27.

8.6K 570 44
                                    

.......
.......

..
Maaf banyak typo

Dani menghembuskan nafasnya lega, untung saja istrinya percaya kalau ia sedang ada di Malasya saat ini, padahal nyatanya Dani sedang ada di Singpura untuk menemui orang penting yang ingin Dani temui sejak 1 tahun yang lalu, tapi baru kesampaian dan ada waktu saat ini, dan juga tidak ada istrinya di sampingnya.

"Sepertinya kedatangan anda di rahasiakan dari istri anda?"

Ucapan di atas membuat tatapan Dani yang fokus pada ponselnya karena sedang mengirim kata cinta dan sayang untuk istrinya segera teralih pada dokter botak dan berkacamata di depannya saat ini.

"Ya, Dok. Dia tidak tahu dan bahkan saya membohonginya, seperti yang dokter dengar beberapa saat yang lalu,"Ucap Dani dengan raut wajah muramnya, dan chat untuk istrinya sudah Dani kirim.

Dani juga dengan cepat mematikan data ponselnya, agar ia tidak membalas chat istrinya dulu, dan melihat chatnya yang centang 1, istrinya akan anggap ia sibuk dan sedang bekerja.

Dan Dani juga sudah memasukan ponsel ke dalam saku celananya, dan menatap fokus pada dokter Kizura di depannya, orang Jepang tapi sudah tinggal lama di Singapura karena istrinya orang Singapura. Dokter yang suka mencari-cari hal baru, dan diam-diam suka meneliti hal-hal besar, dan setelah ia menemukan penemuan hebatnya, maka dengan anonim, Dokter Kizura akan memublikasikan hasil temuannya di seluruh publik bahkan di seluruh dunia.

"Ya... Saya ada kabar baik untuk kamu, apa yang kamu tanyakan tahun lalu lewat email, sudah saya dan teman saya temukan..."Ucap Dokter Kizura dengan raut wajah yang sangat serius.

Membuat bahu Dani yang lemas, seketika naik, dan kedua mata Dani terlihat berpancar semangat.

"Jadi... anda bisa..."

"Ya, bisa. Tapi, alat ini atau teknologi yang di rancang olehku dan temanku belum terjamah. Belum pernah ada yang pernah mencoba memakainya. 50% tingkat berhasil, 50% tingkat kegagalannya. Kalau alat ini berhasil, bahkan ingatan tentang masa kecilnya di saat anakmu Malik baru umur 2 tahun pun akan Malik ingat, apalagi ingatan tentang 6 tahun yang lalu yang sudah kamu hapus dengan istrimu. Tapi, buruknya. Apabila alat ini gagal, ingatan anakmu semuanya akan hilang, dan ia akan seperti bayi yang baru lahir di dunia ini, hanya itu dampak buruknya. Tidak ada yang lain."

"Bagaimana? Anda mau, Pak Dani?"

******

Untung tamparan yang Ela dapatkan tidak sekuat tamparan yang Ela dapatkan di saat ada di rumah Fian.

Tadi pipinya memang memerah, tapi saat ini, di dalam kamar mandi besar dan mewah yang ada dalam hotel ini, pipinya sudah tidak memerah lagi setelah Ela mengguyurnya dengan air dingin yang langsung mengalir dari kran.

3 jam yang lalu di rumah Bu Winda, Ela lagi lagi tidak berdaya. Dan sangat lemah. Setelah menampar pipinya, tuan malik langsung beranjak meninggalkannya.

Dan di saat mereka pulang, Tuan Malik... membuat Ela muak. Membuat ela ingin kabur dan tidak ingin dan sudi melihat wajah Tuan Malik lagi.

Laki-laki itu, seakan tidak ada apa-apa yang terjadi antara dirinya. Menitah Ela agar Ela memijat kepala sialannya itu yang sering sakit, menyuruh Ela mengelus keningnya karena kedua matanya terasa sangat berat, dan entah apa maksudnya? Dengan kedua mata yang terpejam erat, Tuan Malik sialan mengecup-ngecup perut ratanya.

Membuat Ela muak. Sugguh sangat muak...

Brak Brak Brak

Gedoran pada pintu kamar mandi, membuat Ela tersentak kaget, dan Ela dengan cepat-cepat, menghapus air mata yang sudah mengalir di sudut matanya.

"Tetap lah kuat dan bertahan, Ela. Tetap lah kuat dan bertahan. Jangan nangis. Jangan cengeng."Bisik ela dengan geraman tertahannya pada dirinya sendiri.

Dan Ela saat ini sudah ada tepat di depan pintu yang sudah berhenti di gedor oleh orang dari luar. Siapa lagi orang itu, kalau bukan Tuan Malik.

Dan dengan tangan gemetar, menahan nafasnya kuat. Ela membuka pintu itu...

Tapi...

"Mana Tuan Malik?"Ucap Ela pelan.

Tidak ada Tuan Malik yang berdiri di depannya, membuat Ela cepat-cepat keluar dari kamar mandi, dan ternyata Tuan Malik... Tuan Malik sedang duduk di atas kursi singel, yang menghadap pantai di depan sana, kursi singel yang ada di balkon kamar ini...

"Bawakan minumanku yang ada di atas nakas, Ela..."Ucap Tuan Malik yang beradu dengan suara hembusan angin yang masuk bebas pada pintu yang terbuka lebar di depan sana.

Dan sekali lagi, karena Ela sudah tahu sifat Tuan Malik yang kasar, tidak sabaran, dan pemarah, membuat Ela cepat-cepat ambil teh hangat yang ada dalam cangkir kecil di atas nakas samping kanan tempat tidur.

Dan Ela... Ela sudah berdiri tepat di depan Tuan Malik saat ini, Tuan Malik yang menatap Ela dengan tatapan dalamnya, dan meraih tanpa kata cangkir yang ada di tangan Ela lalu meletkkannya di atas meja yang ada di samping kursi tempat duduknya.

Dan di saat Ela ingin kembali masuk ke dalam... Urung di saat dalam waktu seperkian detik.

Brak

tubuh Ela sudah jatuh ke dalam pelukan Tuan Malik karena di tarik oleh Tuan Malik sendiri dan bahkan Ela....

"Ahhrrrg,"Jerit Ela spontan, merasa sakit sekaligus geli, karena daun telinganya di gigit agak kuat oleh Tuan Malik.

Yang wajahnya terlihat memerah saat ini dengan tatapan berkabutnya. Dan juga, perlahan tapi pasti, ujung lidah basah dan terlihat merah milik Malik karena barusan di gigit oleh laki-laki itu sendiri, terlihat menari-nari di atas daun telinga Ela.. sambil berbisik...

"Aku... Aku mau kamu, Sayang."

"Aku mau ada dalam tubuh kamu dan mengicip rasa kamu...."

Tbc

Lanjut dn ada yg kepo?

Satu kata untuk Malik apa?

Satu kat untuk Dani apa?

Maunya papa Malik setuju dan mengiyakan ucapan Dokter?

Ela (Menikah Dengan Anak Majikan Ibuku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang