. Sehun berbalik mendekati Yerim dan Jungkook.
Yerim langsung saja memberikan buku milik Oh Somi. "Ini milik adikmu"
Sehun menerima buku itu dan langsung membukanya. Pada halaman pertama terdapat gambar peri. Sehun tentu saja hafal dengan gambar adiknya itu. Adiknya memang sangat menyukai peri. Bahkan adiknya itu pernah bilang bahwa ia ingin membawa seorang peri untuk dinikahkan dengannya. Ada-ada saja adiknya itu.
"Bagaimana tawaran ku?" Tanya Yerim memecah konsentrasi Sehun.
Sehun melirik nisan adiknya. "Aku terima tawaran mu. Tapi dengan satu syarat"
"Apa itu?"
"Izinkan aku menghajar bedebah itu dengan tangan ku sendiri"
Yerim mengangguk. "Baiklah. Aku juga harus memberinya sedikit pelajaran. Jadi kita deal?"
Sehun menerima jabatan tangan Yerim. "Deal"
.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Blackvelvet Agen's
حركة (أكشن)Note : Terinspirasi dari film Charlie's Angels Sembilan orang perempuan yang memiliki kepribadian berbeda dikumpulkan oleh seseorang yang mengenalkan dirinya sebagai Hermes. Mereka dikumpulkan untuk memenuhi permintaan banyak orang untuk menjalankan...