.....
....."Ya... Maaf, aku tidak bisa mengantamu, dan Pak Arman sudah ku suruh untuk menunggu kamu sampai kamu naik di atas pesawat."
"Ya, Sayang. Sekali lagi aku minta maaf, dan aku tidak sabar untuk segera menikahimu. Kita hanya perlu menunggu 2 bulan ya. "
"Love you, Sayang. Love you so much..."Ucapan Malik terhenti di saat Malik mendengar ada seseorang yang membuka gerbang rumahnya. Rumah Pak Kades.
Membuat Malik yang fokus pada layar ponsel di mana ada wajah cantik Sandra di sana, kini Malik menatap cepat kearah gerbang, dan tubuh Malik menegang kaku melihat orang yang sedang membuka pintu di depan sana....
Dan dengan raut yang sebisa mungkin Malik tenangkan , dan relaks, Malik kembali menatap pada layar ponselnya.
"Aku ijin tutup panggilan ya? Pemilik lahan yang ingin ku beli sudah datang bersama istrinya, aku menunggu mereka sedari tadi di teras. Hati-hati di jalan, sekali lagi, aku sangat mencintaimu...."Ucap Malik dengan raut wajah yang di buat menyesal, ucapan yang berisi 100% kebohongan.
Dan Malik tanpa menunggu ucapan atau balasan kata cintanya dari Sandra. Malik sudah memutuskan cepat panggilannya, dan memasukan ponselnya juga dengan cepat ke dalam saku celananya.
Dan dalam waktu seperkian detik, wajah teduh, dan lembut milik Malik sudah berubah menjadi sangat datar dan dingin, bahkan terliat memerah juga saat ini, kedua tangan yang ada di sisi kanan dan kiri tubuhnya terlihat terkepal erat juga.
"Kenapa berhenti di situ, hm?"Ucap Malik dengan nada suara yang sangat rendah, kakinya yang panjang melangkah dengan tenang mendekat pada seorang perempuan dengan pakaian yang kotor, dan perempuan itu terlihat sangat takut di tempatnya. Dan tidak berani menatap kearah wajah Malik sedikitpun.
"Kamu nggak tuli kan, Ela. Kamu nggak tuli karena sudah keluyuran mungkin dari pagi? He?"Ucap Malik sudah dengan geraman tertahannya kali ini.
Dan Malik menghembuskan nafasnya kasar. Dadanya naik turun tidak beraturan melihat Ela masih saja seperti orang goblok, dan bisu di sana. Wajahnya terlihat pucat dan takut, takut karena sudah keluyuran dan seenaknya pulang ke rumah di waktu yang hampir gelap, 15 menit lagi, adzan magrib akan berkumdang.
"Jawab, sialan! Apa yang sudah kamu lakukan sejak pagi!?"Teriak Malik masih dengan geraman tertahannya.
Jengkel karena Ela masih bungkam tepat di depannya, Malik terlihat mengacak rambutnya frustasi!
Dan hampir saja Malik berteriak keras tepat di depan wajah Ela. Tapi untung saja Ela dengan cepat....
"Sa-saya di ajak sama Pak Arman ke pantai, lalu setelah ke pantai kita makan ikan laut di ujung desa ini, "
"Saya minta maaf, Tuan..."
"Sekali lagi, saya minta maaf..."Ucap Ela dengan tatapan takutnya pada Tuan Malik yang terlihat menahan senyumnya saat ini.
Tuan Malik tersenyum? Karena apa, tanya hati Ela bingung di dalam sana, dan sumpah, melihat Tuan malik yang tersenyum saat ini, Ela bukannya merasa lega, tapi Ela merasa sangat-sangat takut....
"Coba ulangi, kamu pergi kemana saja dan siapa sejak pagi tadi?"Ucap Malik dengan suara beratnya, dan senyum masih tersunggung di wajah tampan Malik tapi terlihat sangat memerah saat ini.
"Saya... saya di ajak sama Pak Arman ke pantai...."
Plak
Ucapan Ela terpotong telak oleh tamparan yang Malik layangkan pada pipi kanan Ela, bahkan membuat pipi kanan Ela mengeluarkan darahnya saat ini.
"Berani sekali kamu membohongiku, Ela..."
"Berani sekali kamu, dan sebelum aku mengatakan apa alasan aku menamparmu, akan ku ingatkan kamu, ela..."
"Dengar baik-baik ucapanku, sekali lagi ingat posisimu, ela. Ingat! Kamu datang ke sini untuk jadi babuku, untuk jadi pembantuku bukan untuk jalan-jalan. Kamu adalah pembantuku bukan untuk bersenang-senang dan kegatalan dengan laki-laki lain di luar sana."
"Kamu pembantuku, jangan kegatalan...."
"Kegatalan? Saya kegatalan?"Potong Ela ucapan Malik. Ela yang bahkan air matanya sudah memluncur mulus membasahi kedua pipinya saat ini.
Hatinya sakit. Sangat sakit mendengar kata-kata yang sangat merendahkan dan kasar dari Tuan Malik. Yang saat ini, terlihat merogoh sesuatu dalam saku celananya. Ternyata lembaran foto. Dan lembaran foto itu, dalam waktu seperkian detik.
Brak
Tuan Malik lemparkan pada wajah Ela yang merasa kaget sekaligus sakit karena lembaran foto-foto itu menimpa kuat wajahnya.
"Lihat betapa jalangnya kamu dalam foto itu, Ela. ,Entah dengan cara apa, yang kamu gunakan sehingga anak kades bisa berboncengan dan makan bersama di cafe eh? Cukup sifat tidak tahu diri yang ada dalam tubuhmu, jangan sifat bohong lagi, aku muak dan merasa harga diriku tercoreng karena ingin kamu bohongi dengan mentah. Jangan kambing hitamkan Pak Arman pelayanku. Jangan atau kamu akan menyesal kalau kamu berani berbohong lagi."
"Dan segera masuk ke dalam, aku lapar. Tidak ada Mini dan Rahma hari ini, cepat masak untukku, Tuanmu ini sudah lapar..."ucap malik masih dengan wajah merah padamnya, dan Malik tanpa menunggu jawaban atau sahutan dari Ela, Malik sudah melangkah masuk ke dalam rumah meninggalkan Ela yang sedang menunduk dengan lemah untuk mengambil 5 lembar foto yang ada di bawah kakinya saat ini
Benar... ini foto ia yang di bonceng sama Fian anak Pak Kades, dan ada juga foto ia dan Fian yang sedang makan, ada juga Pak Arman tapi tidak tertangkap kamera....
Dari mana Tuan Malik dapat foto ini dan siapa yang sudah foto ia dan Fian secara diam-diam?
Tbc
Lanjut dan ada yg kepo?
Satu kata untuk Malik apa ?
.....
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Ela (Menikah Dengan Anak Majikan Ibuku)
Romance"Jangan besar kepala, aku mengajakmu tidur bersama di ranjangku, agar para warga sialan itu tidak salah paham, dan anggap aku laki-laki bejat, dan batal menjual lahannya padaku." "Sadar diri, Ela... Kita menikah bukan mauku, kita menikah karena war...