.maaf banyak typo
....
Malik melangkah hanya 7 langkah, masih ada jarak sekitar 2 meter dengan tempat Ela duduk meringkuk, membuat Ela menghembuskan nafasnya lega, dan Ela juga dengan tubuh yang entah kenapa lemas, bangkit dengan cepat dari dudukannya di atas lantai.
Dan kembali, tubuh Ela menegang kaku, dan hampir terududuk lagi di atas lantai di saat...
"Brengsek! Waktuku terbuang percuma, sekian menit lamanya gara-gara kamu, sialan!"Itu jelas suara dan ucapan milik Tuan Malik.
Tuan Malik yang menatap Ela dengan tatapan marahnya dan kedua matanya bahkan terlihat merah membara saat ini.
"Kemari cepat, bangun dan berdiri lah di depanku."Titah Tuan Malik dengan urat leher yang terlihat menonjol jelas saat ini di lehernya, bahkan urat keningnya juga menonjol dengan jelas, membuat Ela cepat-cepat mendekat pada Tuan Malik.
Dan Ela tercekat, tubuh Ela kembali menegang kaku bahkan mulut Ela sedikit terbuka saat ini, karena di saat Ela sudah berdiri dengan jarak hanya sejengkal dengan Tuan Malik....
Tuan Malik... Tuan Malik langsung merangkum agak kasar dan kuat dagunya. Membuat jantung Ela rasanya ingin meledak di dalam sana. Ela menahan nafasnya juga kuat. Aroma segar sehabis menggosok gigi dari mulut Tuan Malik, menggelitik tanpa ampun perut Ela, dan tangan dingin plus lebar dan kekar milik Tuan Malik yang basah seakan bisa menembus sampai ke tulang terdalam milik Ela. Terasa segar dan dingin, tapi terasa sakit juga karena tekanan rangkuman yang Tuan Malik lakukan pada dagunya lumayan kuat dan kasar.
Ela juga tidak berani bernafas, Ela menahan nafasnya kuat, karena Ela takut, hembusan nafasnya akan menerpa wajah Tuan Malik. Karena jarak antara wajah keduanya saat ini, benar-benar sangat dekat.
"Kamu... ternyata Ela anak Bu Desi....,"Ucap suara itu dengan nada yang terdengar sangat rendah dan berat, berhasil membuat Ela tersentak kaget. Bahkan Ela juga reflek melangkah mundur, menjauh dari Tuan Malik.
Tuan Malik... Tuan Malik masih mengingatnya? Mengingat wajahnya? Ini tidak mungkin, Ela tidak sengaja mendengar ucapan Ibunya dengan pembantu yang lain, 6 tahun tidak pernah balik ke kota dan negara ini, Tuan Malik bahkan melupakan wajah pembantu yang sudah mengasuhnya sedari kecil hingga ia SMP.
Tapi, dirinya dan ibunya? Yang merupakan pembantu di rumah ini juga. Masih di ingat sama Tuan Malik?
"Cepat, singkirkan apapun yang menanggal dalam resleting celanaku, terlambat 3 detik, aku bersumpah, tidak sampai 5 menit, kamu dan ibumu akan terdepak dari rumah ini tanpa bisa mendapatkan apa-apa. Bahkan semua barangmu akan ku ambil lalu ku buang, dan nenekmu yang sakit jantung di kampung, akan segera mati kalau tidak ada kiriman uang dari ibumu, Ramela Hanindya...."Ucap Tuan Malik dengan nada yang sangat tegas dan seriusnya. Dan tanpa menunggu jawaban atau sahutan dari Ela yang semakin kaget dan tidak percaya, bahkan Tuan Malik masih ingat nama lengkapnya, tentang neneknya di kampung, dan sebagainya.
Tubuh Ela di paksa dengan kasar agar berlutut di depannya. Dan Ela dengan wajah pucat saat ini sudah berlutut di depan Tuan Malik. Tuan Malik yang ternyata sedang menunduk dengan tatapan tajam dan dinginnya. Menatapnya sangat dalam membuat Ela rasanya mual dan ingin muntah tapi di tahannya sebisa mungkin.
"Cepat singkirkan benda sialan itu, Ela.... Cepat atau kamu akan menyesal....,"Bentak Tuan Malik tertahan.
Dan Ela tanpa berani berkata, mengulurkan tangannya yang sangat gemetar untuk melihat apa yang membuat resleting celana levis yang digunakan Tuan Malik saat ini macet.
Dan Ela sudah menemukan dalang yang membuat ia berada dalam jarak dekat bahkan berkomunimasi dengan Tuan Malik, Tuan Malik yang ternyata semakin menyeramkan hanya karena dua benang kecil ada yang nyangkut di sana, dan sumpah... Ela dengan tangan yang semakin gemetar hebat, mencoba menarik 2 benang itu, tapi... susah sekali. Dan karena tidak tahan dengan posisinya dengan Tuan Malik.
Sekuat tenaga, Ela mencoba menarik dua benang itu, tapi....
"Ahhhhh...,"Desahan reflek keluar dari mulut Tuan Malik di saat tidak sengaja Ela... Ela menyenggol agak kuat, pusat intim milik Tuan Malik yang ternyata sedang menatapnya dalam dan tajam saat ini.
Dan Ela....
"Sa---- Maaf, Tuan. Sa... Saya tidak sengaja...."Ucapan terbata dan susah payah Ela harus terhenti di saat kembali, dagunya di rangkum dengan sangat kuat dan kasar oleh Tuan Malik.
Tuan Malik yang saat ini menunduk.... menunduk mendekatkan wajahnya dengan wajah Ela yang sebisa mungkin ingin menghindar, tapi rangkuman Tuan Malik sangat kuat dan kasar sehingga Ela tidak bisa berkutik di buatnya, dan di saat hembusan panas nafas segar Tuan Malik masuk dengan mulus ke dalam mulutnya, dengan wajah pucat pasih, kedua bibir bergetar hebat karena takut... Ela reflek memejamkan kedua matanya kuat karena wajahnya dengan wajah Tuan Malik yang semakin menunduk hampir menempel saat ini.
Tapi, kedua mata Ela reflek terbuka dengan kasar dan cepat di saat Tuan Malik....
"Kenapa wajahmu sangat mirip dengan.... , ah sialan!"Ucap Tuan Malik dengan geraman tertahannnya.
Ela?
"Mirip? Saya mirip siapa?"Ela reflek bertanya, dan pertanyaan Ela membuat Tuan Malik terlihat tersentak kaget. Bahkan sangat kaget.
Bahkan wajah laki-laki itu terlihat pucat pasih, melangkah mundur menjauhi Ela sambil mengusap wajahnya kasarnya....
Sial! Aku keceplosan. Sial! Umpat hati Malik geram dan marah pada dirinya sendiri yang sudah keceplosan barusan....
Tbc
Lanjut dan ada yg kepo biar part tiga segera meluncur?
Maunya Ela ada hubungan masa lalu dengan Malik?
Maunya Malik kasar sama Ela karena dendam?
Mau nggak Malik udah punya istri trus istri Malik mirip wajah Ela?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ela (Menikah Dengan Anak Majikan Ibuku)
Romantik"Jangan besar kepala, aku mengajakmu tidur bersama di ranjangku, agar para warga sialan itu tidak salah paham, dan anggap aku laki-laki bejat, dan batal menjual lahannya padaku." "Sadar diri, Ela... Kita menikah bukan mauku, kita menikah karena war...