Maaf banyak typo
Mendengar ucapan Nyonya Citra, air mata sakit hati dan sedih seketika meluncur mulus membasahi kedua pipi Arum.
Mengapa Nyonya Citra dengan mudah mengatakan agar ia melupakan hal itu?
Hal menjijikkan sekaligus hal yang sangat menyakitkan untuk Arum sebagai seorang ibu, dan hal yang sangat-sangat mengenaskan untuk anaknya Ela.
Sekali lagi, Citra menyuruh dirinya melupakan hal itu dengan mudah?
Demi Tuhan, melihat bagaimana Tuan Malik laknat menggarap habis anaknya yang masih umur sangat muda 6 tahun yang lalu, sampai saat ini, bahkan hingga detik ini, bayangan itu masih berputar dalam otaknya, membuat Arum kadang menangis sendiri dan merasa menyasal melihatnya. Menyesal kenapa ia bisa bekerja di rumah ini 10 tahun yang lalu, menyesal kenapa ia tidak membawa serta anaknya Ela pulang kampung untuk melihat Bapaknya yang kritis 6 tahun yang lalu.
"Sekali lagi, aku katakan padamu, Arum. Lupakan lah hal itu, jangan pancing anakku Malik maupun Ela anakmu untuk mengingat hal itu, lupakan lah." Ucap Citra dengan geraman tertahannya.
Membuat lamunan panjang Arum buyar, tapi Arum bagai orang bisu, tidak membalas ucapan kejam Citra barusan.
Citra kejam! Bahkan Citra sangat-sangat kejam.
Bagaimana bisa, dengan tega, Citra yang merupakan seorang perempuan mengatakan agar ia melupakan saja hal laknat yang menimpa anaknya 6 tahun yang lalu oleh Tuan Malik laknat.
Masa depan anaknya hancur. Bahkan anaknya Ela harus putus sekolah karena kejadian laknat 6 tahun yang lalu.
Arum trauma, Arum tidak bisa membiarkan anaknya Ela sendirian dan jauh darinya. Arum tidak bisa, karena ia meninggalkan anaknya untuk ke kampung selama 3 hari, dan setelah Arum pulang dari kampung, Arum lah yang memergoki Tuan Malik laknat yang sudah ia urusi dan layani segala kebutuhannya, makanannya, semuanya, dalam keadaan mabuk sedang memperk*o*a anaknya. Mungkin, andai Arum tidak datang saat itu, pasti Tuan Malik laknat masih menyiksa dan menghancurkan anaknya Ela.
"6 tahun yang lalu, salah kamu sendiri, Arum. Kamu sok-sok menolak uang pertanggung jawaban yang aku kasih, uang itu bisa kamu gunakan untuk hidupmu dan anakmu, untuk operasi kembali keperawanan anakmu juga."
"Kamu sendiri yang membuat hidupmu menderita. Kamu menolak uang pemberianku dan suamiku yang bahkan nominalnya sangat banyak, sampai kamu mati, aku yakin, uang itu tidak akan habis...."
"Anak saya bukan pelacur! Anak saya bukan pelacur Nyonya Citra. Hanya pelacur yang menerima uang setelah kehormatannnya di renggut!"Ucap Arum tajam memotong ucapan Citra yang terlihat membeku kaku di depannya saat ini.
Bahkan Citra, mama Malik terlihat menarik nafas panjang lalu di hembuskan dengan perlahan oleh perempuan itu.
"Aku tahu, aku sangat tahu, Arum. "Ucap Citra pelan.
"Terima saja nasib kalian, ini sudah garis takdir, kalian saja yang sok suci. Malik tidak sengaja menodai anakmu itu sudah garis takdir. Anakku Malik mabuk."
"Andai dia sadar, dia nggak akan sudi sentuh anak kamu. Dia nggak akan sudi. "
"Kamu mengusik lagi tentang kesalahan yang tidak sengaja anakku lakukan pada anakmu 6 tahun yang lalu, sampai anak aku ingat tentang kesalahan yang sudah aku paksa hapus dari ingatannya..."
"Aku tidak main-main, Arum. Kamu akan menyesal. Kalau kamu berani mengungkit hal itu. Dan andai aku adalah manusia kejam dengan suamiku, dan andai aku mau. Dengan uang aku bisa membalikkan semuanya. Ela anakmu lah yang kegatalan, dan menjebak anakku sehingga anakku tidak sengaja menidurinya 6 tahun yang lalu. Anakmu kegatalan karena anakku Malik adalah pewaris tinggal, dan setelah itu, dengan uangku, kamu dan anakmu bisa membusuk di penjara..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ela (Menikah Dengan Anak Majikan Ibuku)
Romance"Jangan besar kepala, aku mengajakmu tidur bersama di ranjangku, agar para warga sialan itu tidak salah paham, dan anggap aku laki-laki bejat, dan batal menjual lahannya padaku." "Sadar diri, Ela... Kita menikah bukan mauku, kita menikah karena war...