....
.....
....
.....
....Ela sedikitpun tidak berani menatap kearah istri Pak Kades yang duduk tepat di samping kanannya saat ini. Setia menemani dirinya sejak 15 menit yang lalu di dalam kamarnya.
Kamar yang menjadi tempat, Bik Mini yang menangkap basah dirinya dengan Tuan Malik yang ingin mandi bersama dengan posisi yang intim, dan yang paling penting, Bik Mini salah paham.
Bukan hanya Bik Mini, tapi semua orang yang ada dalam rumah ini, yang turut hadir di acara dadakan di tengah malam ini di saat jarum jam ada pada angka 2 pagi. Semuanya salah paham.
Tapi, keadaannya dengan Tuan Malik dan posisi keduanya yang sangat intim, membuat semua orang, terlebih Mbak Mini tidak percaya ucapan Ela, dan tidak boleh laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri masuk ke dalam satu kamar mandi, apalagi untuk mandi bersama. Itu dosa besar dan bisa mendatangkan bala dan bencana di desa ini.
"Saya awalnya ragu kalau kamu adalah pembantu, Pak Malik. Habis kamu diperlakukan istimewa. Dia mengenalkan kamu pada kami sebagai pembantunya, tapi aneh... kamu tidak di suruh kerja, malah Pak Malik memesan pembantu untuk mengurus dan memasak di rumah ini, di panggil lah Buk Mini dan Buk Rahma...."
"Ternyata ada udang di balik batu, kamu adalah maaf, simpanan atau pelacur Tuan Malik? Iyah kah?"Ucap Bu Kades dengan raut wajah tenangnya pada Ela yang wajahnya semakin pucat pasih mendengar ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut Bu Kades.
Jelas, walau dengan lemah dan kaku. Ela menggelengkan kepalanya kuat, menolak ucapan Bu Kades yang mengatakan dia adalah simpanan atau pelacur Tuan Malik.
"Demi Tuhan, saya benar-benar pembantu, Tuan Malik. Saya bukan seperti yang Bu Kades...."
"Maaf, bukannya julid. Mana ada maling yang mau ngaku."
"Saya nggak jengkel, saya nggak jijik sama kamu, Ela. Saya malah senang. Kamu sebagai wanita walau di nikahi secara agama dulu, enggak terlalu rugi dan nimbun dosa karena zina..."
"Semoga kamu beruntung, dari gadis tidak benar, bisa menjadi istri yang baik dan di cintai oleh Tuanmu nantinya. Tuanmu atau Pak Malik terlihat baik. Suka sekali memberi anak-anak di sekitar rumah ini uang di setiap pagi sebelum beliau berangkat kerja..."
"Asli sih, kisah kamu so sweet banget. Dari pelacur di nikahi oleh orang kaya kayak Tuan Malik walau karena di grebek. Biasanya tidak ada yang kebetulan. Pasti ini sudah takdir dari, Tuhan...."
"Oh, saya juga suka baca novel, gitu... tentang hamil di luar nikah, affair kakak ipar dengan adik ipar, terus nikah paksa trus ujung-ujungnya jatuh cinta, uhhh sangat suka pokokknya. Gemas aja, biasanya cowok yang jual mahal. Tapi, ya, Ela. Ada loh di kampung ini, suaminya nikah lagi diam-diam, istrinya jadi gila. Entah apa kurang istrinya, istrinya cantik bagai poreselin, tapi walau gila, tuh suami bangsatnya sepertinya tetap make tubuh istrinya, walau gila dia tetap hamil dan melahirkan anak-anak yang bagai pinang di belah dua dengan suaminya... "
Ucapan dengan kedua mata berbinar Buk Kades terhenti di saat ada seseorang yang barusan membuka pintu kamar Ela. Membuat Ela yang menunduk dan Buk Kades yang menatap antusias Ela beberapa detik yang lalu, kini sudah menatap keasal suara.
"Bu Mini...."Sapa Bu Kades dengan senyum.
Sedangkan Ela malu dan takut untuk menatap kearah Bu Mini saat ini karena posisinya yang sangat tidak pantas dengan Tuan Malik, terus ada bekas gigitan Tuan Malik juga di lehernya, membuat Ela maupun Tuan Malik semakin tersudut dan tidak bisa mengelak. Ela malu sama Bu Mini.
Dan Ela semakin mendudukan kepalanya dalam di saat Bu Mini yang ada di ambang pintu, kini sudah berdiri tepat di depan Ela.
"Ini... ambil lah kalungmu, Nak Ela..."Ucap Bu Mini dengan nada hangat dan lembutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ela (Menikah Dengan Anak Majikan Ibuku)
Romans"Jangan besar kepala, aku mengajakmu tidur bersama di ranjangku, agar para warga sialan itu tidak salah paham, dan anggap aku laki-laki bejat, dan batal menjual lahannya padaku." "Sadar diri, Ela... Kita menikah bukan mauku, kita menikah karena war...