Dua.🍇🍇

22K 1.2K 79
                                    

.maaf banyak typo

....

Malik melangkah hanya 7 langkah, masih ada jarak sekitar 2 meter dengan tempat Ela duduk meringkuk, membuat Ela menghembuskan nafasnya lega, dan Ela juga dengan tubuh yang entah kenapa lemas, bangkit dengan  cepat dari dudukannya di atas lantai.

Dan kembali, tubuh Ela menegang kaku, dan hampir terududuk lagi  di atas lantai di saat...

"Brengsek! Waktuku terbuang percuma,  sekian menit lamanya gara-gara kamu, sialan!"Itu jelas suara dan ucapan milik Tuan Malik.

Tuan Malik yang menatap Ela dengan tatapan marahnya dan kedua matanya bahkan terlihat merah membara saat ini.

"Kemari cepat, bangun dan berdiri lah di depanku."Titah Tuan Malik dengan urat leher yang terlihat menonjol jelas saat ini di lehernya, bahkan urat keningnya juga menonjol dengan jelas, membuat Ela cepat-cepat  mendekat pada Tuan Malik.

Dan Ela tercekat, tubuh Ela kembali  menegang kaku bahkan mulut Ela sedikit terbuka saat ini, karena di saat Ela sudah berdiri dengan  jarak hanya sejengkal dengan Tuan Malik....

Tuan Malik... Tuan Malik langsung merangkum agak kasar dan kuat dagunya. Membuat  jantung Ela rasanya ingin meledak di dalam sana.  Ela menahan nafasnya juga kuat. Aroma segar sehabis menggosok gigi dari mulut Tuan Malik, menggelitik tanpa ampun perut Ela, dan tangan dingin plus lebar dan kekar milik Tuan  Malik yang basah seakan bisa menembus sampai ke tulang terdalam milik Ela. Terasa segar dan dingin, tapi terasa sakit juga karena tekanan rangkuman yang Tuan Malik lakukan  pada dagunya lumayan kuat dan kasar.

Ela juga tidak berani bernafas,  Ela menahan  nafasnya kuat, karena Ela takut, hembusan nafasnya akan menerpa wajah Tuan Malik. Karena jarak antara wajah keduanya saat ini, benar-benar sangat dekat.

"Kamu... ternyata  Ela anak Bu Desi....,"Ucap suara itu dengan nada yang terdengar sangat rendah dan berat, berhasil membuat Ela  tersentak kaget. Bahkan Ela juga reflek melangkah mundur, menjauh dari Tuan Malik.

Tuan Malik... Tuan Malik masih mengingatnya? Mengingat wajahnya? Ini tidak mungkin, Ela tidak sengaja  mendengar ucapan Ibunya dengan pembantu yang lain, 6 tahun tidak pernah balik ke kota dan negara ini, Tuan Malik bahkan melupakan wajah  pembantu  yang sudah mengasuhnya  sedari kecil hingga ia SMP.

Tapi, dirinya dan ibunya? Yang merupakan  pembantu di rumah ini juga. Masih di ingat sama Tuan Malik?

"Cepat, singkirkan apapun yang menanggal dalam resleting celanaku, terlambat 3 detik, aku bersumpah, tidak sampai 5 menit, kamu dan ibumu akan terdepak dari rumah ini tanpa bisa mendapatkan apa-apa. Bahkan semua barangmu akan ku ambil lalu ku buang, dan nenekmu yang sakit jantung di kampung, akan segera mati kalau tidak ada kiriman uang dari ibumu, Ramela Hanindya...."Ucap Tuan Malik dengan nada yang sangat tegas dan seriusnya. Dan tanpa menunggu jawaban atau sahutan dari Ela yang semakin kaget dan tidak percaya,  bahkan Tuan Malik masih ingat nama lengkapnya, tentang neneknya di kampung, dan sebagainya.

Tubuh Ela di paksa dengan kasar agar berlutut di depannya. Dan Ela dengan wajah pucat saat ini sudah berlutut di depan Tuan Malik. Tuan Malik yang ternyata sedang  menunduk dengan tatapan tajam dan dinginnya. Menatapnya sangat dalam membuat Ela rasanya mual dan ingin muntah tapi di tahannya sebisa mungkin.

"Cepat singkirkan benda sialan itu, Ela.... Cepat atau kamu akan menyesal....,"Bentak Tuan Malik tertahan.

Dan Ela tanpa berani berkata, mengulurkan  tangannya yang sangat gemetar untuk  melihat apa yang membuat  resleting celana levis yang digunakan Tuan Malik saat ini macet.

Dan Ela sudah menemukan dalang yang membuat ia berada dalam jarak dekat bahkan berkomunimasi dengan Tuan Malik, Tuan Malik yang ternyata  semakin menyeramkan hanya karena dua  benang  kecil ada yang nyangkut di sana, dan sumpah... Ela dengan tangan yang semakin gemetar hebat, mencoba menarik 2 benang itu,  tapi... susah sekali. Dan karena tidak tahan dengan posisinya dengan Tuan Malik.

Sekuat tenaga, Ela  mencoba menarik  dua benang itu, tapi....

"Ahhhhh...,"Desahan reflek keluar dari mulut Tuan Malik di saat tidak sengaja  Ela... Ela menyenggol agak kuat, pusat intim  milik Tuan Malik yang ternyata sedang menatapnya dalam dan tajam saat ini.

Dan Ela....

"Sa---- Maaf, Tuan. Sa... Saya tidak sengaja...."Ucapan terbata dan susah payah Ela harus terhenti di saat kembali, dagunya di rangkum dengan sangat kuat  dan kasar oleh Tuan Malik.

Tuan Malik yang saat ini menunduk.... menunduk mendekatkan wajahnya dengan wajah Ela yang sebisa mungkin ingin menghindar, tapi rangkuman Tuan Malik sangat kuat dan kasar sehingga Ela tidak bisa berkutik di buatnya, dan di saat hembusan  panas nafas segar Tuan Malik masuk dengan mulus ke dalam mulutnya, dengan wajah pucat pasih, kedua bibir bergetar hebat karena takut... Ela reflek memejamkan kedua matanya kuat karena wajahnya dengan wajah Tuan Malik yang semakin menunduk  hampir menempel saat ini.

Tapi, kedua mata Ela reflek terbuka dengan kasar dan cepat di saat Tuan Malik....

"Kenapa wajahmu sangat mirip dengan.... , ah sialan!"Ucap Tuan Malik dengan geraman tertahannnya.

Ela?

"Mirip? Saya mirip siapa?"Ela reflek bertanya, dan pertanyaan Ela membuat  Tuan Malik terlihat tersentak kaget. Bahkan sangat kaget.

Bahkan wajah laki-laki itu terlihat pucat pasih, melangkah mundur menjauhi Ela sambil mengusap wajahnya kasarnya....

Sial! Aku keceplosan. Sial! Umpat hati Malik geram dan  marah pada dirinya sendiri yang sudah keceplosan barusan....

Tbc

Lanjut dan ada yg kepo biar part tiga segera meluncur?

Maunya Ela ada hubungan masa lalu dengan Malik?

Maunya Malik kasar sama Ela karena dendam?

Mau nggak Malik udah punya istri trus istri Malik mirip wajah Ela?

Ela (Menikah Dengan Anak Majikan Ibuku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang