.....
.....
......
.......
......
.......
........
.........
.........
Maaf banyak typoAir mata ingin jebol dari kedua mata, Arum. Tapi, Arum tahan sebisa mungkin, dan Arum tidak sudi mengeluarkan air matanya di depan Nyonya Citra yang sedang menertawakan dan mengejek dirinya saat ini di depannya.
Dirinya yang merasa sakit hati, dan merasa semakin menyesal untuk semua yang sudah terjadi dalam hidupnya, terlebih dalam hidup almarhum suaminya dan juga dalam hidup anaknya Ela.
Ya, suami Arum adalah adik kandung dari Tuan Dani. Intinya semua yang di ucapkan oleh Nyonya Citra sangat benar. Sekali lagi, Arum tekankan, suaminya atau Papa kandung dari Ela adalah Doni, Doni yang tidak lain dan bukan adalah adik Tuan Dani. Tuan Dani juga yang tidak lain adalah Om Ela. Dan Malik dan juga Ela adalah sepupu.
Kenapa dunia sesempit ini? Arum mengetahui kalau Tuan Dani adalah Kakak almarhum suaminya 6 tahun yang lalu, dua hari setelah insiden Malik menodai anaknya Ela.
Arum yang hancur, terpukul, selalu mengadu pada suaminya yang ada dalam selembar foto. Dan Nyonya Citra tidak sengaja melihat foto itu bahkan foto pernikahannya dengan suaminya, dan terbongkarlah semuanya.
Nyonya Citra mengetahui, dia lah dalang yang buat suaminya kecelakaann, dan Arum mengetahui kalau Tuan Dani adalah Kakak suaminya. Yang selalu suaminya banggakan sekaligus irikan, karena Tuan Dani adalah anak emas di keluarga, berbeda dengan suaminya Mas Doni yang tidak memiliki prestasi gemilang seperti kakaknya, Dani.
"Semoga kamu semakin sadar diri, setelah aku ingatkan lagi, kalau kamu hanya pembawa sial dalam keluarga suamiku. Kamu wanita sial! Pasti anakmu juga mengikuti kamu. Pembawa sial juga. Makanya aku tidak sudi Ela anakmu hamil cucuku lagi. Ela anakmu di nikahi anakku, Malik! Aku nggak sudi! Karena Ela tidak pantaas untuk jadi menantu dalam keluarga ini."
"Dan juga, kasian bukan apabila anakmu hamil lalu melahirkan dan bayinya akan aku dan suamiku ambil dan bunuh lagi? Sangat sangat kasian...."
"Anda tidak perlu khawatir, sebelum anda berinisiatif untuk menyuntik kb anak saya, Ela. Saya sudah terlebih dahulu menyediakan pengaman yang aman untuk anak saya... karena saya yakin, kebejatan anak anda, pasti akan kambuh lagi kan, Nyonya? Nyonya saja tidak yakin pada anak nyonya. "
"Dan maaf, satu ucapan Nyonya yang tidak akan saya percaya. Binatang saja tidak ada yang membunuh darah dagingnya, pasti cucu saya masih hidup, dan sebelum saya bertemu cucu saya, dan cucu saya ikut bersama saya dan ibunya, Ela. Saya tidak akan pernah mau keluar dari rumah ini, Nyonya... tidak akan pernah!"
*****
Ela maupun Pak Arman yang menjadi supir sore ini dan yang akan menjadi supir Malik juga di kota tempat Malik bekerja, bingung, karena Tuan Malik yang duduk tepat di belakang bangku kemudi, menitah dengan suara yang sangat dingin agar Pak Arman menghentikan mobilnya di pinggir jalan, dan mobil sudah berhenti 1 menit yang lalu, tapi Tuan Malik masih diam di belakang sana, membuat Ela dan juga Pak Arman sangat bingung.
"Kenapa sangat goblok? Kamu duduk di belakang dengaku, Ela. Turun cepat! Pindah tempat dudukmu!"Ucap Malik dengan geraman tertahannya. Wajahnya terlihat merah padam. Urat-urat di keningnya bahkan menonjol keluar.
Membuat pak Arman yang mengintip di atas kaca spion yang ada di atas kepalanya, segera membuang tatapannya kearah lain. Tidak berani menatap wajah Tuan Malik yang terlihat sangat-sangat muram saat ini.
Dan melihat Ela yang lelet, Pak Arman mengode Ela dengan hati-hati agar segera menurut ucapan Tuan Malik.
Dan pada akhirnya karena tidak ada pilihan apalagi bisa menolak. Ela segera turun dari mobil untuk mengganti tempat duduknya. Dan pintu mobil baru terbuka sedikit. Ela kaget bukan main, dan reflek menghindar di saat pintu mobil di buka kasar dan lebar oleh Tuan Malik, dan bahkan pergelengan tangan Ela di tarik kasar juga sehingga tubuh mungil Ela terjatuh menimpa tubuh Tuan Malik. Tapi, hanya berlangsung sekitar 3 detik kedua tangan Ela menempel dengan dada Tuan Malik, karena cepat-cepat, tubuh Ela sudah di dorong oleh Malik. Membuat Ela meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ela (Menikah Dengan Anak Majikan Ibuku)
Romantik"Jangan besar kepala, aku mengajakmu tidur bersama di ranjangku, agar para warga sialan itu tidak salah paham, dan anggap aku laki-laki bejat, dan batal menjual lahannya padaku." "Sadar diri, Ela... Kita menikah bukan mauku, kita menikah karena war...