....
.....
Happy readMaaf banyak typo
Malik dan Ela akan terbang sore nanti menggunakan jet pribadi. Sebenarnya terbang siang, tapi Malik dan juga Dani papanya ada urusan penting yang harus di lakukan dari pagi sampai siang di kantor. Sehingga jadwal terbang siang ke sana, di tunda menjadi sore.
Sedangkan Ela yang pemalu, perasa, walau sudah Nyonya Citra dan Tuan Dani suruh istrahat dan tidak membersihkan serta menyiram bunga dan tumbuhan yang ada di kebun, tetap Ela lakukan.
Toh, semua bajunya dan juga 3 papan vitamin serta hp noki* senter beserta casnya sudah ibunya masukan juga ke dalam ransel ukuran sedangnya sehingga saat ini dengan santai, Ela sedang menyiram dengan hati-hati bunga matahari milik Nyonya Citra yang sedang tumbuh besar dan berbuah saat ini.
Tapi, kegiatan Ela yang sedang menyiram, harus terhenti di saat...
"Pantas bunga-bunga yang ada di taman ini cepat hidup dan tumbuh. Terlihat segar-segar juga. Kamu memperlakukan tanaman-tanaman itu dengan tulus dan hati-hati,"
"Tidak salah ya, anakku Malik mengajak kamu untuk ikut dengannya, kamu jadi pelayan anakku di sana. Kamu orang yang tepat, dan yang paling penting, kamu terlihat nggak kegatalan dan silau dengan apa yang anakku Malik miliki."
"Bisa kamu simpan dulu pekerjaannu, nanti akan di selesaikan oleh, Nunung..."
"Ikutlah aku, Ela. Ada hal yang ingin aku berikan dan kasih tahu kamu sebelum kamu dengan anakku Malik dan Pak Amran pergi sore nanti..."Ucap Nyonya Citra tegas. Dan perempuan cantik itu, tanpa menunggu balasan atau sahutan dari Ela. Dengan wajah angkuh, dan seriusnya sudah berjalan meninggalkan Ela.
Ela yang mau tidak mau, mengikuti langkah Nyonya Citra dengan jantung yang rasanya ingin meledak di dalam sana.
Ela... Ela tiba-tiba merasa tidak enak dan sangat takut saat ini.
*****
Ela bingung, kenapa ia di suruh duduk di kursi ini, kursi mahal dan empuk yang baru pertama kali Ela duduki selama ia hidup 20 tahun di dunia ini, dan yang membuat Ela tidak enak juga. Ia yang duduk, sedangkan Nyonya Citra berdiri tepat di samping kirimya. Membuat Ela sumpah, merasa sangat-sangat tidak enak dan tidak nyaman.
"Anakku Malik sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit, dia harus suntik vitamin dulu. Kota yang akan kalian datangi sangat dingin...."
"Jadi, kamu juga harus suntik vitamin, takutnya kamu tidak tahan dingin di sama. Dan supaya aman, kamu harus suntik juga, biar kekebalan tubuhmu kuat dan kamu bisa melayani anakku Malik dengan baik juga di sana..."
"Turunkan rok yang kamu pakai, kamu harus segera di suntik...."
"Maaf, Nyonya Citra. Bisa kah, apa yang ingin anda lakukan pada anak saya di tunda sebentar? Saya baru mendapat pesan dari, Tuan Malik. Pesan tuan Malik, pesan yang ia kirim harus di sampaikan secara rahasia pada anda. Sudah Tuan Malik hubungi anda, tapi tidak anda angkat Nyonya Citra..."Ucap suara itu dengan nada tegas dan raut wajah yang sangat serius. Membuat Ela maupun Nyonya Citra sontak menatap keasal suara yang ada di ambang pintu sana....
"Ibu..."Ucap Ela pelan. Mendapat anggulan pelan dari ibunya yang sudah melangkah mendekati Ela dan juga Nyonya Citra.
"Keluar lah sebentar. Ibu harus menyampaikan pesan Tuan Malik..."
"Keluar cepat, Ela. Mungkin pesan itu sangat penting untuk anakku, dan sialnya, ponselku ada di kamarku saat ini,"Itu suara tegas milik Nyonya Citra membuat Ela bangun dengan cepat dan berlari terbirit-birit keluar dari salah satu kamar tamu yang ada di lantai satu rumah ini.
Sisa hanya Arum dan Citra saat ini yang sedang saling menatap satu sama lain dengan tatapan penuh arti. Arum lah yang menatap Citra dengan tatapan penuh arti, sedangkan di tempatnya, Citra terlihat sangat penasaran.
"Segera katakan, apa isi pesan dari anakku, Malik..."
"Maaf, saya bohong. Tidak ada pesan dari, Tuan Malik..."Ucap Arum dengan nada tegarnya, tatapannya ada pada tangan kanan Citra yang memegang suntikan, dan juga tatapan Arum berada pada meja yang ada di depan kuri tempat duduk anaknya. Menatap pada botol kecil yang berisi cairan...cairan Kb. Arum tidak bodoh untuk tidak bisa mengenalinya, obat apa yang ada di atas meja saat ini.
"Kamu... Kamu kurang ajar..."
"Terserah anda mau mencaci atau memukul saya. Tidak ada seorang ibupun di dunia ini yang mau anaknya kenapa-napa..."Potong Arum cepat ucapan penuh amarah Citra. Citra yang wajahnya terlihat merah padam saat ini.
Tapi, melihat nafasnya yang sudah tidak setersengal seperti 10 detik yang lalu, detik ini Citra sudah terlihat tenang, artinya Citra sudah bisa mengendalikan dirinya. Dan Citra menatap Arum dengan tatapan yang super-super serius dengan Arum yang terlihat tidao gentar di depannya saat ini.
"Kamu tidak mau kan, anakmu yang masih kecil itu hamil lagi?"Tanya Citra dengan wajah yang super-super dingin. Dan kedua tangan Citra terlihat mengepal erat dan suntikan yang ada di tangan kanannya, sudah Citra lepaskan begitu saja melihat reaksi Arum saat ini. Arum di depannya terlihat sedang tersenyum saat ini. Arum tersenyum ejek pada dirinya. Kurang ajar!
"Artinya, anak Nyonya masih bejat. Apa iya, Tuan Malik menodai anak saya, selain karena mabuk, mungkin anak saya sudah di incar sebelumnya, dan Nyonya saja tidak percaya dengan anak Nyonya, apalagi saya. Batalkan saja anak saya untuk ikut anak Nyonya. Suruh saja Shasa saja yang pergi dengan Tuan Malik..."
"Dan saya tidak mau, anak saya di suntik Kb 3 bulan. Hal itu bisa mengeringkan rahim anak saya..."
"Diam sialan!!! Kamu tidak mau kan, anakmu hamil lagi, melahirkan anak, lalu anaknya atau cucumu aku ambil untuk aku dan suamiku bunuh..."Ucap Citra dengan geraman tertahannya. Dan Citra tersenyum puas melihat raut kaget dan wajah pucat pasih Arum di depannya saat ini.
"Jadi,... jadi cucu saya... cucu saya sudah anda bunuh..."
"Ya!!! Sudah aku bunuh. Jejak kesalahan yang dilakukan anakku Malik semuanya harus musnah, Arum..."
"Sama satu lagi, Arum.... Bukan hanya kasta sosial yang buat aku tidak sudi anakku Malik menikahi anakmu. Selain kasta sosial yang beda, aku tidak mau anakku Malik bernasib sial seperti Om nya. Hanya karena menikahi rakyat jelata seperti kamu, Om Malik jadi meninggal. Karena kamu juga, bahkan suamiku kecelakaan dan hilang ingatannya bangsat karena ingin menjunjungi adiknya 18 tahun yang lalu yang sakit dan pada akhirnya meninggal. Kamu bangsat dan pembawa sial. Pasti anakmu Ela juga pembawa sial. Aku jijik dan sangat mengutuk, kenapa Malik harus bersepupu dengan anak sialanmu itu!!!"
Tbc
Lanjut dan ada yg kepo?
Satu kata untuk Mama Malik apa?
Mau anak Ela dan Malik udah mati?
Anak Ela dan Malik masih hidup aja?
Malik dan Ela sepupu yesss😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Ela (Menikah Dengan Anak Majikan Ibuku)
Roman d'amour"Jangan besar kepala, aku mengajakmu tidur bersama di ranjangku, agar para warga sialan itu tidak salah paham, dan anggap aku laki-laki bejat, dan batal menjual lahannya padaku." "Sadar diri, Ela... Kita menikah bukan mauku, kita menikah karena war...