Satu ( repost)

48.2K 1.5K 79
                                    

Maaf banyak typo

Ya Tuhan...

Rasanya jantung Ela di dalam sana ingin meledak, tangannya juga gemetar hebat saat ini. Tak hanya gemetar, tapi terlihat berkeringat juga.

Dan saat ini, kedua matanya yang bulat dan putih jernih, melirik kearah depan, samping kiri, dan samping kanan, tapi sunyi dan sepi. Tidak ada satu orangpun dalam rumah megah dan super luas ini.

Di dalam ruang keluarga yang super luas dan besar ini yang di isi dengan ornamen-ornamen mahal, hanya ada dirinya seorang diri dengan beberapa kain lap dan satu bungkus tisu basah yang ada di atas meja.

"Sumpah, Ela sangat takut ibu."Bisik Ela dengan suara yang sangat lirih dan pelan.

Ya, Ela takut. Ela tidak berani menyentuh barang-barang mahal yang ada dalam rumah ini, terutama barang-barang mahal dan antik milik Nyonya Citra.

Nyonya Citra yang kemarin siang menitah Ela, agar Ela tidak menjadi tukang siram kebun lagi, tapi menjadi pekerja yang membersihkan dan melap barang-barang antik dan mahal miliknya. Gaji yang akan di terima Ela juga 3 kali lipat lebih besar apabila ia menjadi tukang bersih barang antik milik nyonya Citra. Dan sumpah, Ela nggak tertarik dengan gaji besar, tapi andai resiko kerjanya tidak seram, mungkin Ela akan senang. Tapi, untuk menolak titah dan perintah Nyonya Citra juga, Ela tidak berani dan tida berdaya juga untuk menolaknya.

Dan jelas Ela sangat takut, sebelum Nyonya Citra dan Tuan Dani pergi 20 menit yang lalu, Nyonya Citra berpesan agar Ela membersihkan hati-hati barang-barang mahal miliknya. Dan mengatakan jangan sampai barang-barangku lecet apalagi pecah, karena persatu barang mahal itu, harganya rata-rata main 1 bahkan sampai 2 M. Membuat Ela bergidik mendengarnya.

"Ela mengundurkan diri dan cari pekerjaan yang lain saja, ibu nggak akan di pecat kan nanti?"

"Jelas di pecat, Ela. Jangan bodoh! Jangan buat ibumu susah. Ibumu di pecat uang untuk kirim nenek dan kakek di kampung, nggak ada. Nenek dan kakek mu mau makan apa nanti?"Ucap Ela kesal pada dirinya sendiri. Bahkan Ela terlihat menjambak rambutnya frustasi.

Kepalanya sangat sakit dan pusing saat ini. Vas bunga yang sangat berkilau yang ada di depannya saat ini, melihatnya saja... jantung Ela rasanya ingin meledak apalagi untuk memegangnya.

Dan Ela merutuk, kenapa dirinya masih sangat penakut, gugup, dan kampungan? Padahal dirinya dan ibunya sudah bekerja hampir 10 tahun di rumah keluarga Aerifin ini.

Kenapa?

Bahkan ibunya juga menjadi kepala pelayan, dan bisa di katakan tangan kanan nyonya Citra.

Tapi, walau begitu, bagaimana Ela tidak takut, gugup dan sangat segan pada Nyonya Citra. Entah kenapa, selama 5 tahun terakhir ini, Nyonya Citra seakan menatap Ela dengan tatapan marah, benci dan sinisnya. Kadang, ada tatapan sedih dan juga iba di mata Nyonya Citra apabila sedang menatap Ela.

Dan di saat dengan gemetar tangan Ela hampir meraih lembut vas bunga langsing warna putih kristal yang ada di atas meja.

Tangan Ela hanya melayang diatas udara di saat...

"Kamu pembantu juga kan, di rumah ini?"Ucapan dengan nada suara yang terdengar berat sekaligus terdengar dingin di telinga Ela membuat Ela sontak menatap keasal suara.

Karena sumpah, entah kenapa mendengar suara tegas, berat dan dingin barusan, berhasil membuat jantung Ela rasanya ingin meledak di dalam sana.Ela juga dalam sekejap berkeringat dingin.

Dan tubuh Ela menegang kaku di saat Ela menatap keasal suara, pandangan Ela langsung di sambut oleh tubuh tinggi tegap, basah, dan telanjang dada milik seorang laki-laki dewasa dan super tampan yang ada di depan Ela. Jarak berdirinya dengan Ela sekitar 4 meter.

"Kamu pembantu di rumah kan, di rumah ini? "Ucap atau tanya suara itu lagi, dan kali ini langsung mendapat angggukan cepat dan kaku dari Ela.

"Y----Ya, Tuan. Saya pembantu di rumah ini...,"

"Lepaskan celanaku, dengan sialanannya, ada yang nyangkut di reselting, kemari cepat. Aku ingin segera mandi!!!"Ucapan dengan nada takut-takut Ela di potong telak oleh suara dingin bahkan terdengar seperti sebuah bentakan di telinga Ela oleh Tuan Malik....

Tuan Malik adalah anak tunggal dan sematawayang Nyonya Citra dan Tuan Dani yang baru pulang dari luar negeri...

Dan Ela bukannya bangkit dengan cepat dan mendekat kearah Tuan Malik. Tapi dengan tubuh yang gemetar hebat dari ujung rambut hingga ujung kepala, reflek mengesot mundur, menjauh dari Tuan Malik, tapi sial! Tubuh mungil dan gemetar Ela malah sudah mentok dengan meja.

Dan Ela panik di saat Tuan Malik... Tuan Malik yang entah kenapa Ibunya... Ibunya larang keras dirinya 1 minggu yang lalu, apabila berpapas atau melihat Tuan Malik segera sembunyi atau langsung ke kamar....

Dan Tuan Malik sedang melangkah mendekati dirinya saat ini dengan wajahnya yang terlihat sangat menyeramkan...

Apa yang harus Ela lakukan, ibu....? Ela takut....

Tbc

Lanjut dan ada yg baca?

Biar part satu segera meluncur :)

-27-07-2021:18:40

Ela (Menikah Dengan Anak Majikan Ibuku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang