25🍇🍎

11.5K 626 38
                                    

.....
.....

"Ya... Maaf, aku tidak bisa mengantamu, dan Pak Arman sudah ku suruh untuk menunggu kamu sampai kamu naik di atas pesawat."

"Ya, Sayang. Sekali lagi aku minta maaf, dan aku tidak sabar untuk segera menikahimu.  Kita hanya perlu menunggu  2 bulan ya. "

"Love you, Sayang. Love you so much..."Ucapan Malik terhenti di saat Malik mendengar ada seseorang yang membuka gerbang rumahnya. Rumah Pak Kades.

Membuat Malik yang fokus pada layar ponsel di mana  ada wajah cantik Sandra di sana, kini Malik menatap cepat  kearah gerbang,  dan tubuh Malik menegang kaku melihat orang yang sedang membuka pintu di depan sana....

Dan dengan raut yang sebisa mungkin Malik tenangkan , dan  relaks, Malik kembali menatap pada layar ponselnya.

"Aku ijin tutup panggilan ya? Pemilik lahan yang ingin ku beli sudah datang bersama istrinya, aku menunggu mereka sedari tadi di teras. Hati-hati di jalan, sekali lagi, aku sangat mencintaimu...."Ucap Malik dengan raut wajah yang di buat menyesal, ucapan yang berisi 100% kebohongan.

Dan Malik tanpa  menunggu ucapan atau balasan kata cintanya dari Sandra. Malik sudah memutuskan cepat panggilannya, dan memasukan ponselnya juga dengan cepat ke dalam saku celananya.

Dan dalam waktu seperkian detik, wajah teduh, dan lembut milik Malik sudah berubah  menjadi sangat datar dan dingin, bahkan terliat memerah juga saat ini,  kedua tangan yang ada di sisi kanan dan kiri tubuhnya terlihat terkepal erat juga.

"Kenapa berhenti di situ, hm?"Ucap Malik dengan nada suara yang sangat rendah, kakinya yang panjang melangkah dengan tenang mendekat pada seorang perempuan dengan pakaian yang  kotor,  dan perempuan itu terlihat sangat takut di tempatnya. Dan tidak berani menatap kearah wajah Malik sedikitpun.

"Kamu nggak tuli kan, Ela. Kamu nggak tuli karena sudah keluyuran mungkin  dari pagi? He?"Ucap Malik sudah dengan geraman tertahannya kali ini.

Dan Malik menghembuskan  nafasnya kasar. Dadanya naik turun tidak beraturan melihat Ela masih saja seperti orang goblok, dan bisu di sana. Wajahnya terlihat pucat dan takut, takut karena sudah keluyuran  dan seenaknya pulang ke rumah di waktu yang hampir gelap, 15 menit lagi, adzan magrib akan berkumdang.

"Jawab, sialan! Apa yang sudah kamu lakukan sejak pagi!?"Teriak Malik masih dengan  geraman tertahannya.

Jengkel karena Ela masih bungkam tepat di depannya, Malik terlihat mengacak rambutnya frustasi!

Dan hampir saja Malik berteriak keras tepat di depan wajah Ela.  Tapi untung saja Ela dengan cepat....

"Sa-saya di ajak sama Pak Arman ke pantai, lalu setelah ke pantai kita makan ikan laut di ujung desa ini, "

"Saya minta maaf, Tuan..."

"Sekali lagi, saya minta maaf..."Ucap Ela dengan tatapan takutnya pada Tuan Malik yang terlihat menahan senyumnya  saat ini.

Tuan Malik tersenyum? Karena apa, tanya hati Ela bingung di dalam sana,  dan sumpah, melihat  Tuan malik yang tersenyum  saat ini, Ela bukannya merasa lega, tapi Ela merasa sangat-sangat takut....

"Coba ulangi, kamu pergi kemana  saja dan siapa sejak pagi tadi?"Ucap Malik dengan suara beratnya, dan senyum masih tersunggung di wajah tampan Malik tapi terlihat sangat memerah saat ini.

"Saya... saya di ajak sama Pak Arman ke pantai...."

Plak

Ucapan Ela terpotong telak oleh tamparan yang Malik layangkan pada pipi kanan Ela, bahkan membuat pipi kanan Ela mengeluarkan darahnya saat ini.

"Berani sekali kamu membohongiku, Ela..."

"Berani sekali kamu, dan sebelum aku mengatakan apa alasan aku menamparmu, akan ku ingatkan kamu, ela..."

"Dengar baik-baik ucapanku, sekali lagi ingat posisimu, ela.  Ingat! Kamu datang ke sini untuk jadi babuku, untuk jadi pembantuku bukan untuk jalan-jalan. Kamu adalah pembantuku bukan untuk bersenang-senang dan kegatalan dengan laki-laki lain di luar sana."

"Kamu pembantuku, jangan kegatalan...."

"Kegatalan? Saya kegatalan?"Potong Ela ucapan Malik. Ela yang bahkan air matanya sudah  memluncur mulus  membasahi kedua pipinya saat ini.

Hatinya sakit. Sangat sakit mendengar kata-kata yang sangat merendahkan dan kasar dari Tuan Malik.  Yang saat ini, terlihat merogoh sesuatu dalam saku celananya. Ternyata lembaran foto. Dan lembaran foto itu, dalam waktu seperkian detik.

Brak

Tuan Malik lemparkan pada wajah Ela yang merasa kaget sekaligus sakit karena lembaran foto-foto itu menimpa kuat wajahnya.

"Lihat betapa jalangnya kamu dalam foto itu, Ela. ,Entah dengan cara apa,  yang kamu gunakan sehingga anak kades bisa berboncengan  dan  makan bersama di cafe eh? Cukup sifat tidak tahu diri yang ada dalam tubuhmu, jangan sifat bohong lagi, aku muak dan merasa harga diriku tercoreng karena ingin kamu bohongi dengan mentah.  Jangan kambing hitamkan Pak Arman pelayanku. Jangan atau kamu akan menyesal kalau kamu berani  berbohong lagi."

"Dan segera masuk ke dalam, aku lapar. Tidak ada Mini dan Rahma  hari ini, cepat masak untukku, Tuanmu ini sudah lapar..."ucap malik masih dengan wajah merah padamnya, dan Malik tanpa menunggu jawaban atau sahutan dari Ela, Malik sudah melangkah masuk ke dalam rumah meninggalkan Ela   yang sedang menunduk dengan lemah untuk mengambil 5 lembar foto yang ada di bawah kakinya saat ini

Benar...  ini foto ia yang di bonceng sama Fian anak Pak Kades, dan ada  juga foto ia dan Fian yang sedang makan, ada juga Pak Arman tapi tidak tertangkap kamera....

Dari mana Tuan Malik dapat foto ini dan siapa yang sudah foto ia dan Fian secara diam-diam?

Tbc

Lanjut dan ada yg kepo?

Satu kata untuk  Malik apa  ?

.....
.....

Ela (Menikah Dengan Anak Majikan Ibuku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang